Nikah apa S2?

1.5K 87 8
                                    

Berhubungan kak Gita sedang berada di Belanda, kebetulan sekali Awal dulu sekolahnya di Belanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhubungan kak Gita sedang berada di Belanda, kebetulan sekali Awal dulu sekolahnya di Belanda. So, anggap aja itu masa kuliah Awal.

••
"Nikah adalah sunnahku. Barang siapa enggan menikah, maka ia tidak termasuk dari golongan umatku" (HR. Ibnu Majah)

••

Mobil keluarga Awal melaju tepat di belakang mobil pengantin, mobil Pajero milik Zahid yang membawa sang pengantin pria yang sedang menuju kediaman Syifa sang mempelai wanita. Awal bersama dengan keluarganya, secara khusus ikut mengantar Ardie. Farah juga naik mobil tentu saja dengan suami dan anaknya, namun ada tambahan personil yaa Dania. Kalau Landin, Revan dan Galih menggunakkan mobil Landin.

Ada beberapa mobil yang mengikuti dari belakang mobil keluarga Awal, ada sekitar 8 mobil untuk keluarga Ardie saja. Termasuk sedikit. Biasanya akan sampai bawa bus untuk seserahan saja, jadi jangan aneh. Padahal ini baru akan akad saja, belum resepsi.

Awal masih sibuk dengan kerudungnya karena tadi pagi menemani ummi Nur terlebih dahulu, Nurjannah kembali menangis saat Ardie datang ke kamar dan meminta maaf. Mungkin ini yang di namakan sungkem. Awal dan Farah jadinya ikut menenangkan Nur.

"Ummi.. maafin adek, selama ini adek suka nyusahin ummi, suka buat ummi capek, adek minta maaf sama Ummi karena adek selalu nggak nurutin apa kata ummi, adek nyesel mi sama perbuatan adek yang lalu. Adek.." kata Ardie sambil terisak dengan memegang telapak kaki ummi tadi pagi saat dia sudah rapi memakai setelan jas hitam dengan peci nasional untuk akadnya. Awal memang sudah berada di sana sejak subuh karena dia dan Dania tidur di kamar Ummi. Kebetulan Farah sedang bersiap-bersiap akan merias ummi, tapi Ardie datang dan langsung tersungkur di depan ummi. "Mi, maafin Adek ya. Adek sekarang punya tanggung jawab jadi suami, adek pasti nggak banyak ngasih waktu sama ummi. Adek minta maaf karena nggak akan selalu ada buat ummi, adek nggak bisa pijitin ummi lagi."

Ummi sekarang mengusap pundak anak bungsunya itu, rasanya dia tidak ingin melepaskan si bungsu. Namun, ini menikah, menyempurnakaan separuh agamanya. Mana mungkin Nur akan melarang ibadah seperti ini? Selama ini memang yang selalu ada hanya Ardie, Zahid akan selalu sibuk dengan beberapa pekerjaannya sama seperti si sulung. Sepertinya jika Awal berada di posisi ummi juga pasti akan merasa kehilangan oleh anak bungsunya itu, meskipun mereka sering berkunjung sekalipun.

"Kamu kan mau nikah, kenapa nangis?" Ada getaran saat ummi berbicara, Awal mendekat dan memakai kerudungnya secara asal sambil berjalan kemudian duduk di samping Ummi mengelus pundak umminya. "Ummi bahagia kalau kamu bahagia, bahagiakan istri kamu. Jangan buat dia marah, jangan sampai dia mengeluh, jangan sakiti istri kamu. Kamu tahu bagaimana menderitanya ummi saat ditinggalkan papamu 'kan?"

Ardie semakin terisak saat ummi mengungkit papahnya, meskipun sekarang papahnya itu ada disini sedang bercanda dengan istrinya, ummi tak pernah melupakan mantan suaminya itu ternyata. "Ardie nggak bisa janji untuk nggak nyakitin Syifa, tapi Ardie akan berusaha agar Syifa tidak menangis karena Ardie." Pria itu kini menatap umminya masih dengan air mata yang mengalir kemudian tersenyum memeluk ummi.

Skenario √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang