Cerita Awal

1.5K 90 0
                                    

Tamu berdatangan silih berganti, nasyid mengalun dengan indah menemani malam yang nampak lebih terang karena puluhan lampu yang terpasang di halaman rumah Awal ini.

Resepsinya memang dilaksanakan secara out door, halaman rumah Awal memang luas bisa memuat hampir 200 tamu undangan. Awal sekarang hanya duduk di kursi penganting, capek jalan-jalan. Banyak teman-teman mereka dari SMP datang dan mengucapkan selamat.

Sarah dan Saphira saja tiba-tiba menghilang karena bertemu teman-teman mereka yang lama. Kalau ada teman yang menikah itu bisa di jadikan ajang reuni gratis. Kan lumayan.

Zahid juga sedang menyapa teman-temannya semasa SMA, Awal hanya diam saja. Tidak mungkin ia akan kesana, perkumpulan lelaki. Meskipun sebenarnya sejak tadi banyak cewek-cewek, di maklum karena teman satu jurusan Zahid kebanyakan cewek. Namun, Awal sedikit risih melihatnya.

"Awal! Selamaat sayang!" Awal tiba-tiba di peluk saat ia sedang diam mematung, ia hanya mengangguk sambil tersenyum, "Alhamdulillah ya,"

Saat dia melepaskan pelukannya, secara langsung Awal melihat wajah orang yang memeluknya tadi. Sudah sangat lama ia tidak melihat dia, "Nata?"

Wanita yang belum pernah ia lihat secara langsung setelah lulus SMP, selama ini Awal hanya melihat dia dari instagram. Ternyata dia datang, Awal memang mengundang semua teman kelasnya sejak TK sampai kuliah. Kebayang nggak seberapa banyak? Belum teman Zahid, untung saja saat masa SMP mereka hanya berbeda sedikit jadi ada pengurangan.

Di belakang Nata ada Nai dan beberapa temannya saat kelas 9 dulu, "Nai! Hey apa kabar?"

"Selamat Awal! Tuh nikah duluan, sudah pasti sih," ucap Nai kemudian memeluk Awal.

"Akhirnya dia jadi milik kamu ya Wal, aku jagain jodoh orang jadinya." Kata Nata seraya menatap Zahid yang sekarang menuju ke arah mereka.

"Maaf ya Nat," ucap Awal, ia merasa bersalah jadinya.

"Ihh panjang nih! Buruan." Protes Ariz yang berada di belakang.

Zahid sudah berdiri di samping Awal, ia hanya tersenyum menyapa Nata. "Selamat ya Anies," ucap Nata kemudian berlalu.

Saat bagian Nai, Zahid tertawa. "Udah liat Ardie belum? Sama istrinya tuh!"

Nai menggerutu, biasaaaaa... Mantan.

Saat semuanya sudah berlalu dan tinggal mereka berdua saja di pelaminan, Zahid tersenyum tiba-tiba membuat Awal menatapnya heran.

"Allah selalu tahu apa yang aku butuhkan ya Wal, tahu kalau aku sebenarnya butuh orang seperti kamu untuk di ajak ke surga,"

Awal ingin tertawa, orang yang bahkan sejak dulu selalu menghindar dari Awal, yang selalu menolak berhubungan dengan Awal, yang selalu bersikap dingin bahkan berlaku semaunya pada Awal akan mengucapkan hal se- manis itu.

Tapi sepertinya mulai hari ini, ia akan sering mendengar perkataan seperti itu.

••

Pagi ini terasa beda dari biasanya, Awal yang biasa bangun karena alarm atau terbangun sendiri. Pagi ini ia dibangunkan oleh Zahid.

Biasanya sesudah mandi ia akan mengeringkan rambut sendiri, kini rambutnya di keringkan oleh Zahid.

Bahkan sarapan kali ini lebih lengkap. Hafshah masih mengambil libur, Najmi memang belum berangkat karena bareng Ojan. kedua orang tuanya juga ikut sarapan. Di tambah Zahid di sampingnya. Pagi ini terasa lebih indah.

"Hari ini rencana kamu apa Wal? Kamu pengangguran sekarang," Tanya Fadli yang langsung membuat Awal menghentikan gerakan mengunyahnya, tidak enak sekali pengangguran.

Skenario √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang