3. Neighbour

738 109 6
                                    

Happy Reading...

Jisoo merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya sembari merentangkan tangan.

Jaket hitam yang sudah terikat manis di pinggangnya pun tidak ia lepaskan. Sejujurnya ia sedikit nyaman dengan jaket ini walaupun bahannya tidak terlalu tebal.

Mengingat percakapan pertamanya dengan Sehun beberapa saat lalu sepertinya mendapat efek yang sangat besar bagi perasaan Jisoo.

"Apakah aku bisa dekat dengannya?" gumamnya sembari mengusap jaket yang terikat di pinggangnya.

.

"Aku pulang..." seru Sehun ketika sampai dirumahnya. Ia segera berlari ke dapur dan mendapati seorang wanita paruh baya yang sedang mengobrol dengan seorang pelayan.

"Eomma," Sehun memeluk ibunya dari belakang dan meletakkan kepalanya pada bahu ibunya.

"Kau pulang awal, eoh. Sudah makan?"

Sehun menggeleng.

"Baiklah, sekarang mandi dulu setelah itu kita makan malam bersama,"

"Dimana appa?"

"Belum pulang, sayang. Sana, mandilah," ujar Nyonya Oh dengan intonasi lembut yang langsung mendapat anggukan oleh Sehun. Segera namja itu berlari menaiki anak tangga rumahnya menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

Nyonya Oh meletakkan hidangan di meja bundar yang ketika Sehun datang dengan pakaian santainya dan tubuh yang terlihat lebih segar.

"Sudah mandi?" Nyonya Oh sedikit berbasa-basi.

"Tentu eomma. Lihatkan aku sudah tampan," ucap Sehun percaya diri yang kemudian duduk di kursi makan.

"Appamu mungkin tak pulang hari ini," ucap Nyonya Oh.

"Lembur lagi?"

"Sepertinya begitu," Nyonya Oh berucap sambil menyendokkan nasi untuk Sehun. "Kalau sudah dewasa kau juga akan begitu,"

"Shireo, eomma,"

"Wae yo? Bukankah dulu kau menyukainya?" Tanya Nyonya Oh dengan intonasi yang masih sama, lembut.

"Aku tidak ingin istriku kesepian,"

Nyonya Oh tersenyum. "Belum saatnya kau memikirkannya, sayang. Appamu lembur karena sedang sibuk, kalau kau tidak sibuk kau bisa pulang ke rumah lebih awal," Nyonya Oh tersenyum di akhir kalimat.

"Baiklah, aku akan memikirkannya,"

"Oh ya, bagaimana gadis yang kau sukai itu?" Tanya Nyonya Oh ketika Sehun memasukkan sesendok sup pedas ke mulutnya alhasil ia tersedak dengan rasa panas yang memenuhi kerongkongannya.

"Uhuk uhuk! Eomma, air, uhuk!"

Dengan cepat Nyonya Oh memberi segelas air dingin pada Sehun dan namja itu menenguknya dengan cepat sampai habis.
"Kenapa eomma menanyakannya?" tanya Sehun sedikit jengkel.

"Hei, apa salahnya menanyakan calon menantu, eomma. Eh, bukankah aku berlebihan?" Nyonya Oh memelankan suaranya di kalimat terakhir.

"Ada-ada saja," Sehun kembali dengan semangkuk sup di hadapannya.

"Sungguh, eomma hanya ingin tahu,"

"Dia menyukai orang lain, eomma." Sehun tersenyum kecut.

"Aih, eomma tak menyangka kau sedikit buruk dalam hal itu, sayang sekali,"

"Eomma, jangan menanyakan itu," rengek Sehun sedikit membanting sendoknya ke piring hingga menimbulkan bunyi yang nyaring.

Will You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang