11. Old Friends

5.6K 469 16
                                    

Langkah Gracia tergesa gesa. Nafasnya memburu, matanya mengitari seluruh penjuru restoran ini. Hingga akhirnya saat pandangannya sampai pada meja paling ujung, matanya bertemu dengan seseorang yang dia cari. Langsung saja dia berlari menuju seseorang tersebut.

BUG

Bukan pelukan yang dia berikan, tapi sebuah pukulan disudut bibirnya. Membuat orang di meja itu yang melihatnya jadi meringis. Bukannya marah, orang itu malah tertawa.

"Hahaha ternyata lo gak pernah berubah Gre." lalu tanpa aba aba orang itu memeluk Gracia.

"Gue kangen tau. Bukannya di cium malah di tonjok" tambah seseorang itu dengan nada merajuk. Membuat orang yang ads di meja itu menampilkan ekspresi ingin muntah.

Gracia tertawa dan membalas pelukan orang itu. "Welcome back Frans"

Mereka berdua pun akhirnya duduk. Di meja ini ternyata temannya yang baru pulang dari Canada itu tidak sendiri. Ada Naomi dan julio juga disana. Naomi itu seorang bartender di tempat yang dulu sering Gracia datangi, dan Julio itu adik Naomi.

"Ci Naomi kenapa gak bilang kalo ada sodokan kue putu ini. Tau gitu tadi aku bawa tongkat baseball biar gagar otak nih kunyuk" kata Gracia sambil menampilkan wajah menyeramkan kepada Frans. Sedangkan Naomi dan Julio hanya menahan tawanya melihat muka Frans.

Akhirnya Julio tertawa. "Muka lo jelek banget Frans sumpah. Tapi btw Gre, gue baru latihan tennis sih barusan. Nih, pake ini aja dulu." ujar Julio sambil menunjukkan raket Tennis(?).

Frans yang melihatnya, langsung memasang wajah memelas minta dikasih recehan.

"Maaf, gak ada uang receh" ujar Gracia acuh. Sontak saja membuat tawa mereka pecah.

Mereka pun bersenda gurau sambil menikmati live music yang ada di restoran tersebut. Tiba tiba Julio menggulingkan botol yang sudah kosong. Menatap mereka dengan penuh arti. Ya, mereka akan main truth or dare. Permainan yang selalu mereka mainkan dulu saat sedang bersama.

Botol pun mulai di putar oleh Julio, membuat mereka harap harap cemas. Laju botol mulai memelan dan sret, ujung botol berhenti tepat menghadap Gracia. Membuat mereka bertiga bernafas lega.

Julio menampakkan seringainnya. "Truth or dare?"

"Truth" jawab Gracia santai.

"Lo udah punya pacar belum? Kalo udah, siapa?" mereka serempak menatap Gracia, menunggu jawaban Gracia.

"Udah, pacar gue asisten gue sendiri. Cewek" jawab Gracia santai, seolah bukan apa apa.

Sontak saja mereka kaget. "Yang bener lo Gre?" tanya Julio tak percaya.

Melihat tatapan serius Gracia, mereka diam. Lalu Naomi nyeletuk. "Yaaaaah, Frans patah hati deh" ujarnya dengan muka meledek Frans. Sedangkan yang diledek memutar bola matanya malas.

"Udah ci, giliran ci Naomi sekarang" ujar Gracia menengahi.

Naomi memutar botol itu. Dan sret, tepat mengarah kepada Frans. Dengan muka sok kerennya Frans menjawab "Dare"

Lalu Naomi tertawa. "Idih, sok keren lo. Awas kalo gak berani, Yaudah kalau gitu tantangannya lo nyanyi ya, tuh kan kebetulan ada live music. Kita kangen suara emas lo. Ye gak guys?"

Merekapun mengangguk kompak. Akhirnya Frans berjalan ke arah panggung. Bicara sebentar dengan pengisi acara, lalu mulai mencoba menyetel nada di gitar yang dipinjammya dari band pengisi acara. Setelah dirasa pas, dia mulai berdiri di belakang mic.

"Selamat malam semuanya" Frans yang memang bisa dibilang tampan ini, mulai mencuri perhatian pengunjung restoran ini. Penasaran akan apa yang akan dilakukan oleh pemuda setampan Frans di atas panggung.

I (Can't) REFUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang