BSK.9

2.4K 190 2
                                    

Sebelum baca ramein part ini dengan komenan kalian, setuju?

***

Tidak ada yang paling menyedihkan saat seseorang yang kita sayangi perlahan meninggalkan kita. Perlahan melupakan kita. Perlahan seakan tidak ada apa-apa diantara kita. Terkadang, yang tersulit bukan lah melupakan, tapi memulai.

Prilly baru saja bangun dari koma nya selama tiga hari itu. Fardi bahagia, Prilly tidak beranjak meninggalkan nya. Fardi bahagia, karena napas nya sudah kembali ke bumi.

"Ayah?"

"Iya?"

"Ayah nangis?" tanya Prilly.

"Gak kok sayang." balas Fardi bohong. "Sekarang kamu istirahat lagi ya? Kamu gak boleh kecapekan."

Prilly mengangguk ngerti, tapi sebenernya masih banyak yang ingin dia tanyakan. Tapi biarlah nanti dulu, Prilly tak mau membuat Fardi kembali berduka. Biarkan tiga hari itu menjadi terakhir untuk membuat Fardi terluka.

Prilly tahu, saat ia koma. Fardi selalu mengajak nya berbicara, Prilly tahu, Fardi menangis. Menangisi Prilly.

"Yah..," panggil Prilly sebelum ia tidur.

"Iya Sayang?"

"Maafin Prilly Yah..,"

Fardi tersenyum penuh arti, lalu memghampiri anak semata wayang nya dan memeluk nya erat. Saat-saat seperti ini lah, Prilly merasa bodoh karena telah menyakiti perasaan Fardi

BSK

"Siapa lawan main gue?" tanya Ali.

Arga menghampiri Ali dan duduk di sebelah Ali. Sebelum itu, ia meminum air aqua karena ia sangat haus sekali.

"It-"

"Hai."

Ali terbelalak. Benarkah? Apakah Ali sedang bermimpi? Ali berdiri dan menatap tidak percaya pada makhluk di depan nya. Berharap ini bukan lah sekedar mimpi.

"Li?"

"Kamu lawan main aku?"

"Iya."

Ali langsung berhambur memeluk Bianca dengan erat. Ia sangat merindukan cewek ini. Saat kejadian dimana ada talk show itu, Bianca seolah hilang dari peredaran bumi. Dan sekarang, Bianca berdiri di hadapan nya dengan senyum manisnyang menghiasi wajah nya.

"Ali.."

Pelukan itu terlepas. Ali memasang wajah datar.

"Maafin gue yang selalu nuntut lo bersama gue. Kak, Maafin Jody karna sudah ngerusak hubungan Kakak sama Ali. Jujur, Jody sayaang banget sama Ali, tapi Ali cuma sayang sama Kakak. Kali ini, biarin Jody yang ngalah, Kakak jangan." ucap Jody bersalah. Ali tidak menyangka bahwa ini semuaa akan berakhir. Semua sandiwara, semua permintaan Jody yang membuat seakan kepala Ali akan pecah.., semua nya berakhir disini. Di Singapore.

"Makasiu ya Dy."

Bianca memeluk adik nya itu. Setelah acara haru-haruan ini berakhir, Ali mengajak Bianca jalan-jalan keliling. Biarkan hari ini menjadi hari terbahagia nya Bianca dan Ali.

"Bi, kamu masih marah sama aku?" tanya Ali.

"Gak lah Li. Buat apa?"

"Jadi kenapa kamu jauhi aku?"

Bianca diam. Ali tahu, tak selama nya cewek di samping nya ini diam, mengalah, dan terus bersabar. Ada kala nya Bianca berontak, marah pada nya, atau berhak memutusi nya. Tapi sayang nya Bianca tidak childish. Bianca punya cara nya sendiri untuk menenangkan perasaan nya yang sakit.

"Sekarang kita kemana?"

"Ke pelaminan mau?" goda Ali yang membuat pipi Bianca memerah.

"Ali! Kamu kan masih sekolah."

"Abis aku tamat, aku bakal lamar kamu, okey?"

Bianca mengangguk malu-malu, tapi jujur dalam hati terdalam Bianca, Bianca senang, akhirnya ia dan Ali bisa bersama-sama lagi. Meskipun Bianca yakin, masih banyak ombak yang menerjang hubungan nya kelak.

BSK

"Pacar kamu gak dateng Pril?"

Prilly tidak menggubris ucapan Ayah nya. Ia malah melamun, entah melamunkan apa. Mungkin raga nya disini, tapi tidak untuk jiwa nya.

"Prilly?"

"Apa Yah?"

"Pacar kamu mana?"

Prilly mengigit bibir bawah nya. Dari dia siuman tadi, Prilly tak membuka ponsel nya. Mungkin saja pacar nya itu menelpon nya atau spam chat Prilly, namun tak Prilly balas.

Prilly mengambil ponsel nya. Ia membuka lock screen ponsel nya, namun nihil. Tidak ada chat atau telpon dari pacar nya. Prilly mendesah. Ada apa?

"Mungkin dia sibuk Yah." balas Prilly pada akhirnya

"Pril, lebih baik kamu fokus sama kesehatan kamu. Put—"

"Assalamua'laikum!"

Omongan Fardi terputus saat teman-teman Prilly datang.

"Eh?"

"Bagas!"

"Anjirr gue kangen lo cil."

"Berhenti dah panggil gue cil, Monyet."

"Jadi apa?"

"Berisik deh Gas." balas Prilly. "Wildan mana?"

"Oh itu si Wildan lagi beli buah buat elo!" jawab Angga.

"Ngerepotin banget deh. Jadi gaenak gue."

"Yeuu biasanya malu-maluin lo."

"Eh kutil ada bapa mertua noh."

Angga menyenggol lengan Arkan, membuat Arkan menoleh dan melirik Fardi.

"Anak-anak, Om mau keluar sebentar ya? Jagain Prilly nya." ucap Fardi, lalu keluar dari ruangan Prilly. Setelah Fardi keluar, temen-temen Prilly langsung ngidupin lagu dije. Prilly sampai di buat geleng-geleng kepala sama temen sengklek nya itu.

"Pril, baik-baik aja kan? Ada yang sakit?" tanya Arkan, saat Angga dkk sedang sibuk joget goyang dua jari.

"I'm okay. Jangan khawatirin gue, gue kan cewek strong."

"Elah, strong kok koma nya berhari-hari?"

Tangan Prilly mengudara dan menjitak kepala nya Arkan. "Sialan lo kutil badak."

BSK

Biar apa gitu up malem-malem?
Wkwk btw guys, maap maap nih kalo part ini ga seru, abisan kehabisan ide.

I hope u like it❤

Lanjut?

Komen dah komen!

Bukan Sekedar KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang