Sampai saat Nadi berteriak, "YIXING! A-Apa yang coba kamu lakukan?" menarik kembali kesadaran Cilla yang tadi pergi sepersekian detik entah kemana. Refleks Cilla menjauhkan diri dari Yixing dan hanya sepersekian detik waktu yang dibutuhkan untuk tangan dengan kuku jari lentik itu mendarat pada pipi mulus Yixing.
Mata Cilla berkaca-kaca karena merasa terhina, bagaimana bisa Yixing si orang asing dengan julukan 'Om-om gila mesum' itu menciumnya? Bahkan ini baru pertemuan kedua mereka. Rasanya tamparan tidak akan cukup membalas apa yang telah Yixing perbuat pada Cilla.
Pantas saja perasaan Cilla ketika memasuki restoran sudah tidak enak, dan benar saja ia ketiban sial sekarang. Cilla marah, tapi malu untuk mengungkapkan kemarahannya dengan berteriak-teriak seperti Nadi tadi.
Bekas jari yang membekas pada pipi Yixing tidak membuat Cilla merasa bersalah sama sekali. Malah Cilla menambah satu lagi bekas tamparan pada pipi lainnya. Yixing hanya diam dengan wajah datar menatap Cilla. Tanpa komentar, tanpa ekspresi. Itu membuat emosi dan keinginan Cilla untuk menjambak rambut Yixing naik.
Sebelum Cilla merealisasikan niatnya, Yixing menarik tangan Cilla meninggalkan restoran menuju basement tempat mobilnya terparkir. Cilla terus memberontak berusaha melepaskan diri dari Yixing, tapi apa daya Yixing lebih kuat dari Cilla. Walau Cilla berteriak orang-orang pasti akan mengira mereka sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
Yixing mendudukkan Cilla di kursi penumpang samping kemudi dan tidak lupa memasangkan seat-belt, Cilla yang memang kebiasaannya tidak pernah mau menggunakan seat-belt menepis kasar tangan Yixing. 'Buat apa ia berbaik hati pada orang yang sudah kurang ajar padanya' begitulah kira-kira isi batin Cilla.
Cilla tidak tahu kemana Yixing akan membawanya. Jalanan yang mereka lewati dipenuhi gedung-gedung perkantoran dan pencakar langit. Cilla bergerak tidak nyaman di tempat duduknya. Cilla ingin menangis sekarang. Ingin rasanya Cilla menjambak rambut hitam Yixing serta berteriak bertanya mengapa harus dirinya yang Yixing perlakukan seperti itu. Suasana dalam mobil yang hening menambah keinginan Cilla untuk menangis. Yixing tidak mencoba membuka percakapan karena tahu Cilla sedang sensitif dan dalam keadaan "Senggol bacok" mode on.
Begitu mobil Yixing berhenti di basement kantor Luhan, meledaklah tangis Cilla. Yixing yang melihat Cilla menangis ikutan panik. Yixing tidak tahu harus berbuat apa. Belum lagi suara Cilla yang memekakkan telinga membuat kadar kepanikan Yixing meningkat.
Sedatar-datarnya Yixing, ia masih peduli dengan orang lain. Berbeda dengan Sehun teman se-geng-nya yang memang benar-benar acuh tak acuh terhadap keadaan.
Entah dorongan dari mana, Yixing mendekat memeluk Cilla masih dengan posisi mereka di dalam mobil. Menepuk-nepuk punggung Cilla pelan menenangkan.
Cilla yang kaget mendapat perlakuan seperti itu, hanya diam menerima. Disela-sela tangisnya, Cilla menyadari jantung berdetak dengan frekuensi abnormal. Perlahan tangis Cilla mereda. Yixing melepaskan pelukannya dan menyodorkan tisu pada Cilla tanpa mengatakan apa-apa. Yixing membantu Cilla membersihkan bekas air matanya dalam diam.
Cilla seperti belajar bagaimana menjadi bisu jika berada di dekat Yixing. Selalu tanpa suara. Mungkin diam adalah kata yang paling diinginkan mereka berdua saat ini, entah siapa yang tahu apa keinginan hati paling dalam keduanya.
-------
Mari tinggalkan jejak 🐾
KAMU SEDANG MEMBACA
Excuse Me? || Zhang Yixing
Random"Sorry Om. Gak sengaja" Cilla nyengir meminta maaf pada Yixing si Om-om yang tidak sengaja ditabraknya. Dilihat dari penampilannya, setelan jas mahal, jam tangan mahal serta sepatu yang mengkilap diterpa sinar matahari siang, 'pasti holkay, lah ngap...