"Aaaaaaaaaa, mamiiiiii papiiiii. Bunuh orang ini sekarang juga. Dia udah nodain Graciaaaa" teriak Gracia begitu mengetahui dia terbangun dengan tubuh polos."Eeeeehh, enak aja kalo ngomong. Kamu tuh yang nodain aku. Gak inget kelakuan kamu semalam Hah?!! " Orang yang ternyata Shani itu tidak terima dengan apa yang dikatakan Gracia.
"Ya mana aku inget, orang aku gak sadar"
"Makanya kalo gak bisa minum tuh gak usah banyak gaya. Minum segala, jadi nyusahin orang kan!! "
"Lah, situ kok nyolot sih. Kamu kan yang lebih tua, jadi harus bisa melindungi yang muda dong. Ini malah kamu manfaatin. Aku gak mau tau ya, pokoknya kamu harus TANGGUNG JAWAB! "
"eeeehhh mana ada aku manfaatin kamu. Kamu tuh yang semalam grepe aku duluan. Malah nyuruh aku tanggung jawab, emang kamu hamil hah? Lagian kita ini cewek, aku ulangin. CEWEK, mana ada aku yang tanggung jawab" protes Shani tak terima.
"Ya pokok nya kamu harus tanggung jawab. Aku gak peduli ya kamu cewek atau cowok. Yang aku tau, aku bangun ada di samping kamu dan gak pake baju apapun."
"Semalem aku tuh sadar, kamu yang goda aku duluan. Harusnya yang minta tanggung jawab itu aku." Shani masih tidak terima.
"Nah nah kan. Kamu udah tau aku gak sadar. Sebagai orang yang masih sadar, kamu harusnya bisa mencegah hal ini terjadi. Pilih mana, tanggung jawab atau aku aduin ke papa sama mama. Kalo kamu perkosa aku. Pilih mana hah?? "
"Hhhhhhh, oke oke. Emangnya kamu mau aku tanggung jawab gimana" yaaahh lebih baik Shani mengalah saja lah ya. Emang kayaknya Shani deh yang salah. Kan kita sama sama gak tau.
"Aku mau kamu jadi pacar aku. Mulai sekarang, dan sampai batas waktu yang gak ditentukan." sambil berkata seperti itu. Seringai jahat pun keluar dari bibir Gracia.
"Gak!! Gak bisa. Dimana mana tuh orang pacaran itu ya cowok cewek. Aku gak mau ya di sangka gak normal" Shani masih mencari cara agar bisa lepas dari semua ini.
"Kata siapa? Adek kamu si feni pacarnya cewek kok. Oohh yaudah kalo gak mau. Aku telfon papa sekarang juga"
'Hahaha, now. YOU'RE MINE' seringai licik Gracia.
Sedangkan Shani merasa. Aura kesialan menghampirinya.
'Good bye my freedom. Huff' pasrah Shani.
Shani pun hanya mengangguk pasrah. "Hhhhh. Oke" Bisa apa dia? Daripada di aduin ke papanya. Bisa di gantung entar dia.
"Hahaha, jangan sedih gitu dong. Harusnya tuh seneng. Kamu kan selama ini jomblo karatan, harusnya bersyukur bisa jadi pacar aku. Banyak tuh yang ngantri mau jadi pacar aku."
"Dan aku bukan salah satunya" sanggah Shani.
"Bodo ah. Bye, aku mau mandi dulu. Kamu pake kamar mandi luar aja" Dan dengan cueknya, Gracia melenggang ke kamar mandi dengan tubuh polos.
'Lah tadi teriak teriak minta tanggung jawab. Sekarang tuh tubuh dipamerin gitu aja. Bisa gitu ya' batin Shani. *alah bilang aja jadi pengen lagi kan Shan #plak😄*
Shani pun mulai menyibak selimut, yang tadi malam jadi saksi bisu pergulatan panas mereka. Dan memunguti pakaiannya yang berceceran dimana mana.
'Ah, andai aja tadi malem dia bisa tahan nafsunya. Pasti gak begini akhirnya'
**..**
.Haaaii kembali lagi dengan aku dan ceritaku yang mainstream 😁..
Jangan lupa comment ya. Satu komenanmu sangat berharga bagiku 😁
Keyhole 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Can't) REFUSE
FanfictionKamu yang aku butuhin, bukan dia -Shani- Kamu player, kamu juga suka bohong. Ah, tapi juga sayang -Gracia-