Iya aku kangen kalian...
.
.
."Tenang kawan jangan gegabah..."
"Sialan, kapan kau menghubungiku tanpa membawa kabar buruk?!"
"Emmm, entah. Mungkin aku sudah ditakdirkan sebagai pembawa pesan buruk untukmu Changbin."
"Hyunjin, aku tahu kau tak kuat minum, apa kau belum sadar juga dari mabuk mu?"
"Aku sadar sepenuhnya tuan Changbin..."
"Sudahlah, aku matikan saja sambungan teleponnya."
Changbin mendengus kesal sesaat setelah dia memutuskan sambungan teleponnya dengan Hyunjin. Yang membuatnya tambah kesal karena kabar buruk lagi yang tiba tiba datang. Oke, mungkin harusnya Changbin tak terlalu khawatir, tak terlalu cemas, lagipula Felix tak ingat dirinya. Tapi dia masih ingat Yongbok.
Aneh ya, bahkan dia belum memiliki kesempatan dan keberanian untuk sekedar menyapa basa basi atau kembali dekat dengan Yongbok, tapi kenapa selalu saja ada masalah yang datang disaat masalah lain berada dalam separuh progess nya. Baru saja bertengkar dengan Bangchan soal Felix eh lelaki itu malah berbuat semakin gila.
Changbin kewalahan. Menjadi pembunuh bayaran dan pengedar narkoba juga penerima beasiswa kampus lebih baik daripada menghadapi masalah yang datang dari masa lalunya, yang bahkan Changbin sendiri tak menyangka akan kembalinya sesuatu yang ia kubur. Sayangnya itu adalah kotak pandora yang telah terbuka dan memiliki banyak ancaman hancurnya si kotak pandora.
Dan anehnya, kenapa semenjak kecelakaan itu hingga kini tidak ada yang membuatnya bahagia. Kenapa takdir sedikit kejam membiarkan lelaki Seo ini tidak tersenyum tulus selama 3 minggu belakangan?
"Hwang sialan, perasaanku jadi tidak tenang begini." Gumamnya sebelum menyalakan mesin motornya dan pergi menuju tempat sang adik.
...
...
Mentari terbenam lebih cepat tak terasa, yang pasti ketika mereka lihat ke jendela sang raja siang telah hilang dari tahta nya digantikan si ratu malam.
"Gila, selama apa kita disini?"
"Menurutmu Sung?" Felix melihat mereka dengan tatapan aneh nya, ya mereka memang selalu seperti ini setiap berkumpul. Lupa waktu.
Jisung hanya terkekeh mendengarnya, "iya iya maaf, kita gak tahu malu sekali memang hahaha."
"Sadar diri kau." Seungmin berujar sinis sambil memungut beberapa bungkusan snack yang telah habis.
"Kak Seungmin juga sama, jangan sok bener deh kak, nanti karma datang baru tahu rasa." Jeongin menasehati dengan matanya yang masih terpaku pada handphonenya.
Ucapan Jeongin dihadiahi pukulan oleh Seungmin dan tawa keras dari Jisung dan Felix. Sejujurnya dari mereka semua yang sering berantem kecil seperti ini adalah Seungmin dan Jeongin, masalah sepele pun mereka ribut. Dan kalau diberi pertanyaan, kenapa Jeongin selalu bertengkar dengan Seungmin, pasti dijawab karena aku tidak punya alasan untuk tidak bertengkar.
"Nah sekarang kalian ku persilahkan untuk pulang karena aku sudah mengantuk. Ingat untuk kembali membersihkan bekas makan kalian, aku tinggal tidur dulu ya!"
Felix berjalan menuju kamarnya dan langsung membanting tubuhnya dikasur tanpa peduli umpatan kasar yang terus sahut menyahut di balik pintunya. Mulai dari teriakan heboh Jisung, amukan Seungmin dan rengekkan manja Jeongin, lama kelamaan Felix terbiasa dengan semua ini maka dari itu dia tak menunggu mereka pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
▶Return◀[ChangLix]🔞
Fanfiction[SLOW UPDT] [Judul awal Boss] Felix, hanya siswa biasa pada awalnya. Seseorang yang tak ia kenal tiba tiba masuk dan menyeretnya untuk hidup dalam kegelapan yang lelaki itu buat. Seo Changbin, lelaki ini lah yang membuat Felix terombang ambing. Dan...