BSK.4

2.8K 212 3
                                    

Barusan saja, Ali disuruh Pak Bandi untuk mengambil buku diperpustakaan. Sudah seminggu Ali bersekolah di SMU Kendari, dan sudah seminggu pula Ali merasa kenyamanan.

Dimana ia menjalin pertemanan bersama Maxime, Reno dan Razi. Tiga teman somplak nya yang buat Ali bertahan.

Baru beberapa langkah, Ali dikejutkan oleh sosok mungil yang baru saja keluar dari perpustakaan. Ali membeku di tempat, menatap iris hazel mata nya, lalu tidak lama kemudian, Ali membuang wajah nya.

"Cantik ya?"

Ali mengerutkan dahi. Suara siapa itu? Tidak mungkin Prilly yang ngomong kan?

"Gue gak suka kacang."

Ali menatap Prilly sepenuhnya. "Lo yang ngomong?"

"Gak."

"Ja-"

"Ngantin aja yuk!"

Ali menggeleng. "Gak."

"Duh, kenapa?"

"Gue mau ngambil buku."

"Ntar aja! Bisa besok-besok, kan?"

"Ini disuruh Pak Bandi Pril."

Prilly tersenyum lebar. "Cie tau nama gue."

"Terserah."

Ali meninggali Prilly. Lagi-lagi Prilly meracau tidak jelas, namun Ali tidak pedulikan itu. Selesai mencari buku, Ali kembali ke kelasnya. Ali kira, Prilly telah pulang, atau hilang di ambil Alien, ternyata cewek itu sedang bersantai sambil denger lagu.

Sumpah, Prilly denger lagunya kenceng banget, sampe Ali denger.

Ali pun yang tidak mau menganggu ketenangan Prilly, langsung berlalu meninggalkan nya. Namun baru beberapa langkah, tangan Ali ditahan sama Prilly.

"Sini gue bantuin."

Prilly mengambil alih buku cetak Fisika dan membawa nya sampai ke kelas. Ali yang melihat nya hanya bisa melongo tidak percaya.

Sesampai di kelas, Pak Bandi terkejut saat Prilly masuk dan membawa buku cetak Fisika. Sekelas pun juga terkejut.

"Prilly?"

"Pak, kan saya udah bantuin nih bawa buku. Ali nya saya pinjem ya?"

Pak Bandi menggeleng kan kepala nya pelan. Ada saja yang Prilly lakukan dan buat heboh satu sekolah.

"Emang mau kemana?"

"Mau nya sih ke pelaminan." Prilly tertawa renyah, sedangkan Ali memelototkan mata nya. Tidak terima Prilly ngomong seperti itu.

"Ada-ada saja kamu. Yasudah, jangan lama-lama. Jangan buat onar!"

Prilly mengangguk patuh dan bersaliman dengan Pak Bandi. Habis itu, Prilly menarik tangan Ali.

Prilly mengajak Ali ke roof top. Dimana tempat kenyamanan bagi Prilly. Setiap Prilly ada masalah, Prilly akan kesini. Melihat pemandangan dari atas, yang menurut Prilly menenangkan. Sejenak bisa melupakan masalah.

"Ngapain kesini?"

"Duduk dulu."

Ali menurut saja.

"Gue mau, lo suka hobi gue," ucap Prilly sambil menatap ke bawah. Ali takutnya kalau ada setan lewat, Prilly jatuh. Ali tidak mau jadi saksi atas meninggal nya Prilly.

"Pril, kita itu gak kenal. Gue jug-"

"Gue paling gak suka ditolak Li."

"Pril tap-"

Bukan Sekedar KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang