"Hari ini kamu cantik banget,Rin" ujar Ken sambil mengelus pipiku yang semakin merah ini.
"Maksud kamu," belum sampai aku menyelesaikan kata-kataku, kepalaku sudah merasakan kesakitan yang luar biasa.
"KEN?!" Teriakku membuat Kak Yonard terkejut. "RIN! Toh gua suruh lu mandi. Malah dikejutin sama ni anak, untung Riwayat hidup gua nggak ada 'heart attack' kalau nggak, gua pasti udah ada di ambulance nih sekarang" Omel Kak Yonard tidak sabar.
"Yahh kak Yonard lebay amat sih" kata-kataku hanya membuat kak Yonard mencibirkan bibirnya.
"Kak, tolong dongg tutupin alarm-nya" Rengekku sambil melihat kak Yonard dengan muka imutku yang tidak pernah gagal membuatnya melakukan perintahku.
Kak Yonard mendengus keras, mematikan alarm-ku dan segera pergi keluar dari kamarku, gimana enggak coba? Hari ini kan Hari Senin. Eh, bentar deh. HA.RI. SE.NIN.
"IRENE NATASHA!!, CEPETAN, PAPA UDAH TELAT NIH" suara papa yang begitu keras,terdengar jelas sampai kamarku yang berada di lantai 2. "7:15" gerutuku seraya bergegas membersihkan diriku.
Sesuai dugaan papa dan mama,batang hidungku sudah terlihat sebelum jam dinding menunjuk angka '7:20". Kulihat ekspresi papa yang kini melega.
***
"Gue ngantok berat nih, Nyong," ujar Alvaro sambil mengucek matanya. Aku hanya tertawa kecil mendengar keluhannya itu, menyodongkan sebotol kopi yang kubeli barusan.
"Buat gue nih?" Ucapnya sedikit tidak percaya. "Gamau? Gue tarik balik loh," ucapku geram, diikuti dengan gelengan kepalanya.
Belum sempat aku mengatakan apa-apa, Kepala Alvaro sudah berada dipundakku, memang sih ini udah jadi kebiasaan kami. "Rin, makasih ya," terdengar getaran dari suaranya, masa sih? Alvaro lagi serius.
"Buat apa?"
"Hemmm"
"Apa?"
"Kopinya" Tawanya kian memenuhi satu kantin
"Ihhh, apaan sih, dihabisin kopinya itu. Gue mau pergi dulu," ujarku sedikit kesal dengan perilakunya barusan. Baru saja aku hendak pergi meninggalkannya, tanganku terasa berat, seperti ada yang menahan tanganku
Aku menoleh kepada Alvaro, Sekarang dia terlihat serius. "Rin, gue mau ngomong" ucapnya sambil memalingkan perhatiannya. "Kenapa?" Ucapku sambil kembali duduk disampingnya.
"Lu sama Kenzie--," kata-katanya terputus, hingga suaranya kembali menyadarkanku "Ada apa-apanya?".
Jleb. Perkataan itu menusukku, entah kenapa tapi kurasakan dadaku yang semakin sakit. Kenapa dia bisa mikir gitu?"E-Emang Ke.. Kenapa?" Jawabku gugup. Alvaro mendengus keras lalu pergi meninggalkanku, baru saja aku hendak mengejarnya, bel masuk istirahat sudah memenuhi seluruh koridor sekolah. Kudecakkan lidahku singkat. Entah apa yang ada dipikirannya sekarang, semoga Alvaro nggak mikir yang aneh-aneh tentang gue sama Ken, kami cuma-- sahabatan.
Alvaro pov***
Gue baru nyadar, sesakit inikah melihat Sahabat gue dari kecil dekat sama cowok lain, selain gue? Gue udah coba untuk berpikir positif tentang dia sama Kenzie Aldric, cowok yang Irin kesayanganku tabrak 3 bulan yang lalu. Gue nggak tahan.
Sakit. Rasanya. Melihat sahabat 12 tahunku itu jalan bersama cowok lain. Apakah gue cemburu? Refleks, gue langsung mengibas tanganku ke udara. Lupain-lupain
Tanpa sadar, sudah hampir 2 jam gue duduk di balkon kamar gue.
"Al sayang, turun makan yok nak," suara yang merdu menyadarkanku, itu suara Mama. "Iya mama, bentar lagi Al turun," sambil mengusap pipiku yang basah terkena air mata gue yang nggak berhenti dari tadi, kulihat hand-phoneku. Ada notifikasi dari Irene.FROM: Irin❤
"Kamu nggak apa-apa, 'kan. jangan lupa makan sama mandi, maaf tadi kita nggak sempat ngomong karena buru-buru pulang, besok kita lanjutin ya :)"Setelah membaca pesan darinya, gue tersenyum tipis, membalas pesannya
TO: Irin❤
"Iya Irin bego, jangan khawatirin gue ;)"Nggak sampai 5 menit, kembali lagi notif darinya
FROM: Irin❤
"Yee, dikatai, yaudah gue makan dulu haha, Awas nggak makan"Tawa kecil mengiringiku sambil membaca pesan singkatnya.
Lo bego Rin, tapi lebih begonya gue bisa segini sayangnya sama lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm glad it was you
Romance"Nggak lagi, gue mau kita temenan" ujar Pria bermata coklat itu mengulurkan tangannya. Masa lalu Irene yang membuatnya dingin kepada yang lainnya dilelehkan seorang Pria yang bertemu di Minimarket dekat rumahnya. Semua pertemuan akan diawali dengan...