4. Strange

596 108 7
                                    

Mohon baca sampai habis ya,
Happy Reading...

"Ya! Mau kemana!"

"Melakukan hal yang pantas aku lakukan!" sahut Sehun dari jauh dan kian lama punggungnya semakin tak terlihat.

Chanyeol tersenyum miring melihat kepergian Sehun yang tiba-tiba.
"Semoga berhasil, bocah."

Kaki jenjangnya membawanya bebas berlari mengelilingi sekolah yang luasnya seperti stadion ini. Mulai dari setiap ruang kelas, gedung utama, kantin, ruang laboratorium sampai gudang. Kalau saja perasaannya mengatakan Jisoo dalam keadaan tak baik, ia pasti tak akan melakukan ini.

Langkahnya berakhir di halaman belakang sekolah yang ditumbuhi oleh pohon kesemek dan beberapa tanaman hias. Sehun berjalan mendekat.

Dibalik semak-semak setinggi satu meter, ia bisa melihat Jisoo dan seorang namja sedang bicara empat mata.

"La... Lalu, apa yang sunbae inginkan?" Sehun mendengar samar percakapan mereka.

"Kau tahu 'kan kalau cinta tak bisa dipaksakan, tapi cinta bisa datang belakangan," ucap Yongi. "Kuperjelas, kau harus menerimanya,"

Mata Jisoo membelalak, mulutnya bahkan hampir menganga lebar jika Yongi tak mengatupkannya.

Sehun berjalan mendekati mereka ketika Yongi juga berjalan mendekati Jisoo.
"M... Maksudmu??!"

"Ya!!" serunya setengah berlari.

"Sedang apa di sini?" tanya Sehun sedikit berbasa-basi setelah berhasil berdiri di tengah-tengah Jisoo dan Yongi.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, sedang apa kau di sini?" Ujar Yongi dengan nada sombongnya.

"Aku mencarinya, wae?" balas Sehun tak kalah sombong. "Aku bertanya, sedang apa kalian ditempat sepi seperti ini?"

"Bukan urusanmu,"

"Baiklah, berarti bukan urusanmu juga jika aku mengajaknya pergi. Ayo Jisoo," Sehun langsung menarik tangan Jisoo untuk pergi meninggalkan Yongi yang masih berdiri bak patung di sana.

"Ya! Siapa kau berhak mengangguku!" seru Yongi ketika Sehun dan Jisoo sudah pergi menjauh. Ia menendang kerikil sampai kerikil itu menghantam tembok pembatas.

"Sedang apa kalian di sana?" Sehun bertanya ketika mereka sudah memasuki gedung yang terdapat kelas mereka.

"Untuk apa itu aku tak tahu,"

Sehun berhenti berjalan dan membalikkan tubuhnya hingga mereka berhadapan. "Aku berhak tahu,"

"Tak usah sok peduli," sahut Jisoo sambil menyentakkan tangannya yang di pegang Sehun. "Anggap saja ini ketidaksengajaan,"

"Lho kenapa?"

"Aku tak mau tersiksa karena semua fans anehmu itu,"

Setelah mengucapkan itu, Jisoo pergi meninggalkannya dan menghilang di balik koridor. Sehun menghela nafas.

Tak adakah ucapan terimakasih untukku? Walaupun dia berbisik pun tak apa.

Sebenarnya ini adalah percakapan terpanjangnya bersama Jisoo, dan ketika gadis itu menghilang dari pandangannya, Sehun tersadar. Itu adalah senyum pertama yang diberikan Jisoo padanya.

Sehun ingin terbang saja rasanya lalu meluncur dari perosotan pelangi saking senangnya.
Dia sulit didekati.

**

Gadis yang telah berdebat kecil dengan si bintang kelas pun melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya yang ada di lantai dua. Dengan gerakan yang terkesan menyeret kaki, ia menaiki satu persatu anak tangga sialan itu.

Will You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang