Jam sudah menunjukan pukul 13.00 WIB, semua murid sudah berkumpul untuk mengikuti kegiatan yang sudah disusun oleh panitia happy camp ini.
Aku, Jihyo, Sana, Taehyung, Suga, dan Jimin satu kelompok untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pasukan DAMKAR.Aku tersenyum memandangi kelompokku, Tuhan sangat baik padaku, aku didekatkan dengan Jihyo, Sana, dan Taehyung, mereka adalah tiga orang yang sangat aku sayangi dan sangat berarti dalam hidupku.
Kami diberi penjelasan bagaimana cara bertindak tenang ketika menghadapi api yang kecil ataupun yang besar, banyak sekali ilmu yang kami dapatkan mengenai pemadam kebakaran ini.
Kami juga diberi kesempatan untuk mencoba menggunakan alat yang biasa dipakai oleh team pemadam kebakaran.
Setelah selesai dengan kegiatan damkar, kami langsung melanjutkan kegiatan di arena wall clambing. Aku dan Sana sebetulnya agak takut dengan ketinggian, namun entah kenapa aku sangat berhasrat untuk mencoba wall clambing, sepertinya ini akan menjadi kegiatan yang paling berkesan untukku dan teman-temanku.
“Nay.. kamu yakin mau nyoba wall clambing? Bukannya kamu takut ketinggian?” Tanya Jihyo.
“Aku yakin Hyo, lagian mungkin aku harus mencobanya untuk pertama dan terakhir dalam hidupku.” Jawabku.
“Ih kamu ini, kayak yang mau meninggal besok aja ngomongnya.” Ucap Jihyo.
“Udah ah jangan banyak ngomong, cepet pake peralatannya.” Ucap Nayeon.
Jihyo dan Nayeon langsung memakai peralatan untuk wall clambing, sementara Sana tengah bermanja ria kepada Taehyung yang juga sedang siap-siap untuk memanjat dinding.“Taehyung.. kamu jangan manjat dong, nanti aku disini sama siapa kalo kamu manjat?” Tanya Sana dengan manja.
“San, wall clambing itu asik, jadi aku harus melakukannya. Kalo kamu ma uterus bersamaku sebaiknya kamu ikut manjat, tapi kalo kamu nggak mau, kamu diam saja disini bersama Jimin.” Ucap Taehyung.
“Tapi aku nggak mau manjat, dan aku pengen sama kamu.” Rengek Sana tanpa melepaskan tangannya yang melingkar di lengan kanan Taehyung.
“Jim, gue titip kakak Nayeon ini yah, gue udah siap mau naik nih.” Ucap Taehyung kepada Jimin yang berada disampingnya.
“Oke siap Tae. Ayo San kita tunggu disebelah sana aja, biar teduh.” Ucap Jimin dan menarik tangan Sana. Sana hanya pasrah mengikuti Jimin dengan wajah kesal.
Aku, Taehyung, Suga, dan Jihyo sudah siap untuk menaiki dinding yang lumayan tinggi itu. Setelah berhitung kami pun langsung memulai kegiatan panjang dinding, aku dan Taehyung asyik memanjat dengan penuh semangat, walau aku tak berani memandang ke arah bawah karena takut.
Sementara Suga menemani Jihyo yang manjatnya lumayan lama dan santai.
Aku dan Taehyung berlomba untuk mencapai puncak duluan, dengan penuh semangat aku terus memanjat, sementara Taehyung tampak santai namun cepat.Akhirnya di menit ketujuh aku dan Taehyung berbarengan sampai di puncak dinding itu, sementara Jihyo menyerah sampai tengah. Aku langsung gemetar saat pandanganku mengarah ke bawah, sepertinya aku tak berani untuk turun saat aku sadar betapa tingginya posisiku saat ini.
“Jangan takut, aku akan melindungimu.” Ucap Taehyung yang tiba-tiba saja sudah berada didekatku. Aku tersenyum dan mengangguk.
Dengan posisi seperti memelukku, aku dan Taehyung langsung meluncur turun dari puncak dinding itu, dan kini kami sudah berhasil mendarat dengan selamat.
“Makasih Taehyung..” ucapku. Taehyung hanya tersenyum manis membalas ucapan terimakasihku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Menutup Mata (Kth - Iny) ✔
FanfictionMasihkah aku dianggap dalam keluarga ini? Masihkah aku terlihat dalam keluarga ini? Masih adakah aku dalam hati mereka? Atau mungkin aku hanya dianggap angin lalu yang sama sekali tidak penting dan tidak ada gunanya?