16 September 2017
8.00 PMFelix memangku wajahnya dengan bantal. Sejak sejam yang lalu dia hanya berdiam diri di kasur tanpa hendak melakukan apapun bahkan memainkan handphone. Pikirannya entah larut dibawa kemana, mungkin memikirkan seseorang? Tidak juga. Felix tak punya orang yang harus dipikirkan atau digalaukan.
Kecuali,
Seo Changbin.
Felix masih memikirkan kondisi kakak tingkatnya itu. Ya, walau otak Felix tak begitu encer, tapi dia juga tahu kalau misal luka dan memar yang ada di tubuh Changbin itu bukan akibat kecelakaan. Tidak mungkin luka robek dan bibir berdarah hanya karena menubruk kaca mobil. Pasti ada yang menghajarnya.
Ya setidaknya itulah yang dia pikirkan saat ini. Karena saat di kampus dia tak melihat Changbin, entah tak masuk atau memang bukan keberuntungan baginya. Setidaknya dia ingin memastikan kalau Changbin sudah diobati, karena bagaimanapun kan Felix salah satu yang terlibat disini.
"Kenapa aku memikirkannya ya? Padahal yang kecelakaan itu Changbin dan yang punya mobil Jisung. Kenapa aku ikut kepikiran? Biasanya hanya dengan tidur aku sudah lupa." monolognya sambil mengubah posisinya menjadi terlentang dan menatap langit langit kamar.
Benar, buat apa dia pikirkan. Rasa ingin tahu saja tidak ada, kenapa juga seorang Seo Changbin terus menjadi kaset rusak di kepalanya. Padahal baru pertama kali dia berbicara padanya dan itupun tak ditanggapi dengan baik, hah, benar benar. Bukan Felix sekali kalau seperti ini.
"Ah, bodoh lah, lebih baik aku keluar cari makan!"
Felix pun beranjak dari kasurnya dan megambil mantel coklat yang tergantung di pintu. Setelahnya dia mengambil kunci motor dan pergi ke mini market.
↘ ↘
Markas, 16 September 2017
7:30 PMChangbin menatap dua kotak kardus berukuran sedang. Didalamnya terdapat 20 kilo ganja dan 5 kilo sabu sabu, itu adalah barang barang haram yang sangat mahal harganya. Terhitung lebih dari 800 juta yang dapat mereka peroleh gara gara hal ini.
Teman teman se-genk nya menatap tak yakin pada Changbin, seakan akan Changbin ini tak bisa melakukannya sendiri. Bayangkan saja, bekas kecelakaan kemarin saja belum sembuh, bagaimana nanti? Iya kalau aman dan tak diketahui oleh polisi, tapi kalau ketahuan dan terjadi baku tembak?
Omong-omong, kondisi mereka tak terlalu memprihatinkan. Yang paling parah pun haya patah tulang dan koma, yang paling mendingan ya seorang Seo Changbin. Aneh kan? Tentu lah, mungkin bagi kalian ini memprihatinkan, tapi bagi genk mereka, kehilangan anggota badan atau tewas barulah memprihatinkan.
"Memang tak bisa dibatalkan? Atau diundur?" salah satu dari mereka yang bernama Woojin bertanya, memecah keheningan dan tatapan dingin yang sedari tadi terjadi.
Bangchan menggeleng, "tidak bisa, reputasi dan kelompok kita akan hancur kalau begini. Mungkin saja mereka bermain licik dan melaporkan pada pihak berwajib kalau kita tidak jadi mentransfernya."
"Terus bagaimana? Serius mau Changbin sendirian?"
Changbin berdecak kesal lagi, "Kenapa kalian meragukanku? Aku ini masih bisa bunuh orang dan tawuran."
"Memang bakal ada keributan begitu? Hei, aku ini mengantarkannya ke kantor pemerintahan daerah , bukan gedung presiden ataupun markas tentara. Berlebihan sekali" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
▶Return◀[ChangLix]🔞
Fanfiction[SLOW UPDT] [Judul awal Boss] Felix, hanya siswa biasa pada awalnya. Seseorang yang tak ia kenal tiba tiba masuk dan menyeretnya untuk hidup dalam kegelapan yang lelaki itu buat. Seo Changbin, lelaki ini lah yang membuat Felix terombang ambing. Dan...