49. Keluarga Kecil

766 50 8
                                    

...
Sejak dipertemukan denganmu, memandang senyumanmu telah menjadi salah satu tujuan disetiap hari-hariku
...

Yang maju dan mendekat ke Katrina untuk pertama kali adalah Viona. Gadis itu menunduk, seakan sungguh malu dengan siapapun di sana, termasuk dirinya sendiri. Tiba-tiba kakak angkat Katrina itu memeluk dirinya erat, lalu menangis sesegukan. Tak lama, gadis itu melepaskan pelukannya.

"Maafin aku Kat, mereka semua udah buat aku bener-bener sadar. Kalau memang inilah yang pantas untuk kamu dapatkan, karena kamu adalah orang yang baik."

"Iya Kak, Katrina udah maafin sebelum Kak Viona minta maaf. Sekarang Kak Viona gak boleh nangis, Katrina jadi sedih kan..." Katrina mengusap jejak air mata di pipi Viona.

Kemudian, Viona mengajak Citra hingga di sampingnya, atau di hadapan Katrina.

"Sebenernya Citra gak salah, aku yang salah. Aku juga manfaatin Citra, bahkan aku bohongin dia. Semua rumor jika Vino berpaling ke Citra itu gak benar, aku yang buat semua itu. Aku adalah dalang dibalik semua ini. Sekali lagi maafin aku, Kat. Aku terlalu iri dengan kamu karena bisa dapat yang terbaik. Dan sekarang aku sadar, kamu emang pantas dapetin itu semua." Setelah mengatakan itu, Viona menurunkan pandangannya.

Hingga mereka pun memperjelas semua, mulai dari identitas asli Citra yang notabenenya adalah keponakan Sandra, dan dianggap sebagai anak sendiri olehnya. Serta rencana-rencana licik itu semua diperjelas siapa dalangnya.

Malam itu, menjadi malam kejelasan yang cukup membuat Katrina mengetahui banyak hal, dan merasa lega tentunya. Karena setelah ini, Katrina pikir semua akan baik-baik saja.

Setelahnya, hanya canda tawa yang semakin menghangatkan. Apalagi di sana ada keluarganya, keluarga Vino, dan sahabat-sahabat Katrina. Gadis berdarah Amerika Serikat-Indonesia itu merasa sungguh senang. Hingga melupakan keberangkatan yang semula tertunda, tetapi itu pasti akan terlaksana.

🌌🌌🌌

Hari demi hari berlalu, semua berjalan dengan semestinya dan baik-baik saja. Katrina telah melakukan student exchange yang tentu menambah pengalamannya. Apalagi saat itu, dirinya memiliki momen-momen indah bersama Vino di negeri orang.

Bahkan, kelas dua belas di Smart Senior High School baru saja selesai melaksanakan penilaian akhir semester ganjil. Sedangkan, mereka masih harus masuk untuk yang melakukan perbaikan nilai, untuk yang tak bermasalah dengan nilainya, hanya menikmati jam kosong.

Daripada harus bingung akan melakukan apa, Katrina duduk satu bangku dengan Vino, tengah mengenakan earphone bersebelahan dengan Vino.

Sebenarnya tadi Katrina ingin melipat tangan di atas meja, lalu tidur di dalam lipatan tangan itu. Namun, Vino duduk di sebelah Katrina dan menyerahkan earphone bersebelahan. Disertai obrolan, canda, dan tawa membuat sepasang kekasih itu tak merasa bosan.

"Nanti ikut gue ya," ajak Vino.

"Ke mana?"

"Ke rumah sakit, Cika udah dibolehin pulang. Lo mau ikut kan?"

"Mau dong!" jawab Katrina dengan antusias.

Sudut bibir Vino terangkat, melihat sikap Katrina yang kembali ceria. Apalagi belakangan ini, Katrina jarang memperlihatkan sisi gelapnya.

When You ComeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang