Lagi-lagi

1.4K 95 4
                                    

Ardie sedang duduk di teras rumah sambil memangku Moci, kucing betina berbulu emas dengan campuran putih anak dari Miya dan Dodo, kedua kucing senior yang sudah tiga tahun tinggal bersama keluarga Zahid. Moci itu baru berumur 3 bulan, hanya saja badannya bongsor. Miya adalah kucing betina berbulu putih polos dengan kalung pemberian Zahid yang menggantung pada lehernya, Miya tidak sembarangan di kawinkan jadilah Zahid memboyong kucing di dekat Kafe yang kebetulan jantan. Dodo ini kucing berbulu emas dengan badan besar yang terkesan seperti kucing jantan macho, Dodo dan Miya akhirnya dikawinkan beranak 4, yaitu Moci, Ocim, Ciyo, Imoy. Ocim dan Ciyo jantan maka Moci dan Imoy itu betina. Serasi 'kan?

Seusai melahirkan di lemari Ardie, Miya dan Dodo dipindahkan ke rumah Ariel karena dua cucu Nur itu sama-sama menyukai kucing. Jadilah keempat anaknya itu tidak mendapat ASI eksklusif Miya. Ini apasih?

Ardie sebenarnya sedang menjemur keempatnya, namun Ocim si hitam putih, Ciyo si Emas hitam, dan Imoy si putih polos tertidur pulas di keranjang dan hanya Moci yang masih setia membuka matanya di pangkuan Ardie. Tak disangka, mobil Nur sudah terparkir di depan gerbang rumahnya.

Zahid hanya mengucap salam kemudian masuk sambil membawa beberapa kardus berisi makanan itu, "Terimakasih Kakakku," Ardie menidurkan Moci sebelum dia menyusul Zahid yang menuju dapur.

"Tuh ada temenmu," kata Zahid dengan menunjukan Awal yang sedang membawa kardus itu dengan dagunya. "Gebetan kakak kali ah," sela Ardie.

Zahid yang sedang berjalan kemudian menatap Ardie dan berdecak kesal, adiknya ini kadang suka sok tahu. "Jangan sok tahu,"

Ardie mendelik, "Jangan bohong. Aku tadi lihat folder sepuluh tahun lalu,"

"Kamu kok buka laptop seenaknya sih!" Zahid tiba-tiba menatap Ardie dengan mengerutkan keningnya, ia takut semuanya terbongkar, Ardie jangan sampai tahu apa yang pernah terjadi padanya dan Awal.

Ardie menggidikkan bahunya, "Aku sudah izin sama kakak sebelum berangkat, lupa kali,"

Zahid melepas kacamatanya dan mengusap wajahnya gusar, "Ya tapi jangan buka privasi orang dek."

Ardie kini merasa bersalah. Lagian kakaknya ini aneh-aneh saja, memberi nama folder 'jangan dibuka' bikin penasaran aja.

"Yaudahlah kak, kalau suka sama Awal tinggal ta'aruf dengan Awal. Dia sepertinya sudah siap, kita menjalankan resepsi bersama."

"Bukan Awal, tapi Dania." Zahid harus menegaskan pada Ardie. "Aku sedang tahap ta'aruf dengan Dania,"

Ardie melotot terkejut, "Kakak ini gimana sih? Jelas-jelas kakak tuh dari dulu nyimpen rasa untuk Awal, masih aja mengabaikan. Sudah saatnya kakak menghalalkan perasaan itu,"

Dari hasil pencarian di laptop Zahid, kakaknya ini memang menyukai Awal sejak dulu. Semua yang ada di folder 'jangan dibuka' itu hanya tentang Awal, ntah itu bagaimana ceritanya. Padahal sejak dulu jelas sekali Zahid itu menolak Awal untuk menyukai dirinya tapi sepertinya itu hanya topeng agar rasa sukanya tidak ketahuan.

"Ngomongmu dek, sok dewasa." Nurjannah yang baru masuk dapur langsung tertawa renyah mendengar perdebatan anak kembarnya itu, Nur sangat tidak menyangka  dia bisa membesarkan ketiga anaknya dengan sangat baik. Laki-laki yang biasanya menjadi anak nakal dan tidak patuh, berbeda dengan Anak-anak ummi ini yang sangat sayang pada Nurjannah, mereka yang selalu mengerti keadaan Nur, mereka yang selalu memanjakannya. Nur sangat bangga memiliki tiga anak lelaki ini, Ariel, Anies, Ardie.

"Kalau jodoh nggak akan kemana kok dek," Zahid menimpali lalu kemudian keluar dapur.

"Udah fokus aja ngapalin nama calon kamu, masih belepotan juga."

Skenario √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang