XIV (End)

2.8K 201 27
                                    


*AUTHOR ON*

Beberapa mobil polisi mulai berdatangan ke tempat kejadian dimana sebuah bis mengalami kecelakaan dan menabrak pembatas jalan. Bis itu terguling kearah kanan, setelah bagian depan bis menabrak pembatas jalan. Puluhan penumpang bis langsung di evakuasi dan dilarikan ke rumah sakit.

Terlihat banyak keluarga para korban yang berdatangan ke rumah sakit dengan wajah penuh uraian air mata, tidak terkecuali dengan keluarga Nayeon dan Sana.

Mama Nayeon terus menangis begitu melihat kedua putrinya menjadi korban kecelakaan, Puji Tuhan Sana berhasil selamat, dia hanya mengalami luka dibagian kepalanya dan tidak terlalu parah, beda halnya dengan Nayeon yang sudah pulang ke pangkuan Tuhan.

ya.. dari sekian banyak penumpang hanya Nayeon yang meninggal dunia, sedangkan para penumpang lain masih selamat dengan luka ringan hingga luka berat.

Tubuh gadis manis itu terlihat kaku diatas pembaringan didalam ruangan bertuliskan KAMAR MAYAT itu, tubuhnya tetap terlihat utuh tanpa luka atau darah sedikitpun.

Wajahnya tampak begitu cantik dan bersinar walau matanya terus terpejam, tubuh kaku itu terlihat begitu sangat cantik dari sebelumnya, membuat semua orang yang mengenalnya begitu mengaguminya. Nayeon memang gadis yang sangat baik, dan Tuhan sangat menyayanginya sehingga Dia mengambil Nayeon untuk ditempatkan di surgaNya.

"Nayeon ..." lirihan dengan suara bergetar itu terdengar jelas di hadapan tubuh kaku Nayeon,

"Nayeon anakku.. kenapa kamu meninggalkan mama? Nayeon bangun.. bangun sayang.. jangan tinggalkan mama."
Suara itu terus bergema di dalam ruangan, air mata terus membanjir dari mata indahnya. Tangan itu terus menggoncang-goncangkan tubuh Nayeon yang sudah tak lagi bernyawa.

"Sabar mah.. sabar.." ucap laki-laki yang mencoba menenangkan istrinya itu.

"Nggak Pah, bilang sama Nayeon untuk membuka matanya pah, bilang sama Nayeon untuk tidak tidur pah, bilang pah bilang.." ucap mama Nayeon sambil terus menangis.
Papa Nayeon hanya mampu memeluk istrinya dengan air mata yang juga terus mengalir dipipinya.

Kediaman Nayeon tampak penuh oleh para pelayat, mereka sengaja hadir untuk memberikan penghormatan yang terakhir untuk teman terbaik mereka.

Tubuh mungil yang berada dalam sebuah peti itu tampak begitu cantik, balutan gaun putih dan sepatu putih membuatnya tampak seperti seorang bidadari.
Matanya terpejam begitu dalam, tak ada lagi senyuman yang akan terlihat dari bibir indahnya, tak aka nada lagi tatapan mata teduhnya, tak akan lagi terdengar semua cerita kehidupannya, dan tak aka nada lagi air mata yang berlinang dari mata cantiknya.

Semua kesedihannya telah terangkat, kini sosok baik hati itu akan bahagia di samping Tuhan.
Pria tampan yang ditemani gadis cantik itu tengah berdiri dihadapan peti mati Nayeon, dengan mata merah dan perban dikepalanya mereka datang untuk melihat sahabat baiknya yang kini sudah tidur dalam kedamaian.

"Nay.. aku nggak nyangka kamu akan pergi ninggalin aku, aku nggak nyangka kamu bakalan tega biarin aku sendiri. Kamu jahat Nay.. kamu jahat." Ucap Jihyo dengan air mata yang tak pernah berhenti mengaliri pipinya.

"Nay.. mungkin Tuhan memang lebih menyayangi kamu disana, makannya Tuhan memanggilmu secepat ini. Nay.. aku bahagia, aku bahagia jika kamu akan bahagia di rumah Tuhan, aku yakin disana nggak aka nada Nayeon dengan kesedihannya, karena Tuhan adil padamu Nay. Selamat jalan sahabat baikku, kamu akan selalu menjadi sahabatku sampai akhir waktu nanti. Aku menyayangimu Nayeon.." ucap Jihyo yang kemudian mengecup kening Nayeon.

"Nayeon.. aku masih nggak percaya bahwa bidadari cantik yang saat ini tertidur dihadapanku adalah kamu. Kamu tampak begitu cantik Nay.. lebih cantik daripada putri raja manapun. Nay, kamu memang gadis yang sangat istimewa, kamu memberikan aku kenangan terindah di dua hari kemarin, tapi ada satu hal yang belum tersampaikan dari hatiku, Aku.. aku mencintai kamu Nayeon, aku mencintai kamu sejak pertama aku melihatmu, kamu satu satunya gadis yang membuat aku merasakan jatuh cinta.
Kamu cinta pertamaku Nay, walau aku tak mungkin memilikimu, tapi hati dan cintaku akan selalu menjadi milikmu. Aku sangat mencintaimu Nay.. tenang disana sayang, tunggu lah aku, tunggu aku sampai Tuhan mengizinkanku untuk menemuimu di rumah indahnya, tunggu aku yang akan memberikan seluruh cintaku untukmu. Bahagialah kamu disana bidadariku, cintaku hanya satu untuk kamu Im Na Yeon.." ucap Taehyung dan mengecup lama kening Nayeon.

"Nayeon ... Nay.. Nayeon.. maafkan aku, maaf karena selama ini aku nggak bisa jadi kakak yang baik buat kamu, maaf karena selama ini aku tak memperlakukanmu seperti adikku sendiri, maafkan aku Nayeon..
kamu seperti ini karena kamu ingin melindungi aku, kamu menyuruhku duduk di jok belakang agar aku selamat, kamu begitu menyayangi aku sampai kamu rela mati demi aku, kamu terlalu baik untukku, sedangkan aku terlalu jahat untukmu.
Maafkan aku Nayeon, maaf jika selama ini aku selalu merebut apapun yang kamu punya, maafkan aku Nayeon, maaf.. aku.. aku sadar kalau kamu jauh lebih segalanya dari aku, dan kamu tau, jauh dilubuk hatiku aku sangat menyayangimu. Iya aku sangat menyayangimu adikku, tenanglah di surga sana, kau pantas mendapatkan surga Tuhan yang jauh lebih indah." Ucap Sana dan lagi lagi mengecup kening Nayeon.

"Nayeon anakku.. maafkan mama sayang, maafkan mama yang selama ini tak pernah ada untuk kamu, maafkan mama yang selalu menomor sekian kan kamu, ampuni mama nak, ampuni mama.
Selama ini mama jarang bersamamu, mama jarang mendengar ceritamu, mama jarang memperhatikanmu, mama tidak selalu ada saat kamu sakit, mama tidak selalu ada saat kamu butuh, maafkan mama Nayeon, maafkan mama.
Bahkan mama jarang memelukmu, dan kamu benar bahwa pelukan sebelum kamu pergi adalah pelukan terakhir darimu untuk mama, maafkan mama nak.. mama terlalu tidak adil padamu, maafkan mama sayang. Tenanglah disana anakku, mama akan selalu mendoakanmu. Mama sayang sama Nayeon."

Papa Nayeon, Nenek tercinta Nayeon, Chaeyoung, dan Semua keluarga serta teman dekat Nayeon bergantian untuk mengucapkan kata kata terakhir sebelum mereka tak lagi dapat melihat wajah cantik Nayeon.

Dengan air mata yang terus berurai semua orang mengecup kening Nayeon. Bahkan teman-teman yang satu sekolah dengan Nayeon, yang selama ini tak menganggap Nayeon siapa-siapa hadir dan ikut larut dalam kesedihan, mereka kini mengerti bahwa Nayeon memanglah gadis yang sangat baik dan berjiwa mulia.

ya Nayeon rela menyelamatkan puluhan nyawa teman-temannya dengan menyuruh mereka duduk di jok bis belakang dan tak mengizinkan mereka duduk di depan, mungkin Nayeon tau bahwa puluhan nyawa teman-temannya lebih berarti dari satu nyawa miliknya.

Tenanglah disana Bidadari Tuhan, pancarkan selalu senyum manismu untuk semua orang yang selalu menyayangimu. Karena satu senyummu sama seperti seribu bintang di langit.

Dan akhirnya semua mengantarkan Nayeon ke tempat peristirahatannya yang terakhir, air mata tak pernah berhenti saat peti mati itu mulai terkubur oleh tana, batu nisan berbentuk salib itu dipenuhi bunga yang diberikan khusus oleh semua orang yang menyayangi Nayeon ...




T H E E N D

Sampai Menutup Mata (Kth - Iny) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang