Meski Jaehyun bilang tunggu, kenyataannya mereka tidak pulang bersama. Maksudnya bukan hanya mereka berdua di dalam mobil, tetapi juga Roséanne. Lisa juga tidak duduk di samping Jaehyun, tetapi Rosé. Melihat keduanya bercanda dari belakang, kok lucu ya? Ya, ketua basket dan ketua tim pemandu sorak memang sudah ditakdirkan bersama sepertinya.
"Lis, gue duluan ya. Hati-hati kalian!" Rosé pamit. Lisa sampai tidak sadar kalau mereka sudah sampai di depan rumah Rosé.
Jaehyun menoleh, "Wei, pindah lah. Emang gue supir?"
Lisa langsung tertawa, "Lah, 'kan emang." Akan tetapi Lisa langsung pindah melewati sela antarkursi. "Jadi, gimana sama Rosé? Mulai suka?"
Jaehyun mulai menjalankan mobil sementara tangan Lisa sibuk mencari sinyal radio. "Cantik, tapi belum suka. Gak tahu nanti."
Lisa langsung menoleh, sinis. Dia sudah sampai titik muak mendengar kata-kata tersebut. "Please, kata-katanya. Stop talking like Dilan."
Jaehyun malah tertawa, dia tahu dengan pasti jika Lisa membenci hal itu. Dua bulan lalu mereka menonton Dilan dan setelah keluar dari bioskop Lisa ngomel karena ceritanya terlalu romantis buat dia. Kalau untuk Jaehyun sih biasa saja. Mereka tidak rugi juga, toh tiketnya pun gratis.
"Tapi, serius nih. Dia cantik, tapi bukan yang gue cari. Tadi seneng sih, tapi sekarang biasa aja." Jaehyun menjelaskan, sesekali melirik ke arah Lisa yang sibuk mengikat rambutnya. "Lo sendiri gimana?"
"Gimana apanya?" Balas Lisa, tak mengerti. Jemarinya masih sibuk mengetik pesan balasan kepada Mina.
Lelaki di sebelahnya tersenyum, menggoda dengan alis yang naik-turun. "Sama Yugyeom? Kalian 'kan dekat."
Lisa langsung memutar manik matanya, sebal. Kenapa sih Jaehyun tuh suka sok tahu gini?
"Yugy suka Eunha, kocak." Balas Lisa, tangannya terulur untuk mendorong kepala Jaehyun. "Suka ngaco. Lagi, gue sukanya cowok yang lebih tua. Lebih tinggi, jago dance, pinter, humoris, terus bisa olahraga, hm apalagi ya?"
"Banyak mau. Gak bakal dapet." Potong Jaehyun.
Lisa mencibir, "Lo sendiri dideketin Rosé bukannya bersyukur malah ragu."
Memang benar sih, tetapi gimana ya, Rosé bukan tipenya. Awalnya memang senang, tetapi sekarang malah biasa. Aneh.
Lisa sambil memeluk lutut kanannya menoleh, "Emang tipe lo yang kaya gimana sih? Siapa tahu bisa gue bantu cariin."
Jaehyun diam. Berpikir wanita yang ingin ia jadikan kekasih. Telunjuknya menjadi sandaran bagi pelipisnya sedang sikunya bersandar pada jendela mobil. "Cantik, ceria, rambut cokelat panjang, pinter, bisa nerima gue, jago masak, pinter bersih-bersih, bisa ngerawat diri, bisa bantu-"
"Lo mau cari pacar apa pekerja rumah tangga?" Potong Lisa, bingung dengan tipe yang Jaehyun suka.
"Ya pokoknya yang gak kaya lo." Sahut Jaehyun cepat.
Lisa mencebik, "Ya pastilah, soalnya im limited, the only one malah."
Ya, tipe ideal 'kan sesuka kita saja. Paling juga kita jadiannya jauh dari tipe ideal. Namanya juga hidup, 'kan.
••
jangan berekspektasi kalau ini akan jadi cerita yang panjang ya
-am
KAMU SEDANG MEMBACA
1• Best Love • LM × JJH
FanfictionDid best friend can be best lover? •• Start at 1st April, 2018 Finish at 19th April, 2018 Repost at 19th September, 2018