pt. 14

824 77 7
                                    

Memilih menggunakan T-shirt putih bertuliskan Calvin Klein jeans dengan bawahan rok hitam di atas lutut, rupanya merupakan pilihan bijak bagi Cilla. Dirinya dan Yixing tampak serasi seperti couple pada umumnya.

Tidak lupa sneakers putih dengan gradasi abu membungkus kaki, sudah melengkapi penampilan Cilla saat ini.

Just being crazy batin Cilla menyemangati dirinya. Ingin rasanya ia membatalkan acara jalan-jalan mereka. Namun, Cilla tidak cukup kejam untuk melakukanya. Melihat Yixing rela datang sejauh ini hanya untuk menjemputnya sudah menjadi alasan kuat Cilla untuk bersemangat. Lagipula ia hanya akan berakting bukannya di suruh mengangkat beras sekarung. Itu tidak terlalu berat untuk dilakukan.

Selesai memoleskan lip gloss pada bibir, Cilla berjalan keluar dengan hanya membawa handphone serta kartu kredit yang menempel di back case handphone. Tidak ada tas, tidak pula dompet.

Cilla menghampiri Yixing yang sedang bersandar nyaman di sofa ruang keluarga. "Ge, ayo." Cilla mengajak Yixing agar bergegas pergi.

Yixing tidak langsung beranjak, malah menarik tangan Cilla agar gadis itu duduk di sofa sampingnya. Masih dengan handphone di tangan Yixing menyahut "Bentar La, nunggu Luhan gak lama kok."

Cilla pun mau tidak mau harus duduk tenang sembari menatap televisi yang memperlihatkan siaran ulang Spongebob Squarepants yang sedang membalikkan kraby patty.

Sedikit kaget Cilla saat merasakan sesuatu menindih pahanya. Dengan santai laki-laki itu merebahkan tubuhnya dengan paha Cilla sebagai bantalan. Sedikit kikuk, Cilla tidak tahu harus bersikap seperti apa.

Yixing seakan tahu apa yang sedang batin Cilla perdebatkan menaruh tangan gadis itu yang semula menggantung di udara pada kepalanya. Meminta gadis itu mengusap-usap rambutnya lembut. Dengan senang hati Cilla mengusap lembut rambut hitam Yixing yang sudah memanjang.

Gadis yang memang mempunyai hobi mengelus rambut orang lain itu sudah sangat lama ingin sekedar memegang rambut Yixing. Namun, tidak punya cukup keberanian untuk melakukannya. Hanya pada Luhan ia berani.

Teringat dengan ikat rambut di saku rok, Cilla mengambilnya dengan tidak mengusik Yixing. Di genggamnya rambut Yixing yang memanjang, sementara laki-laki itu masih asik dengan benda persegi di tangannya membiarkan Cilla melakukan apa yang ia inginkan.

Melihat Yixing yang masih asik berkutat dengan grafik yang terpampang di layar handphone, Cilla memutuskan mengikat rambut Yixing menjadi satu. Sekarang Yixing terlihat seperti balita umur lima tahun yang baru tumbuh rambut. "Ihh, gemesin." Gemas Cilla mencubit pipi Yixing.

Yixing hanya tersenyum, sengaja ia belum beranjak keluar karena menunggu Luhan pulang dulu untuk berpamitan. Yixing juga ingin sedikit beristirahat, badannya lelah karena begadang mengerjakan pekerjaan kantor semalam suntuk. Ia hanya ingin meluruskan badan sebentar.

Karena sudah lama tidak mengunggah sesuatu di akun media sosial, Yixing iseng mengambil fotonya dengan Cilla yang sedang tersenyum gemas sembari memutarkan jari telunjuknya mengitari sekitaran rambut yang baru saja ia ikat.

Terlihat jelas Cilla lemah akan hal-hal yang menggemaskan, cukup melihat senyum Cilla sudah menjadi hiburan tersendiri bagi Yixing. Karena gadis itu cukup jarang tersenyum ketika bersamanya. Selalu murung dan tampak kurang bersemangat.

Hanya masalah waktu sampai Yixing mau mengakui perasaannya pada Cilla. Tidak sulit untuk menyukai anak manis seperti Cilla. Seperti memberi permen pada anak kecil untuk menghentikan tangisnya.

Selesai Yixing mengunggah foto Cilla pada Instagram-nya, Luhan datang dengan kedua tangan penuh belanjaan. Tidak menyadari keberadaan Yixing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Excuse Me? || Zhang YixingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang