[29] Rooftop

529 61 46
                                    

     Guanlin membawa dua mangkuk mie instan dan memberikan salah satunya pada Jidam.

Mereka duduk berhadapan dan mulai menyantap makanan dihadapan mereka.

Selesai makan, Jun datang lalu menghampiri Guanlin dan tampak membicarakan sesuatu, Jidam tidak ambil pusing dan lanjut meminum minumannya,

Setelah itu Guanlin pergi dan Jun duduk ditempat Guanlin sebelumnya.

" Kau.. Jun? " tanya Jidam dan hanya dibalas anggukan oleh Jun

" Um.. Senang bertemu denganmu "

Jun hanya diam dan tak menghiraukan Jidam dihadapannya.
























" Bisa temani aku nanti siang? " Jun bertanya pada Jidam

" Kemana? "

" Apartemenku. "

Jidam menunduk dan wajahnya bersemu merah, ia menatap Jun dengan senyuman diwajahnya lalu menganggukkan kepalanya.

Jun tersenyum dan meninggalkan Jidam.










































⭕⭕💥⭕⭕

" Apartemenmu disini? Sangat mewah " ucap Jidam saat ia dan Jun memasuki lift menuju lantai teratas.

Apartemen Jun?







Ini sebagian dari siasat Jun..








Ya... Ini apartemen Kyla.











" Sudah sampai, Ayo " Jun mempersilahkan Jidam keluar terlebih dahulu kemudian ia menyusul.

" Aku ingin ke rooftop! " seru Jidam yang tampak dibuat-buat seperti anak kecil

Jun mengangguk dan tersenyum senang. Mereka berdua kembali naik lift untuk ke rooftop.

" Disini sangat terik " ucap Jun

" Tidak apa-apa. " Jidam tersenyum dan menarik lengan Jun untuk duduk bersamanya disebuah sofa didekat pagar pembatas yang teduh.

Saat Jidam berjalan kearah sofa itu,







Kakinya kanannya ditembak,











Oleh Daniel.




" Ya.. Seperti lagu yang kunyanyikan untukmu disekolah tadi. Pertama-tama aku akan menembakmu.. " ucap Daniel seraya melempar pistol yang ia genggam.



Saat Jidam terjatuh dan merintih karena sakit ditambah dengan terik matahari, darahnya semakin banyak dan ia berusaha bangun.



Saat itu Juga, Kyla, Hani, Esther, Ahra, Daniel, Guanlin dan Sehun berjalan menghampiri Jidam.


Mereka tampak seperti..







Segerombol psikopat yang melihat santapan lezat.







Kyla dan Hani duduk di sofa yang teduh itu, disusul oleh Jun dan Guanlin sementara Sehun mengambil tiga ransel yang tersembunyi.

Sehun meletakkan ransel itu dihadapan Daniel yang sekarang berdiri disamping Esther.

" Kenapa kau ingin membunuhnya? " seru Kyla







" Beberapa bulan lalu, ia bilang padaku bahwa ia pernah tidur dengan Daniel. " ucap Esther geram








Jidam terlentang bersimbah darah, keringatnya membuat bajunya basah dan darahnya terus mengalir.









Esther mengeluarkan beberapa jarum dari ransel dan menusukkan jarum itu perlahan lahan ke mata Jidam.


" Bukankah jika warnanya merah akan terlihat lebih indah? " ucap Esther

Esther menekan jarum itu hingga sepenuhnya masuk ke bola mata Jidam, Esther kembali melakukan itu hingga ada 11 jarum di mata kiri Jidam.

Esther berdiri lalu mengambil pisau kecil yang amat tajam. Pisau itu tampak mengkilap dibawah terik matahari.

Esther membuat beberapa sayatan panjang di lengan Jidam.

Cuaca yang terik membuat darah mengalir lebih banyak, terdengar suara tawa dari Kyla dan Hani saat melihat Jidam.

" Bukankah seperti ini lebih indah, " Daniel membuka suara dan mendekati salah satu ransel lalu mengambil dua pisau daging.

Daniel menghempaskan pisau yang amat tajam itu di tangan Jidam.

Pergelangan tangan Jidam terpotong hingga terpisah dan pisau satu lagi menancap di perutnya. Esther mulai  tertawa melihat teriakan tersiksa Jidam.


" Apakah seperti ini rasanya menjadi seorang psikopat? " tanya Esther pada dirinya sendiri lalu tertawa sambil menginjak pisau daging yang menancap di perut Jidam hingga masuk sepenuhnya.

Nafas Jidam melemah dengan darah dimana mana,

Esther bersimpuh disamping kepala Jidam dan mengusap pelan rambut Jidam.

Esther tersenyum dan menarik kuat rambut Jidam Hinga beberapa terlepas. Esther menggunakan dua tangannya untuk menarik rambut Jidam.

Tangan kirinya menarik rambut ke kiri dan tangan kanannya menarik rambut ke kanan. Kulit kepala Jidam memerah dan sedikit berdarah.

Daniel mendekat dan menyayat kulit kepala Jidam yang memerah akibat rambutnya ditarik oleh Esther. Setelah itu Daniel menancapkan pisau itu ke dahi Jidam.







" Dia sudah mati " ucap Hani






































" Dan selanjutnya kalian. "  -?





















































" Jimin...!?"

 Nerd ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang