Tak ada yang berubah antara Shani dan Gracia. Mereka tetap selalu bersama, Shani terlalu pintar menyembunyikan semuanya. Seakan tak menyisakan jejak sama sekali.
"Nanti malam jadi kan yang nontonnya?" tanya Shani.
Gracia tersenyum. "Jadi dong, kan aku udah janji kemaren"
Saat ini mereka sedang telepon an. Katanya sih Gracia kangen, padahal setiap hari juga ketemu.
"Kamu lagi apa sekarang?" tanya Shani di seberang.
'Udah mandi belum yang?' terdengar suara laki laki diseberang telepon.
Gracia mengernyit. "Suara siapa itu yang?"
Shani gelagapan. "E.. Eh i.. Itu suara temen Feni dibawah. Iya temen Feni"
"Oh, kirain siapa. Sabtu gini biasanya kamu ngapain?"
"Dirumah aja tiduran, malemnya juga jalan sama kamu kan. Eh udah dulu ya. Baterai aku lowbat nih. Aku tunggu nanti malem ya bye"
Belum sempat Gracia menjawab. Shani sudah mematikan telfonnya. Emang udah sekarat mungkin baterainya. Mungkin.
Sementara itu Shani sedang berada di apartemen Alfan. Terlihat Alfan baru saja keluar dari dapur dan menghampiri Shani yang sedang berdiri di balkon.
Alfan memeluk Shani dari belakang. Menghirup dalam dalam aroma Shani. "Kok belum mandi? Aku udah masak makan siang buat kita. Maaf ya bikin kamu repot tadi pagi, karena aku emang sakit"
Shani membalikkan tubuhnya. Mengalungkan tangannya pada leher Alfan. "Gak papa, yang penting sekarang kamu udah sembuh. Aku mandi dulu, habis itu nemenin kamu makan siang"
*..*
"Serius banget sih sama hapenya, aku sama filmnya dicuekin. Lagi lihatin apa sih?" Gracia pun melongokkan kepalanya. Tapi Shani segera memasukkannya ke dalam tas.
Shani tersenyum. "Bukan apa apa kok. Temen aku kebetulan chat"
Gracia percaya saja. Toh selanjutnya Shani tetep fokus sama dia dan filmnya.
Film yang mereka tonton akhirnya berakhir. Tampak kepuasan di wajah Gracia, tapi tidak bagi Shani. Mereka keluar dari dalam bioskop dan berencana untuk makan. Sepanjang Jalan Gracia terus saja mengoceh tentang film tadi.
"Wooaah, untung sekarang disini udah gak musim batu akik. Nanti Thanos kesini lagi"
Shani tertawa garing. "Hahaha iya"
Gracia menggaruk tengkuknya dan nyengir. "Gak lucu ya hehehe"
Sementara itu dari kejauhan, tampak Alfan dan mamanya sedang berjalan menuju arah mereka. Sontak saja membuat Shani gelagapan.
"E.. Eh Gre, coba lihat boneka itu deh. Ayo masuk yuk lihat lihat" Shani pun mendorong Gracia masuk ke dalam toko boneka.
Saat sudah sampai di dalam, Shani menghela nafas lega. Huuuff hampir saja. Gracia yang memperhatikannya jadi heran.
"Kamu kenapa deh? Daritadi aku perhatiin aneh banget"
Shani tersenyum kikuk. "Hehehe gak kok. Eh udah deh ayo keluar aja. Aku lihat bonekanya ternyata biasa aja. Kita makan di rumah aku aja yuk. Aku yang masakin" ajak Shani.
Mata Gracia berbinar. "Bener? Waaah ayo deh kalo gitu. Udah lama gak kamu masakin" Gracia polos banget daaah. Ini padahal Shani sebenernya lagi cari aman, biar gak ketemu Alfan.
*..*
Saat tiba dirumah Shani, ternyata Feni dan Okta juga ada disana. "Waahh enak nih makan bareng bareng. Berasa double date. Ye gak ta" Gracia menaik turunkan alisnya menggoda Okta. Okta yang awalnya tidak terlalu dekat dengan Gracia hanya tersenyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Can't) REFUSE
FanfictionKamu yang aku butuhin, bukan dia -Shani- Kamu player, kamu juga suka bohong. Ah, tapi juga sayang -Gracia-