Seperti yang diberi tahu, keesokan paginya sekelompok polisi sudah memenuhi lantai dimana korban Changbin tewas. Felix yang bertugas melapor harus terpaksa menjadi saksi dan memberikan keterangan bohong pada polisi.
"Ya, aku hendak mengunjunginya karena kemarin dia mengajakku makan pagi bersama, tapi aku tak tau kalau dia meninggal, aku baru menemukannya dan langsung ku laporkan pada polisi." Keterangan bohong yang sudah Felix rangkai sejak semalam, hampir ia tak tidur hanya memikirkan ini dan ancaman Changbin.
"Baiklah Felix -ssi, terimakasih atas kesaksiannya, permisi."
Felix menutup pintu apartement nya sebelum dia menjatuhkan dirinya di balik pintu. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, mencerna segala kejadian yang telah terjadi akhir akhir ini. Dan lagi, secara tak sadar kini ia sudah ikut dalam urusan Seo Changbin.
Jujur, dia ingin marah, tapi ia tak bisa melawannya. Dia takut dengan Changbin, karena ia tahu kalau dirinya tak sekuat itu. Mencoba untuk melawan adalah salah satu hal yang fatal, Felix tak mau itu terjadi dan malah membahayakan dirinya maupun orang orang di sekitarnya.
"Astaga, aku benar benar- hah..." ucapnya membuang nafas sebelum dia memilih untuk mandi dan segera pergi menuju kampus.
....
Di lain sisi, tepatnya markas genk yang dipimpin oleh Bangchan, sebuah pukulan telak membuat Hyunjin terpental dari tempatnya. Pagi ini, markas telah di warnai dengan keributan dan kekerasan, anggota lain yang sedang tidur pun terbangun karena kegaduhan ini.
Bangchan selaku oknum pemukul entah kenapa pagi ini seperti kerasukan, di tariknya Hyunjin yang kala itu masih tertidur ke area tengah, menyiramnya dengan air dingin dan memukul nya dengan tongkat base ball hingga Hyunjin jatuh tersungkur dan basah. Setelahnya Bangchan menarik kerah Hyunjin lalu menghajarnya habis habisan, membuat seluruh wajah lelaki berbibir tebal itu lebam dan berdarah karenanya.
"Kak, kau ini kenapa?!" Ucap Hyunjin lemah, dia sudah tidak bertenaga karena Bangchan menghajarnya habis habisan.
"Kenapa?! Yang benar saja kau tak tahu kenapa!"
Bangchan melayangkan kembali pukulannya kearah sudut kanan wajah Hyunjin. Membuat Hyunjin menjadi terperosok di antara kayu kayu yang biasa dipakai tawuran.
Bukan Hyunjin lemah sebenarnya, jujur dia bahkan bisa saja melawan, apalah arti latihan taekwondo dan boxing yang rutin ia lakukan bersama Changbin. Namun, lelaki ini hanya sedang menahan sosok lain mengambil alih tubuhnya, kau tahu, Hyunjin adalah psycho dan dia harus benar benar bisa mengatur dan menangani jiwa psycho nya. Dia tak mau membunuh Bangchan, cukup kesalahan besarnya membunuh kakak Bangchan, dia tak mau membunuh Bangchan. Dan menahan jiwanya ini berganti adalah sesuatu yang melelahkan.
"Kumohon ~" lirih Hyunjin saat dia tak punya tenaga lagi untuk menopang tubuhnya.
Sedangkan Bangchan mengatur nafasnya kasar, dia tidak akan membunuh Hyunjin. Ya kecuali kalau Changbin pergi atau keluar dari genk ini. Hanya menyiksanya, itu adalah pilihan terbaik daripada dia sendiri yang mati ditangan Changbin. Dan lagi, untungnya dia bisa menakut nakuti si pshyco itu, kalau tidak mungkin dari awal dirinya lah yang dibunuh oleh Hyunjin.
Tanpa sepatah kata Bangchan pun meninggalkan Hyunjin yang terbaring kritis di lantai semen. Ya, kritis, sudah seperti ditabrak mobil lukanya. Mulai dari darah yang keluar dari keningnya, kakinya yang retak, bibirnya robek, memar dimana mana, tak lupa dengan sayatan silet di area lehernya. Untung tidak dalam.
Sayangnya tidak ada Changbin untuk sekedar menolongnya atau membalas perlakuan Bangchan, lelaki itu telah pergi sedari pagi ke kampusnya dengan alasan ada deadline yag harus ia kumpulkan. ingatkan kalau Changbin adalah seorang penerima beasiswa di kampusnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
▶Return◀[ChangLix]🔞
Fanfiction[SLOW UPDT] [Judul awal Boss] Felix, hanya siswa biasa pada awalnya. Seseorang yang tak ia kenal tiba tiba masuk dan menyeretnya untuk hidup dalam kegelapan yang lelaki itu buat. Seo Changbin, lelaki ini lah yang membuat Felix terombang ambing. Dan...