BSK 14

2.5K 193 1
                                    

Ternyata, mencintaimu lebih sakit dari pada harus melupakan kenangan bersama mantan

***

Prilly menghembus nafas kasar, ia melirik Ali, lalu Ali pun melirik Prilly. Selama dua puluh menit lebih, mereka hanya diam. Entahlah kenapa, padahal tadi Prilly sangat bawel.

Karena lelah dengan situasi seperti ini, Ali bangkit. Sebelum itu, Prilly langsung menahan tangan Ali. Percayalah, itu hanya spontan. Prilly tidak tahu, dorongan darimana harus menahan Ali untuk berada disini.

"Kenapa?" Tanya Ali

"Mau kemana?"

"Gue mau nyari angin bentar doang. Kenapa?"

Prilly menggeleng pelan. "Jangan tinggalin gue Ali."

"Maksud nya?"

"Eng.. Engga kok."

Ali mendekat, ia mengelus pucuk kepala Prilly, "Gue disini Pril. Gue disini untuk lo, ngerti?"

"Raga lo emang disini, tapi hati lo?" ucap Prilly dalam hati.

"Pril?"

"Li, gue mau ngomong."

"Itu lo udah ngomong."

"Gue serius,"

"Iyaaa."

Prilly mencoba untuk duduk. Lalu ia menatap Ali, menatap indah nya Ali.

"Sebenernya gue itu sa-"

Handphone Ali berdering, Prilly mendengus kecil. Lalu tak lama, Ali memgangkat telepon itu. Selang lima menit, Ali kembali dengan wajah khawatir.

"Ken-"

"Lo gapapa kan gue tinggal sendiri?"

"Em-"

"Cewek gue masuk rumah sakit. Lo gapapa kan gue tinggalin?"

Hati Prilly langsung mencelos. Prilly mencoba menahan air mata, dan mencoba tersenyum. "Iya gapapa, cewek lo itu prioritas lo, ngerti kok gue."

"Makasih Pril. Lo emang sahabat gue yang ngerti gue. Makasih."

Ali memeluk Prilly, "Doain cewek gue Pril."

"Iya pasti kok. Yaudah sana, kalo bawa mobil jangan ngebut-ngebut ya Li!"

Ali mengangguk, lalu tak lama dari itu, Ali pun pergi meninggalkan ruangan Prilly. Sungguh menyakitkan. Mencintai seseorang yang sudah memiliki seorang kekasih.

"Hahaha, bego banget si gue," Prilly tertawa renyah, "Udah tau Ali udah ada cewek, masih aja gue ngarep Ali suka gue."

TING

Ali : Pril, mungkin untuk beberapa hari ke depan, gue gak bisa jagain lo. Gue mau jagain cewek gue dulu sampe sembuh

Ali : Maaf banget ya

"Sadar diri Pril, lo bukan siapa siapa dia. Lo berharap dia peduli sama lo? bullshit. Nyatanya, lo cuma sahabat bagi dia. Ya ampun, miris banget hidup gue. HAHA."

Tanpa terduga air mata Prilly membasahi wajah nya. Benar benar bego, Prilly mencintai Ali. Ini yang di namakan sakit tapi tidak berdarah?

"Hidup gue gaguna banget si, cuma bisa ngebuat orang lain susah, apa gue mati aja ya? hahaa."

Prilly mengambil pisau yang ada di sebelah nya, dengan otak yang kacau, Prilly mengiris nadi nya dengan pelan, nyata nya, rasa sakit di tangan tidak sebanding dengan sakit hati nya.

"Tuhan, kalo gue mati. Tolong jaga Ayah, Wildan dan orang orang yang gue sayangi..."

A/N :
hello! i'm back. yuhuuu. i'am sorry guys, aku itu sibuk bgtt sampe ga sempet buat nulis. daann sorry guys kalo part ini sangat pendek. gaje. percayalah aku buat ini dengan kecepatan seribu. aku ampe ga ngapal anjir untuk nulis ini. and then, ini adalah part tergaje menurutku, huhuuu i'm so sorry guys╥﹏╥

Bukan Sekedar KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang