Lamaran?

1.4K 84 8
                                    

"Kak, sepatu yang kemarin kakak pakai dimana ya?"

Pagi yang sibuk bagi keluarga Pamungkas, hari Senin pagi yang membuat siapa saja sibuk untuk memulai aktifitasnya. Termasuk Najmi yang akan pergi ke kampusnya karena ada kelas pagi penting, Awal yang masih mencari baju yang cocok untuk hari pertamanya ia bekerja. Tidak lupa Hafshah yang baru pulang sehabis ship malam tadi baru datang di jemput Ojan yang sekarang mereka berdua langsung sarapan tanpa melihat kondisi badan dan wajah mereka. Ojan kebetulan menginap di kos temannya dan disuruh menjemput Hafshah.

"Cari aja sih dek, ini kakak cocok pakai yang mana?" Awal menunjukan jilbab hitam dengan kerudung satin hitam bercorak kuning dan biru dan kaus berwarna gelap dengan bawahan rok berkerut hitam dan tentu saja kerudungnya hitam. Najmi belum meliriknya, ia masih sibuk mencari sepatu miliknya di rak milik Awal dekat pintu masuk kamar gadis itu. "Dek! Lihat dulu dong,"

"Kak! Kok item-item begini sih?" Setelah melirik Najmi akhirnya mendekat ke lemari Awal, jujur saja Awal bukan orang yang selalu memedulikan pandangan orang lain tentang penampilannya. Tinggal di negara individualis membuat dia tumbuh menjadi seseorang yang bodo amat yang penting nyaman di pakai. Najmi membuka pintu lemari dua pintu milik kakaknya itu dan memindai baju mana yang cocok untuk kakaknya hari ini.

Baju Awal tidak banyak, gadis itu lebih banyak membeli sweeter dan coat tambah jaket-jaket dari yang tipis sampai yang paling tebal juga ada karena Awal ini paling tidak tahan dengan musim dingin. Jadi ya begitulah kira-kira isi lemarinya. "Nih!" Najmi menyerahkan jilbab hitam yang tidak berbentuk payung dengan tambahan outer putih dengan pashmina peach. "Sepatunya pake yang putih ya," kemudian si bungsu itu keluar dari kamar Awal dengan kardus sepatu yang sudah ia temukan.

"Sarapan dulu ayo!" Awal harus bergegas karena papahnya sudah berteriak dari lantai bawah menyuruh untuk sarapan.

"Awal! Buruan!"

Tahu aja papah ini, batinnya.

**

Jalanan sudah tidak terlalu penuh dengan pengendara mobil, namun tetap saja Awal mengendarai motor matic miliknya yang sudah ia tinggalkan setahun kemarin. Rasanya ia tidak terbiasa lagi mengendarai sepeda motor, bayangkan saya selama di Belanda ia kemana-mana jalan kaki atau menaiki sepeda paling parah ya dia naik kendaraan umum. Fadli juga sudah beberapa kali mengingatkan Awal agar tidak terlalu laju saat mengendarai motornya.

Ini hari pertama Awal mulai bekerja di tempat rekomendasi neneknya itu, Awal sudah dua kali mengunjungi tempatnya dan bertemu dengan pemilik yayasan As-Safiiyah yang memang anak teman neneknya Awal, Sarindah, itu anaknya Laila temannya Nenek Awal. Sarindah memiliki yayasan yang mengelola panti asuhan, Madrasah dari dasar sampai aliyah. Awal di tempatkan di Mts, mengajar Bahasa Inggris tentunya.

Nurjannah juga ternyata memiliki lingkup pertemanan dengan Sarindah, mereka berdua teman dekat karena satu profesi, sama-sama memiliki yayasan Panti asuhan. Awal juga akhirnya memilih untuk menerima tawaran Nur untuk mengajar di yayasan milik Nur, untuk bantu-bantu di panti asuhan. Selama di Indonesia, dia harus banyak-banyak mengisi harinya dengan manfaat dan tentunya menambah pengalaman.

Sudah dua kali Awal beristikharah, ia juga sudah mendapatkan jawaban. Di setiap mimpinya selalu saja menampakan dirinya memakai jilbab pengantin atau dia sedang berfoto dengan teman-temannya di pelaminan. Itu artinya, dia akan memilih menikah? Iya.

Awal akan menuruti apa kata orang tuanya, dia akan menikah kemudian akan memboyong suaminya nanti untuk ikut dengannya. Sekarang ia akan fokus bekerja saja dulu, lagipula dirinya masih jomblo.

Benar memang kata gurunya dulu, kalau saat wanita seumur dengan Awal sudah tidak bisa memilih namun harus dipilih. Beginilah Awal sekarang, akan menerima siapa saja yang di rekomendasikan oleh kedua orang tuanya. Awal percaya bahwa orang tuanya tidak mungkin memberikan pasangan hidup baginya yang buruk. Tinggal nanti ia berbicara pada Fadli atau Aisyah untuk mencarikan untuknya.

Skenario √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang