pt. 9

2.8K 301 2
                                    

Keesokan harinya Cilla pergi ke sekolah sebagaimana biasanya diantar oleh Luhan. Sebelum beranjak turun dari mobil Cilla mencium pipi Luhan berpamitan. Tidak lupa Cilla melambaikan tangannya begitu mobil Luhan bergerak pergi meninggalkan sekolah bergabung bersama banyaknya kendaraan di jalanan.

Berjalan di koridor yang sedikit ramai membuat Cilla berhati-hati agar tidak menabrak seseorang. Cilla sempat bertegur sapa dengan Guan Lin saat melewati koridor kelas 11 jurusan Mipa. Wajah Guan Lin sedikit memerah kala bertegur sapa dengan Cilla, 'Mungkin Guan lagi flu, ntar minta Gege antarin sup hangat.' batin Cilla perhatian.

Sesampainya dikelas, suasana kelas cukup sepi hanya ada beberapa anak yang duduk bercerita di tempat duduk masing-masing kecuali Pita yang sibuk sendiri dengan handphonenya. Sesekali handphone ditangannya Pita dekatkan pada telinga, sepertinya sedang menghubungi seseorang.

Cilla berjalan mengendap-endap bermaksud ingin mengagetkan Pita. "Dorr!" Seru Cilla sambil menepuk pundak Pita.

Pita yang kaget refleks berkata dengan nada sedikit membentak "Eh ayam eh monyet! Siapa sih?"

"Peace Ta," Cilla memunculkan kepalanya dengan jari telunjuk dan tengahnya terangkat tidak lupa senyum tanpa dosanya.

"Nih orangnya datang juga, gue khawatir tau gak? Gue kira lo udah di apa-apain sama tuh Om-om kemarin! Mana gak ngabarin kabarnya gimana. Chat gue juga gak ada yang dibalas, di telepon juga gak diangkat. Mau lo apa sih La? Gu-gue takut lo kenapa-napa.. ihh." Belum apa-apa Cilla sudah mendapat siraman rohani sepagi ini dengan Pita yang berperan menggantikan peran Mamah Dedeh. Bedanya sekarang Pita berceramah dengan mata berkaca-kaca.

"Ehh-eh Ta, Gak perlu nangis juga kali. Gue baik kok." Cilla memeluk Pita menenangkan. Cilla paham, Pita khawatir dengan keadaannya kemarin. Walau memang Pita kadang suka terbawa perasaan untuk hal-hal yang seharusnya tidak melibatkan perasaan tapi setidaknya Pita menunjukkan kepeduliannya pada Cilla.

Setelah Pita sedikit tenang, Cilla mengajaknya duduk. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kemarin. Tentu tidak semua yang Cilla ceritakan benar, ada sedikit kebohongan untuk menutupi perilaku bastard Yixing. Entah apa gunanya Cilla menutupi itu. Tapi hatinya meminta ia untuk tidak memberitahu kebenaran yang sebenarnya. Masih pagi dan Cilla sudah memulai dengan satu kebohongan yang dipikirkannya adalah hal kecil.

Berbohong bahwa dirinya dan Yixing sedang berpacaran jadi wajar-wajar saja jika mereka berciuman. Awalnya Pita meragu dengan apa yang diceritakan Cilla. Namun kemudian Pita menganggukan kepalanya mengerti, memilih percaya dengan apa yang dikatakan Cilla.

Sewaktu Pita ingin kembali mengajukan pertanyaan pada Cilla, bel berbunyi disusul dengan masuknya Pak Ruslan, guru paling kalem se-Sma kedalam kelas.

Sesuai rencana pagi tadi, Cilla kini duduk pada salah satu bangku panjang yang terletak di pinggir lapangan basket. Meninggalkan Pita yang sedang makan di kantin. Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan Pita padanya.

Beberapa meter didepannya Chanwoo sedang berlari sambil men-dribble bola menuju ring. Cowok itu kemudian men-shoot masuk bola berwarna oranye tepat pada ring, membuat semua cewek yang ada di pinggir lapangan meneriaki namanya.

Ada rasa tidak nyaman setiap kali mendengar sorak-sorai anak perempuan yang tertuju pada Chanwoo. Namun apa daya, Cilla hanya satu dari sekian banyak cewek yang sudah hampir satu tahun tidak pernah absen duduk di pinggir lapangan saat siaran makan siang sekolah mengumumkan jika Bintang Sma Hattabrata sedang bermain di lapangan basket.

Selain hobi mengoleksi album dan foto para oppa Korea, Cilla juga memiliki hobi lain yaitu mengoleksi foto-foto Chanwoo. Diam-diam kamera handphone Cilla menangkap gambar Chanwoo yang sedang menyingkirkan keringat di dahinya dengan punggung tangan. Dengan seragam yang basah akan keringat membuat Chanwoo terlihat kucel namun tetap tampan di mata Cilla. Segera Cilla mengganti wallpaper handphone-nya dengan foto Chanwoo. Terkesan fanatik memang, tapi merupakan kesenangan tersendiri bagi Cilla.

Excuse Me? || Zhang YixingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang