31. Berbeda

957 93 72
                                    

...
Terkadang, jika kita bertemu dengan seseorang dari masa lalu. Tak selalu menjanjikan kalau itu masih orang yang sama. Kita tak tahu cambuk apa yang berhasil menggetarkan kehidupannya dan membuat dia yang kini berbeda.
...

Senyum manis Katrina terulas lagi dan berhasil memberikan sentuhan hangat pada hati Vino. Apa yang mereka berdua inginkan, sama-sama menjadi nyata pada hari ini. Apalagi keinginan mereka tak jauh berbeda. Katrina menginginkan senyum hangat Vino dan berhasil meluruhkan seluruh beban yang mengusik hatinya. Vino menginginkan senyum Katrina yang begitu bersinar bagai menerangi gelap di lingkup hatinya.

"Gue mau ke kantin," kata Katrina tiba-tiba, memutus kontak matanya dengan Vino.

"Sejak kapan lo gak tahan, gue deketin gini?"

"Gerah tau gak si di sini," alibi Katrina, lalu berdiri.

"Halah paling aja lo baper," gurau Vino mendapatkan tatapan sinis dari Katrina.

"Natapnya biasa aja, Neng. Keluar laser-nya itu." Vino pun ikut berdiri.

"Gue sih berharap beneran bisa keluar laser-nya," jawab Katrina yang berjalan keluar kelas diiringi Vino.

"Why?"

"Biar lo gak natap gue terus-terusan," ketus Katrina.

Mendadak, Vino menarik Katrina menepi dan menempelkan ke punggung gadis itu ke dinding. Dengan raut Vino yang begitu serius membuat Vino semakin terlihat cool dan tampan.

Deg!

Pemuda beralis tebal nan tegas itu menusukkan pandangannya ke mata Katrina. Namun, Katrina tak mengerti arti dari tatapan itu. Katrina semakin bingung dan jantungnya semakin berdebar.

"Lo yakin, gak mau gue tatap kayak gini?" tanya Vino seperti berbisik, begitu lembut dan pelan, tetapi dapat terdengar di telinganya.

Beberapa detik kemudian, senyum tipis Vino terulas dan berganti tawa renyah.

"Sejak kapan lo pake merah-merah di pipi?"

Tersadar akan semburat merah alami yang tiba-tiba muncul di pipinya. Dengan cepat, Katrina menangkup pipinya sendiri.

"Antara lo pakai make up sama baper sih," kicau Vino yang lebih menekankan kata "baper".

"Gue jarang pake make up di sekolah kok," celetuk Katrina.

"Secara gak langsung, ngaku kalau... baper," sahut Vino dengan senyum jahilnya.

Dengan tangan yang masih menangkup kedua pipinya, Katrina pergi meninggalkan Vino yang tersenyum. Kemudian, pemuda itu pun ke kantin karena telah ditunggu teman-temannya. Katrina juga memiliki tujuan yang sama.

🌌🌌🌌

Suara tawa Katrina tak henti-hentinya meledak. Bukan tanpa alasan, suasana satu meja itu memang seperti stand up comedy. Bobby dan Nendra selalu melakukan perannya dengan baik, dapat mencairkan suasana dan menambah keramaian di kantin.

"Gak tau-lah gue, sampe avatar dan doraemon gabung sama Avengers buat ngalahin Thanos, gue juga kagak peduli," kata Bobby mendengar Katrina yang membahas materi Fisika.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang