Gracia sudah pernah diselingkuhi sebelumnya, tapi tidak pernah sesakit ini. Mungkin dulu saat bersama Hamids, dia merasa cowok itu tidak pantas bersamanya. Tapi saat dengan Shani kali ini sakitnya luar biasa, dia kira Shani adalah penyembuh dari luka sebelumnya, tapi ternyata dia malah membuat luka itu semakin dalam.
Frans memandang Gracia dari samping. "Udahlah jangan dipikirin terus, dia kan udah resign dari perusahaan elu"
"Dia emang udah resign dari perusahaan gue, tapi dia gak bisa resign dari hati gue"
Frans tertawa, lalu mengacak rambut Gracia. "Yaudah, kalo gitu pecat aja dia dari hati elo"
Bibir Gracia mengerucut. "Andaikan segampang itu, udah dari dulu kali"
Mereka duduk di kap mobil Frans dengan pemandangan kota dari atas bukit. Frans menjemputnya di kantor saat jam pulang, lalu membawanya kesini.
Gracia tersenyum miris memandang jauh ke depan, ke arah matahari senja yang indah. "Lo tau, ini adalah kebiasaan gue sama dia setelah pulang kerja. Muter muter gak jelas dan mendadak jadi anak hipster. Gue seneng meskipun gue tau, dia bukan hanya milik gue. Se enggaknya enam bulan gue udah ngerasain cinta yang gak biasa."
Frans merangkul Gracia dari samping. "Jangan sedih, gue kesini mau bikin lo lupa sejenak masalah hati lo. Jangan biarin rasa sakit itu ngerubah elo, lo harus lawan oke?"
"Eehm Frans, bisa singkirin tangan lo dari pundak gue"
Frans menatap Gracia heran. "Kenapa emang?"
"Ketek lo bau" ujar Gracia sambil menutupi hidungnya.
Frans pun mengendus ketiaknya. "Gak bau kok, ada tuh elo yang bau karena baru pulang kerja. Belum mandi lagi."
Langsung saja dia toyor kepala Gracia. Gracia akhirnya tertawa lepas, Frans memandang Gracia dari samping. Inilah tujuan dia mengajak Gracia kesini, agar dia bisa mengalihkan sejenak pikiran Gracia.
Biarlah perasaanku, ku pendam saja. Jarak kita ini sudah cukup.
"Gue tau Frans, gue emang cantik. Tapi gak segitunya juga kali lo mandangin gue"
Frans pun tersadar. "Siapa yang mandangin elo, gue liatin bulu hidung lo tuh pada keluar"
Gracia langsung ngaca pada ponselnya.
"Tapi bohong hahaha satu sama"
"Gracia bulu hidungnya keluar hahaha" Frans masih belum berhenti meledek Gracia.
Melihat tawa Frans yang menyebalkan, Gracia lalu menyumpalkan roti ke dalam mulut Frans. "makan nih roti nih nih nih" mau tidak mau, siap tidak siap, Frans menelan roti itu.
Frans pun reflek diam, lalu dia menepuk nepuk dadanya. "G.. Gre, a.. air air" kata Frans dengan susah payah.
"Hahahaha seret kan lo, kualat itu namanya" bukannya langsung memberi air, dia malah meledek Frans.
Setelah minum, Frans memandang Gracia malas.
"Diihh sok ngambek lo, gak pantes tau"
"Iye iye, pulang deh yuk. Udah mau malem"
Akhirnya mereka berdua pun pulang. Di tengah perjalanan Gracia mendapat chat dari Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Can't) REFUSE
FanfictionKamu yang aku butuhin, bukan dia -Shani- Kamu player, kamu juga suka bohong. Ah, tapi juga sayang -Gracia-