VII

1.6K 160 6
                                    

 
  Malam itu aku mendengar suara nenek yang seperti sedang bicara serius pada mama dan papa, aku mencoba bangkit dari tempat tidur dan berjalan kearah pintu.

Kamarku memang dekat dengan ruang keluarga, jadi aku bisa mendengar saat seseorang berbicara di ruang keluarga. Aku membuka pintu perlahan, aku membiarkan pintu terbuka sedikit, aku melihat nenek tengah berbicara kepada mama, papa, dan juga Sana.

“Kamu itu keterlaluan Yoona, anak kamu Nayeon sedang sakit, kenapa kamu malah meninggalkannya sendirian di rumah?” aku mendengar nenek yang tengah berbicara pada mama.

“Maaf Bu, tadi Yoona menjemput Chaeyoung dan Sana ke sekolah, jadi Yoona meninggalkan Nayeon.” Jawab mama sambil tertunduk.

“Sana dan Chaeyoung itu sudah besar, mereka juga sehat, kenapa kamu selalu saja mementingkan mereka dibanding Nayeon?”
Mama hanya terdiam mendengar pertanyaan nenek tadi, ingin rasanya aku menangis saat mengingat mama dan papa yang selalu mengutamakan Sana dibanding aku.

“Jaebum.. Yoona.. Ibu nggak pernah mengerti apa yang ada dalam pikiran kalian, kenapa kalian tega membiarkan anak kandung kalian yang sedang sakit, kalian sangat keterlaluan.” Ucapan nenek lagi lagi hanya membuat mama dan papa menundukan kepala.

Mungkin nenek sudah terlalu kesal, nenek segera pergi meninggalkan ruang keluarga. Aku melihat Sana yang langsung duduk mendekati mama.

“Mah, kenapa sih nenek selalu ngebelain Nayeon terus? Nenek pilih kasih.” Ucap Sana.
Mama hanya diam dan menarik Sana kedalam pelukannya.

Itu yang aku rasakan San, selama ini mama dan papa yang selalu pilih kasih padaku, selama ini selalu kamu yang menjadi pusat perhatian mereka, dan itu rasanya sangat menyakitkan San.

Kamu terlalu beruntung, kamu bisa mendapatkan kasih sayang mama dan papa secara terang-terangan, mama selalu bebas memeluk kamu kapanpun, tapi aku, aku sudah jarang merasakan pelukan mama, dan aku sangat merindukannya.

Lagi lagi semua ini hanya membuat dadaku semakin sesak dan perih, air mata ini selalu saja menemaniku saat semua rasa sakit yang aku rasakan mulai menyerang, aku terlalu lemah untuk bisa menyimpan air mata ini baik-baik.

Sampai Menutup Mata (Kth - Iny) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang