BSK.3

2.8K 234 1
                                    

"Mengerti Ali?"

Ali mengangguk mengerti. Ia pun diantar Kepala Sekolah ke kelasnya, yaitu 12 IPS-6. Dimana kelas yang paling ujung karena semua bangku kelas 12 telah penuh.

Ali sampai dikelasnya, semua mata menatapnya memuja. Seakan yang berada di depan nya ini Dewa. Padahal bukan. Ali memperkenalkan namanya, yang langsung disahut secara heboh. Ali hanya tersenyum canggung menanggapi mereka.

Semua siswi disini berteriak alay yang seakan memekak kan telinga. Ali hanya bisa menanggapi dengan senyuman canggung.

"Diam!"

Sekelas langsung diam. Ali pun disuruh duduk disamping cowok yang sedang fokus sama bukunya itu. Ali menaruh tasnya dan langsung menatap papan tulis sepenuhnya.

4 jam belajar, membuat mata Ali seakan mau tertutup. Maklum, sudah 2 tahun Ali tidak bersekolah kini kembali bersekolah dan harus berinteraksi sama orang banyak.

Semua murid satu persatu menghambur di koridor, dan Ali hanya diam saja. Ia membeku. Memikirkan ke depan nya bagaimana?

"Mau kantin gak?"

Ali terkejut, ia menatap teman sebangku nya dengan iris mata tajam nya. Ali mengangguk dan berdiri mengekori teman sebangkunya itu.

Sesampai di kantin, semua mata tertuju pads Ali sepenuhnya. Ali tahu, semua orang ingin mendekatinya bahkan sekedar hanya untuk foto dan upload ke IG mereka. namun sayangnya Kepala Yayasan melarang keras ada yang mengganggu Ali.

"Widih, ada artis nih yee."

Ali tersenyum kecil menanggapinya.

"Salam kenal, gue Ali."

"Yaelah sapa kaga kenal lu?" tanya cowok di samping Ali sambil terkikik geli.

"Dah diem lu pada. Jangan buat artis jadi gak nyaman." lerai cowok sebangku Ali.

"Nama gue Razi."

"Nama gue Reno."

"Gue Maxime."

Ali mengangkat tangan nya dan berjabat tangan kepada teman barunya.

"Li, gue denger lo tadi pagi berantem ya sama Prilly?" tanya Razi, teman sebangku Ali dengan gaya kepo nya.

"Prilly?" dahi Ali berkerut. Ali tidak tahu siapa yang Razi bicarakan.

"Iye, yang lo tab—"

Ali mengerti siapa Prilly. "Dia yang nabrak bukan gue." Ali menyela.

Reno dan Maxime hanya terkekeh pelan. Prilly selalu saja bisa membuat sekolah heboh dengan tingkah lucunya.

"Max! Max! Prilly tuh." bisik Reno. Maxime pun mengangkat senyum nya dan berjalan lurus ke Prilly. Ali yang melihatnya hanya bisa mengangkat alisnya sebelah.

"Lo tau gak Li? Prilly itu panglima tempurnya SMU Kendari,"

Ali hanya tersenyum mendengarnya. Toh buat apa juga ia tahu? Tidak ada guna nya.

"Tuh liat si Maxime. Dia itu tergila-gila banget sama Prilly, tapi Prilly katanya udah ada pacar. LDR katanya sih..," sambung Reno heboh.

"Li, kalo lo punya kesempatan deket sama Prilly, gimana?" Tanya Reno kepo sambil menopanh dagu nya.

Ali menyatukan alisnya, perlahan ia menghela nafas lelah, "gue setia orangnya."

BSK

Ada banyak hal yang harus Prilly urus, misal: mengatur jadwal kapan harus tawuran massal, atau les bela diri. Namun kali ini seorang cowok yang katanya 'artis' itu seolah membuat Prilly ingin tahu lebih dekat padanya.

Tidak, tidak. Ia harus setia pada pacarnya. Bukan kan itu janji nya?

Prilly mengusap wajah nya pelan, mata Prilly dan Ali terbentur, namun Ali langsung mengalihkan pandangan nya.

"Hai.."

Prilly menatap seorang cowok jangkung yang sampai kini mendekati dirinya, namun entah kenapa Prilly risih. Padahal Maxime adalah Kapten Basket SMU Kendari, dia juga banyak fans. Lesung pipi nya benar-benar tercetak jelas di pipinya, tidak salah jadi kenapa banyak yang menyukai cowok itu.

"Pril, nanti pulang sama siapa?"

"Ndiri." balas Prilly cuek sambil berjalan menuju tempat duduknya.

"Bareng mau gak? Kebetulan gue mau ngajak lo ke restoran baru di deket rumah gue."

"Gak."

"Yaudah, gimana kalau jam 2 gue jemput aja? Sekalian jalan-jalan."

"Gue ada les bela diri,"

"Sebelum itu kita makan dulu. Gimana?"

Prilly mengepalkan tangan nya kesal, Maxime selalu memaksa nya. "Lo tau apa yang paling gue benci?"

"Gue benci dipaksa." ucap Prilly penuh penekanan. Prilly mendorong dada bidang Maxime, dan duduk manis di kursi kantin. Maxime yang melihat ekspresi dari wajah Prilly hanya bisa mendesah pelan.

BSK

"Kenapa? Ditolak lagi?" tanya Reno memastikan. Karena habis dari tempat Prilly, wajah Maxime lanhsung muram. Ali yang melihat itu hanya bisa menepuk pundak teman nya untuk sekedae memberi semangat.

"Gue harus gimana lagi biar dia bisa cinta gue?" tanya Maxime parau.

"Cinta mana bisa dipaksa." sahut Ali.

Maxime, Reno dan Razi serentak menatap Ali dengan tatapan tanya. Memang sih Ali tua 2 tahun dari mereka, tapi wajah Ali itu kayak masih seumuran mereka.

"Biar aja ngalir, lo kalo laki jangan maksa cewek buat suka lo. Cukup lo buat dia nyaman disamping lo. Cewek itu gak butuh apa-apa, dia cuma butuh kenyaman boy." tutur Ali bak Mario Teguh.

"MANTAP! ALI TEGUH WOI ALI TEGUH!"

Reno dan Razi ngakak di tempat. Sedangkan Maxime hanya diam, mencerna omongan Ali yang benar-benar membuat dirinya bingung.

"Lo pastiin dulu hati lo Max. Pastiin kalo lo itu bener cinta, bukan nya penasaran."

BSK

ihh kok gemesh ya sama bab ini? Jadi melow gitu haha

Tapi gapapa ya la.

H-14 BOY HAHA

LOVE U<3

Bukan Sekedar KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang