Langit sudah mulai gelap. Sudah 15 menit berlalu dan Alvaro kini berhenti didepan rumah yang sudah tidak asing bagiku maupun baginya, disambut ramah oleh Bi Fatimah, PRT yang telah bekerja disini selama 18 tahun.
"Sore dek,Non Veli sudah nunggu di halaman" ujar bi fatimah setelah melihat kami.
"Makasih bi Imah"sambil menempelkan tangan Bibi ke pipiku,diikuti dengan Alvaro yang melakukan hal seperti yang kulakukan.
Kurang dari 2 menit, kami sudah sampai di halaman rumah Veli.
"Hai Vel, sori lo udah nunggu lama" ujarku menggaruk kepalaku yang tidak gatal itu.
"Hehehe, nggak lama kok, nih" Veli mengulurkan tangannya yang menjepit sepotong pizza mozarella. Nggak mungkin gue tolak kan? Hahaha
"Jatah gue mana,tong?" Tanya alvaro kepada Aditya. Adit menggeleng tidak tahu, lalu jarinya menunjuk ke Veli.
"Yaelaah, gue kan nanya-nya ke elo, tau gitu dari tadi deh gue tanya veli" ujar alvaro sedikit dengan nada mengejek. Disambut dengan Veli yang memberikan 2 potong pizza mozarella sekaligus.
"Hahaha, gue dapet 2" ejek alvaro sambil mengeluarkan lidahnya sedikit.
'Great' kapan kita mulainya? Tanya gue dalam hati, kadang gue berharap kalau gue bisa mengingat sesuatu untuk jangka yang panjang, namun tidak setelah kejadian yang menimpaku 12 tahun yang lalu. Gue memijat jidatku menahan rasa nyeri. Kami semua berhening, melihat tingkah gue yang "aneh" itu.
"hei, kita kapan mulainya?" suara Mika memecahkan keheningan diantara kami ber-lima, diikuti suara Veli yang berdeham dulu "Mulai sekarang yuk", kami semua mengangguk.
2 jam berlalu, tugas kami akhirnya selesai. "Yeay Siap!" ujar Adit dengan nada bicara yang memberitahukan kami bahwa ia kerja keras banget tadi. Tiba-tiba Notif LINE masuk ke hand-phone milikku menunjukkan nama kontak "mami❤" sekarang pandanganku beralih ke angka kecil di bagian atas layar hand-phoneku, "Jam 8:45".
Gue belum jelasin betapa luas rumah Velira Audrey kan? Veli anak tunggal, lebih dimanjain gitu maksudnya. Meskipun gue udah kenal Veli lama, Veli masih agak tertutup sama kami.
Gue masih bengong, dikejutin notif dari hp-ku. "Kak Yonard nelpon" gumamku. Kenapa gue tadi masuk ke kamarnya Veli ya?
Hanya gue yang manggil Alvaro dengan nama "Var" yang lainnya manggil dia "Al".
"Var pulang yok" bisikku sambil menunjuk pergelangan tanganku.
Veli menatapku mengerti,dengan senyuman khas Velira Audrey itu, dia mengatakan "Hati-Hati ya pulangnya".
Alvaro dan gue melambaikan tangan kepada Veli dan Adit sebelum akhirnya kami benar-benar meninggalkan rumah itu.
"Bibi, Irin laperr, masih ada makanan nggak?" rengekku sambil memegang perutku, bibi nggak nge-respon mungkin sudah tidur. Kulihat ada plastik McD. "Mcspicy and french fries, not bad" gumamku mengambil kantong plastik itu.
Tok.. tok.. kuketuk pintu kak Yoshua.
"Kak Yonard, buka pintunya" ujarku sambil masih mengetok pintu. Beberapa menit kemudian, Kak Yonard membuka pintunya. Dia baru selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang masih basah dan handuk yang hanya mengelilingi bagian bawah badannya.Refleks, gue pun langsung menutup mata "nah, kak ini French Fries buat kakak". Sambil perlahan membuka mata hanya fokus ke wajah kak Yonard. Kulihat Kak Yonard heran dan menertawaiku.
"Kamu lupa gue diet ya dek?" suaranya agak serak dan sedikit mengejek. "Tumben? Badan lo udah atletis gitu kak" balasku geram karena memang harus diakui, kak Yonard memiliki postur tubuh yang atletis banget.
"Yahh, kalau lu maksa gue tetep ngambil sih dek" ujarnya. "Makasih yaa". Senyum kak Yonard ga kalah manis dengan punyaku.
"Gue balik dulu ya kak" sambil berbalik badan dan melambai.
Setelah ngabisin McSpicy tadi, gue mengantuk dan terlelap, Gue nggak lupa minum obat kok. Tapi gue harap gue masih bisa inget apa yang gue lihat dikamar Veli tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm glad it was you
Romance"Nggak lagi, gue mau kita temenan" ujar Pria bermata coklat itu mengulurkan tangannya. Masa lalu Irene yang membuatnya dingin kepada yang lainnya dilelehkan seorang Pria yang bertemu di Minimarket dekat rumahnya. Semua pertemuan akan diawali dengan...