Return : 16

2.6K 182 13
                                    

Felix membiarkan kedua pria itu untuk beristirahat di ruang tamu hingga esok tiba dan dirinya pergi ke area dapur untuk menyiapkan setidaknya segelas minuman. Diliriknya dengan hati hati karena takut akan tertangkap basah jika sedang menatap bagaimana darah darah itu bisa menempel dan mengering di tubuh pria pria itu. Bahkan terlintas dibenaknya, apakah itu darah asli atau bohongan.

Padahal, kenyataanya, Felix pernah melihat yang lebih parah ketika Changbin membunuh tetangganya. Ih, jika diingat ingat lagi, ketika dirinya memeriksa unit apartement tetangganya itu, dia hanya bisa menutup mulut tanpa bersuara karena terkejut akan rupa yang sudah tidak lagi sempurna. Dan Changbin yang berdiri di belakangnya hanya tertawa kecil sambil mengejeknya.

Oke, jangan sampai teh hangat ini ternodai dengan muntah karena Felix jijik mengingatnya.

"Felix, bolehkah aku menggunakan kamar mandimu?" Hyunjin bertanya, dirinya ingin membersihkan noda darah yang menempel di kulitnya.

"A... itu, ya silahkan."

Hyunjin mengangguk dan segera beranjak. Meninggalkan Changbin yang sedang sibuk dengan handphonenya entah melakukan apa. Karena sorot mata itu seperti sedang membaca sesuatu dengan teliti hingga tidak menyadari jika Felix telah berada di hadapannya.

"Kau sedang apa?" masih dengan rasa kaku yang tidak bisa Felix bantah, dia mencoba untuk berbicara dengan Changbin.

"Ah, sedang baca kontrak pemesanan."

Felix menganggukkan kepalanya paham, sudah pasti jika bukan membunuh nyawa seseorang pasti pemesanan barang barang haram.

Awalnya ingin sekali Felix kembali pada kegiatannya dan mencoba mengabaikan sosok di depannya ini. Namun semuanya mulai terasa sangat menganggu ketika pemikiran pemikiran tentang siapa itu Bangchan dan juga masa lalunya serta apa yang si pria Seo itu lakukan. Hingga membuat Changbin pun mengalihkan pandangannya karena Felix yang tak bisa diam saat menyamankan posisi duduknya.

"Kenapa?"

"Ah tidak."

"kau pasti penasaran kan?" Changbin yang kembali fokus pada handphonenya pun bertanya.

"Penasaran, apa yang harus membuatku penasaran kecuali orang yang memukulku itu? Aku hanya tidak mengerti dan tidak tahu."

Changbin terkekeh sebentar walau itu tidaklah lucu dan bukan cerita ringan yang bisa diceritakan dengan mudah. Semuanya adalah kenangan berat yang tidak bisa ia ungkapkan sebelumnya, dan kemudian dia mencoba untuk menceritakan semuanya pada Felix.

Padahal, Changbin sendiri tidak tahu, apakah dengan ini dia bisa mengambil keputusan yang tepat atau malah sebaliknya.

Felix itu melupakan semuanya tentang dia dan Bangchan. Bahkan ketika dia bisa kabur dari pengawasan Changbin atau kembali ke negara asalnya, bisa saja Felix berpaling untuk melapor ke pihak berwajib karena tak lagi memiliki suatu ingatan berharga dan menganggap jika perasaan dan ikatan itu hanya masa lalu tak berharga.

Yang bahkan mungkin Felix membencinya karena kini dirinya kembali terlibat dalam bahaya. Yang bahkan sebelumnya dia masih bisa hidup dengan nyaman seperti orang orang lainnya.

Dan disinilah kata kata 'Tidak tahu adalah hal yang paling aman' bisa berperan.

.
.
.

Paginya mereka bergegas terbangun dan mempersiapkan diri dengan hanya mandi sebentar tanpa ingin mengganti baju mereka. Hyunjin dan Changbin sama sama diberi tugas lagi untuk membawa 2 kepala orang siang ini kehadapan klien mereka. Dan ini diberi harga 5 Miliar untuk dua kepala yang dipenggal dan masih segar.

"Kalian nampak laku sekali." Ujar Felix yang baru selesai bebenah diri karena akan pergi kuliah.

"Koneksi si iblis itu memang luar biasa, ya walau iblis tetap saja iblis." Hyunjin mengoceh sambil mengikat rambutnya yang mulai panjang. "Kau tahu sendiri kan Changbin hyung ini adalah sosok pembunuh dan pengedar narkoba paling professional di daerah bahkan Negara ini."

▶Return◀[ChangLix]🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang