Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi

-11- Friendship

26.3K 2.7K 93
                                    

Evelyn masih beristirahat di lokasi syuting ketika beberapa wartawan menyatroni tempat istirahatnya dan meminta izin untuk wawancara. Apa lagi kalau bukan karena foto baru yang diunggah oleh akun Lambe Tumpah itu. Ia tidak menyangka ada orang yang memotretnya di tempat parkir hotel yang seharusnya sepi itu.

"Ev, kamu temuin dulu deh bentar." Mbak Titi mendatanginya sambil membawakan segelas kopi dingin. "Ngomong apa gitu kek, nyelimur aja kalo ditanyain soal foto."

Evelyn berdecak lirik. Ia kemudian bangkit dari kursi santainya. Ini adalah bagian dari risiko yang harus ia bayar untuk menjadi seperti sekarang, rapalnya dalam hati. Ketika keluar, wartawan langsung menatapnya seperti singa sedang melihat rusa. Lapar. Evelyn mengembuskan napas kuat-kuat untuk menguatkan diri.

"Sore, Ev," sapa salah satu dari sembilan wartawan yang menunggunya. Enam di antaranya dari acara gosip televisi swasta, sisanya dari majalah gosip wanita.

Evelyn menyunggingkan senyum manisnya. "Sore semua."

"Maaf ganggu waktunya istirahat nih."

Evelyn hanya membalasnya dengan anggukan dan senyum santai.

"Kalau boleh tahu, sekarang lagi sibuk apa?" tanya wartawan yang sama, masih pemanasan.

Evelyn terkekeh sambil menutupi mulutnya. "Yah, seperti yang temen-temen liat, jadwal syuting padet, juga promosi film bareng Satria."

"Apa dateng malem-malem di Hotel Pramoedya juga bagian dari promosi film?"

Evelyn kembali tertawa saat mendengar pertanyaan licin dari salah satu wartawan itu. "Bukan bagian dari promosi film, saya cuma menghadiri undangan makan malem aja sekaligus membicarakan masalah pekerjaan. Nggak ada yang spesial kok."

"Undangan dari siapa Ev?" celetuk salah satunya, yang lain langsung tertular senyum licik seperti domino.

"Rekan kerja," jawab Evelyn seketika menuai tatapan tidak percaya, tapi ia tidak peduli. Terlebih Rafka sudah melarangnya untuk mengatakan apa pun mengenai segala sesuatu yang mereka bicarakan kemarin.

"Apa kamu udah lihat foto yang di-upload sama akun Lambe Tumpah semalem? Tanggapan kamu gimana soal itu?"

Anggukan Evelyn mengundang tatapan ingin tahu yang lebih. "Saya udah liat, dan kaget pastinya. Netizen terlalu cepet mengambil kesimpulan."

"Maksudnya gimana, Ev?"

Evelyn hanya tersenyum, membiarkan wartawan-wartawan itu menyimpulkan sendiri. "Saya harus siap-siap lagi." Ia mengangguk ramah pada semua wartawan dan beranjak dari kerumunan itu.

Masih separuh jalan, Mbak Titi sudah mencegatnya kembali di jalan dan mengikutinya berjalan. "Kamu bikin mereka bingung lagi deh."

Evelyn mengangkat bahu. "Ya udah mau gimana lagi? Lagian aku kan juga nggak bohong. Rafka emang cuma rekan kerja dan aku ke sana karena diundang, makan malem juga bertiga sama Meta."

Mbak Titi mendesah. "Terserah kamu aja deh." Ia mengekori Evelyn kembali ke tempat istirahatnya, kemudian ia teringat sesuatu. "Kemaren orang dari agensi nelpon Mbak, abis Mbak kena semprot."

"Padahal aku udah ngomong kalo semua ini keputusan aku, masalah aku. Mereka udah ngeiyain kok."

"Ngeiyain sih ngeiyain, tapi tetep aja Mbak ikut andil, tetep aja Mbak yang kena getahnya."

Evelyn memeluk lengan Mbak Titi yang mukanya super masam. Ia merajuk, sedikit merasa bersalah pada Mbak Titi. "Sorry deh Mbak Titi, aku traktir pasta sebagai permintaan maaf mau nggak?" Ia menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jahil, lalu senyumnya semakin melebar ketika mendapati Mbak Titi menjawab,

"Jadiin dua kali."

"Siap bos!"

Pandora BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang