Setelah mengantar Prilly sampai ke depan rumah nya, aku pun segera melajukan mobilku untuk pulang ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 18:15, jalanan sangat macet karena ternyata ada kecelakaan truk dengan mobil. Sesampainya aku di rumah aku disambut oleh Bi Inem.
“Den Ali, kok tumben pulangnya sampek jam segini? Biasanya kan jam empat udah sampek rumah.”
Tanya nya setelah membukakan pintu untuk ku.
“Iya Bik, tadi Ali nganterin temen dulu terus juga jalanan macet. Makannya sampek jam segini.”
Jawab ku dengan berjalan ke arah sofa dan mendudukinya.
“Mau bibik buatin minum den?”
“Nggak usah bik, habis ini Ali mau mandi aja. Oh iya bik, nanti kalo Jasson sama Axel dateng suruh langsung ke kamar nya Ali aja ya bik.”
“Iya den. Oh iya, habis mandi aden makan malam dulu ya den. Bibik udah siapin di meja makan.”
“Iya bik, nanti Ali makan. Bibik sama Kang Asep juga jangan lupa makan.”
“Siap atuh den.”
Setelah itu aku segera menuju ke kamar untuk mandi karena badan ku sudah sangat lengket.
***
Duapuluh menit pun berlalu, aku telah selesai dengan ritual mandi ku. Segera ku mengambil kaos didalam lemari pakaian ku, pilihanku jatuh pada kaos polos warna hitam. Setelah selesai memakai kaos dan menyisir rambut ku, aku segera turun untuk makan malam. Sepi! Hanya itu kesan pertama ku saat aku mulai menuruni tangga yang menghubungkan lantai bawah rumah ku dengan lantai dua.Sesampainya di meja makan, aku segera mendudukinya dan mulai mengambil nasi beserta lauk pauk ke dalam piring. Aku mulai menyantap makan malam ku dengan ditemani suara dentingan sendok yang beradu dengan garpu dan piring. Miris sekali hidup ku! Terkadang aku berpikir, apakah aku hidup di dunia ini hanya untuk dengan kesendirian? Tapi aku masih bersyukur, karena aku masih memiliki Bi Inem, Kang Asep, teman – teman ku, dan juga Prilly. Prilly, jika mengingat tentang dia aku selalu tersenyum sendiri. Apa aku menyukainya? Entahlah aku tak tahu, yang jelas aku merasa nyaman jika sedang bersama dia.
Kini aku telah selesai makan malam dan kembali lagi ke dalam kamar ku. Ku tatap langit yang kini sedang menitikkan air. Ya, sedari tadi aku bertemu Prilly di halte depan sekolahnya hingga sekarang hujan masih belum berhenti juga. Seakan merasakan kesedihan yang sama dengan ku. Bicara tentang hujan aku jadi teringat dengan seorang wanita yang sudah melahirkan ku.
Flashback on
Terlihat seorang anak laki – laki berusia 10 tahun tengah bermain bola di bawah guyuran hujan yang sangat deras di taman belakang rumah mewah seorang konglomerat, Daniel El Cruish.
“Ali, cepat masuk sebelum kamu masuk angin!”
Teriak seorang wanita cantik di ambang pintu belakang rumah yang langsung berhadapan dengan taman belakang di rumah itu.
“Tunggu sebentar mom, Ali lagi asik main bola nih. Mending mommy ikutan main sama Ali deh, seru mom main bola sambil main hujan.”
Jawab Ali.
“Eh, ini anak ya kalo dibilangin mommy nya suka bandel. Buruan masuk Ali, nanti kamu sakit. Cepet sini!”
Omel Vania, sang mommy. Ali pun menurut dan mulai berjalan menghampiri mommynya yang sedang berkacak pinggang dengan membawa handuk putih di tangannya. Ali yang memang mempunyai sifat jail itu dengan nakalnya menarik tangan sang mommy yang sedang memberikan handuk putih itu kepadanya. Ditariknya sang mommy hingga ke tengah taman belakang rumah dan terkena guyuran hujan deras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja & Kedamaian
FanfictionRank #1 Kedamaian on 25/07/18 Rank #5 aliprillylovers on 19/09/18 Rank #504 brokenhome on 21/09/18 Rank #132 senja on 14/10/18 Rank #355 aliandoprilly on 30/10/18 ••• Ketika hidup yang dihiasi pelangi harus tergantikan dengan kesuraman. Bahagia kelu...