pt. 10

2.4K 268 5
                                    

"Taaa! Pita? Lo dengerin gue gak sih?" Cilla menghentakan kakinya kesal. Ini sudah hari Sabtu tapi dirinya masih bingung akan datang ke rumah orang tua Yixing atau tidak. Belum lagi Pita sangat menyebalkan, dari awal Cilla menelponnya hanya disahuti pendek-pendek oleh Pita.

"Iya gue dengerin. Udah sih La, tenang aja, mending lo mandi dulu. 15 menit lagi gue ke rumah lo, gue nyampe lo udah harus siap." Pita bersuara dengan nada memerintah membuat Cilla bertambah kesal. Saking kesalnya Cilla mematikan sambungan telepon tanpa persetujuan Pita dan melempar handphone-nya asal ke atas tempat tidur. Diambilnya handuk dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

🚧

"Ampun dah, La. Emang lo mau ke mal!? Kok pake beginian!?" Pita berteriak heboh begitu melihat jeans putih dengan off the shoulder ruffles blouse berwarna soft blue yang dikenakan Cilla.

"Lah? Terus gue mau pake apa lagi Ta? Gak usah rempong deh." Keluh Cilla melihat Pita yang baru tiba dan langsung bergerak mengacaukan isi lemari pakaiannya.

"Ini lo mau kerumah calon mertua Cilla! Bukan mau ke mal, hari ini mungkin bisa jadi penentu lo diterima keluarganya apa nggak! Percuma aja si doi suka tapi gak direstu keluarga!" Mertua jidat lo tipis! Batin Cilla sewot. Yang mau ketemu siapa? Yang heboh siapa?

"Kan gue tinggal make lace up heels aja udah oke kok." Bela Cilla yang tidak terima harus berganti baju lagi. Cilla hanya terlalu malas.

"Gak, itu gak oke. Sekarang cepat ganti baju." Pita menyerahkan dress berwarna peach selutut beserta lace up heels berwarna senada.

Begitu Cilla selesai, Pita menariknya ke arah meja rias dan memoleskan make up tipis yang cukup membuat Cilla menganggap-mangap kayak dugong mangap, terkesima melihat wajahnya, "Ta? Kok gue tambah cantik yah?" Ucap Cilla narsis yang sengaja diabaikan Pita yang sibuk mengatur tas berisi make up miliknya.

Pintu kamar yang diketuk membuat aksi narsis Cilla di depan cermin terhenti. Pita yang sudah selesai membereskan peralatan make up-nya bergerak membukakan pintu. Ternyata Bi Surti dengan senyum genitnya berkata, "Non, ada yang nyariin. Cakep pisan eui. Udah di tungguin lho di bawah." Kening Cilla berkerut bingung sejurus kemudian Bi Surti permisi kembali ke dapur.

"Turun gih! Gue juga udah mau pulang." Pita mengangkat Tas berisi make up-nya dan berjalan turun bersama Cilla yang sudah lengkap dengan heels-nya.

Di ruang tamu Cilla bertemu dengan laki-laki yang mengaku suruhan Elena. Katanya Elena memerintahkannya untuk menjemput Cilla. Yang membuat Cilla terheran-heran, perasaan dirinya tidak pernah memberikan alamat rumahnya pada Elena.

Akhirnya Cilla setuju juga untuk berangkat bersama si lelaki yang katanya bernama Jackson. Lumayanlah, dari pada bayar Grab yang kadang supirnya gak ganteng kira-kira itulah isi batin Cilla.

Sebelum pergi, Cilla berpamitan pada Bi Surti, "Bi, Cilla pergi dulu. Kalau Gege pulang bilang aja Cilla perginya gak lama.".

Selama dalam perjalanan, Cilla hanya diam memandangi jendela mobil. Menghitung seberapa banyak bangunan yang dirinya lewati. Keadaan mobil yang hening membuat Cilla tidak nyaman, ingin dirinya membuka suara. Tapi tidak tahu apa yang akan dirinya ucapkan.

Begitu mobil memasuki pintu gerbang besar dengan pemindai plat nomor dibagian depan, Cilla kontan takjub. Rumah bergaya modern yang berdiri memukau ditengah luasnya halaman terlihat sangat kontras dengan pohon-pohon yang mengelilingi. Modern yang menyampaikan kesan asri. Cilla bahkan sampai lupa masih berada di tengah padatnya Kota.

Begitu Jackson membukakan pintu mobil, Cilla melihat Elena berjalan mendekat bersama suaminya. Menyambut kedatangan Cilla.

Cilla diajak masuk. Sementara Elena menyiapkan makan malam, David menemani Cilla dengan televisi yang menayangkan acara olahraga. Kata David, mereka tidak memiliki pembantu. Elena tidak mengizinkan sembarang orang keluar masuk rumahnya. Sebagai gantinya Elena yang turun tangan langsung untuk urusan rumah tangga. Pantas saja rumah ini terlihat sangat sepi batin Cilla sembari memperhatikan interior rumah yang terlihat classy. 

Excuse Me? || Zhang YixingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang