pt. 6

2.9K 335 7
                                    

Cilla menelungkupkan kepalanya pada meja berusaha mencari posisi yang nyaman untuk kembali tidur, mata Cilla sudah lama tertutup tapi Cilla tidak kunjung tertidur padahal suasana kelas sepi tidak ada orang, semua penghuni kelas sedang berada di kantin guna mengisi perut yang keroncongan di jam istirahat kedua termasuk Pita sahabatnya.

Sempat Pita mengajak Cilla tapi ditolaknya halus karena masih ingin menyambung tidurnya yang terpotong akibat bunyi bel istirahat yang memekakkan telinga. Jarang-jarang Cilla bisa tertidur pulas seperti tadi.

Tapi yang menjadi pertanyaan Cilla mengapa Guan Lin langsung berdiri meninggalkannya ketika ia baru saja terbangun. Tidak biasanya Guan lin bertingkah menyebalkan seperti tadi. Entah ada angin apa, Cilla sendiri bingung.

"La, pulang nanti ikut gue yah?" Pita tiba-tiba berada di samping Cilla.

Cilla mengangkat kepalanya sebentar menatap Pita kemudian kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja. "Gue belum izin ke Gege." Jawab Cilla singkat.

"Gak lama kok, ikut yah please?"

Ada jeda lama, baru kemudian Cilla mengangguk. Rusaklah niat Cilla ingin cepat-cepat pulang supaya bisa 'Bocan' sepuasnya. Tidak apalah, menemani cewek jomblo seperti Pita itu pahala, menurut Cilla.

Tepat bel pulang sekolah berbunyi, Pita dengan semangat menggendong tasnya tidak lupa diseretnya Cilla ke parkiran.

Cilla tidak mengeluarkan satupun kata protes hanya berjalan dan duduk tenang di bangku penumpang sebelah supir, memposisikan dirinya sebaik mungkin agar ia bisa sedikit tidur saat Pita mengemudi.

Pita menyalakan radio, ternyata oh ternyata lagu yang terputar adalah salah satu lagu milik Wanna One yang sedang hits, Cilla yang sudah menutup mata kembali membuka matanya dan ikut bernyanyi mengikuti irama lagu. Garis bawahi bahwa Cilla salah satu dari sekian banyak Wannaable di Indonesia yang mengidolakan Ong Seongwoo dan berharap bisa menjadi masa depan Pak Lele.

Saat mobil Pita melaju melewati gerbang, mata Cilla tidak sengaja melihat pria menjulang tinggi dengan jas mahalnya berdiri bersandar pada mobil berwarna hitam. Cilla merasa familiar, namun mencoba tidak peduli. Sudah cukup capek Cilla memikirkan perubahan drastis sikap Guan Lin, ia tidak mau menambah beban pikiran dengan memikirkan siapa orang yang barusan ia lihat.

Asik bernyanyi membuat Cilla lupa mereka sudah sampai di tempat tujuan, salah satu mal paling diminati kaum muda kotanya untuk menghabiskan waktu.

Di dalam gedung berlantai empat itu Cilla diseret ke sana kemari oleh Pita, memasuki berbagai toko, mencoba berbagai pakaian, dan membeli beberapa baju maupun aksesoris yang sebenarnya tidak Pita butuhkan. Pita hanya butuh melampiaskan hasrat shopaholic-nya. Pita bahkan membelikan beberapa untuk Cilla.

Jika Cilla tahu tujuan Pita sebenarnya, Cilla bersumpah ia tidak akan ikut. Akan lebih baik Cilla melarikan diri dan pulang menumpang pada Guan Lin daripada bernapas di udara yang sama dengan beratus orang di satu ruangan, Cilla tidak suka.

Dan yang Cilla lebih tidak sukai adalah ketika Pita sibuk berbelanja ia selalu lupa waktu, sekalinya belanja Cilla bagai upik abu yang selalu setia membawakan belanjaan Pita dibelakangnya.

Untungnya sekarang pencarian barang belanjaan Pita telah berakhir. Sebelum pulang Pita mengajak Cilla makan disalah satu restoran sebagai permintaan maafnya karena membuat Cilla menunggu selama dua jam lebih.

"Silahkan duduk Tuan Putri." Pita menarik kursi dan berkata bagai pelayan pribadi Cilla, membuat Cilla tersenyum.

Belum lama Pita dan Cilla selesai memesan makanan mereka, terjadi keributan di meja seberang. Ternyata hanya sepasang kekasih yang sedang bertengkar hebat.

Cilla tidak mau ambil pusing, tapi Pita bukanlah gadis seperti Cilla yang berpura-pura menutup mata akan berbagai kejadian disekelilingnya jika itu tidak ada sangkut paut dengan dirinya. Pita termasuk golongan spesies manusia kepo yang senang menonton drama kehidupan atau istilahnya orang Manado 'karlota atau susupo'.

Pita menarik tangan Cilla mendekati kerumunan orang yang menyaksikan pertengkaran sepasang kekasih itu. Cilla dan Pita tepat berada di belakang si lelaki malang yang terlihat tenang menghadapi pacarnya yang sudah seperti gorila mengamuk.

Berdiri, berteriak, dan memaki adalah hal yang sedari tadi perempuan dengan dandanan menor itu lakukan. Tanpa menyembunyikan apa yang ia rasakan, malah berbanding terbalik dengan lelaki berjas mahal didepannya yang terlihat duduk dengan santai menerima semua yang diutarakan kekasihnya.

Sampai pada saat perempuan itu berkata "Bagaimana bisa kamu selingkuh dibelakang aku, bahkan di saat saat kamu gak pernah berani nyium aku?" Cilla memang tidak melihat wajah si lelaki tetapi Cilla yakin sekarang wajah orang yang duduk didepannya itu sedang merah padam karena malu, terlihat dari telinganya sudah berwarna merah seperti kepiting rebus. Belum lagi kumpulan orang yang bertambah banyak menonton drama masalah percintaan mereka.

Rupanya perkataan perempuan dengan baju kekurangan bahan itu berhasil menyulut api amarah si lelaki, membuatnya berdiri tegak dan berkata "Yah itu benar, semua yang kamu katakan tentang aku benar. Tapi.." Ada jeda waktu saat si lelaki mengeluarkan kartu kecil dari dompetnya yang ternyata selembar foto pasangan yang sedang berciuman.

Ditaruhnya pelan diatas meja membuat si perempuan terpengarah, tergagap ia bertanya "B–bagaimana bisa kamu?"

Cilla malah salah fokus kearah lain, Cilla merasa tidak asing dengan gelang berwarna silver yang terpasang cantik di tangan si lelaki.

"Aku bukan orang yang bisa dengan mudah mencium orang lain seperti kamu. Aku tau semua yang kamu lakukan dibelakang aku, Nadi. Apa yang kamu lakukan dan segala affair kamu, aku tau semuanya." Sambung si lelaki dengan penekanan pada kata affair, akhirnya Cilla dan semua penonton tahu nama perempuan itu Nadi.

Bukannya diam ketakutan Nadi malah balas bertanya santai dengan gaya congkaknya, "Jadi mau kamu apa? Kita putus?"

Begonya lagi si lelaki bukan segera memutuskan pacarnya malah menjawab dengan datar, "Ahh, Tidak. Biarkan aku yang memutuskan kita harus putus atau tidak. Dan lagi sebelum putus aku harus menyamakan kedudukan denganmu, diam dan lihat saja, aku akan mencium perempuan pertama yang aku lihat."

Setelah merasa tidak ada lagi yang perlu ia bicarakan lelaki itu beranjak dari tempat duduknya, begitu ia berbalik Cilla lah perempuan pertama yang ia lihat.

Cilla pun kaget melihat Yixing si 'Om-om gila mesum' yang ternyata adalah si lelaki yang sedari tadi bertengkar dengan pacarnya yang bernama Nadi.

Langkah Yixing terhenti sejenak, 'Sial!' batin Yixing memaki. Yixing memikirkan segala konsekuensi yang harus diterimanya jika ia melakukannya pada Cilla.

Persetan dengan konsekuensi, Yixing akan menanggungnya nanti,  sekarang Yixing harus menyelamatkan harga dirinya terlebih dahulu.

Dengan langkah mantap Yixing berjalan memperkecil jaraknya dengan Cilla. Dan di detik selanjutnya Yixing lantas mencium bibir Cilla. Tidak, bukan mencium. Yixing hanya mengecup bibir Cilla lama. Cilla yang tidak pernah memperkirakan hal seperti ini terjadi padanya hanya mampu diam mematung, kepalanya blank, otaknya seakan mengalami kegagalan proses mencerna sebenarnya apa yang terjadi.

Sampai saat...

-------

Yang sayang Bang Yixing silahkan tinggalkan jejak 😘

Excuse Me? || Zhang YixingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang