7

316 17 2
                                    


Zahrah pov
Kenapa ada dia lagi ? Aku masih bingung, mengapa ia selalu mucul dan membuat getaran aneh saat mengetahui keberadaannya? Tidak. Jantungku mulai tak normal untuk hari ini, mungkin jika bertemu putri aku akan mengajaknya ke dokter untuk memeriksanya.

"emm silahkan masuk ... Bahkan dengan memanggilnya pun aku bingung. Mau bilang apa ? Kakak? Emang dia tua dari aku yah ? Bapak? Oh tidak mukanya masih sangat mudah . Mas? Ah aku jadi ingat mas tukang bakso yg selalu lewat. Uztadz? Oh ya mungkin ini lebih baik.
Uztas silahkan tunggu di kursi dulu . Aku mau panggil qila dulu.

"nggak usah panggil uztadz, panggil rafif saja."katanya dengan ramah

Tuhan, aku salah lagi. Dan mungkin bertambah salah tingkah. Aku bahkan malu melihatnya. Aku harus benar benar pergi dari tempat ini sekarang juga.

"dek kila ceppet guru ngaji kamu udah dateng, jangan lupa ucap salam yah. Ngajinya yang pintar." ucapku setengah berbisik pada qila di dalam kamar

"kak temenin aku, aku malu kalau nggak ada yang nemenin. Bibi juga lagi keluar. Yah kak" ucap adikku sambil memelas

Mau tak mau aku akan menemaninya untuk belajar mengaji.

____

"kita mulai yah, nama kakak rafifi. Qila bisa panggil kak rafif. Kakak sudah denger banyak tentang qila. InsyaAllah tiga bulan kedepan qila udah pinter ngajinya. Asal qila mau tawakkal dan bersungguh sungguh. Karna من جد وجد. Barang siapa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil.

Belajar mengajarnya pun dimulai . Semua khusuk sebelum terdengar bunyi sesuatu. Bunyi yang aneh, yang familiar didengar saat sedang kelaparan. Kriuk kriuk . Iya itu jelas bunyi perut seseorang yang sedang kelaparan. Semua berbalik kepada sumber bunyi.

Saat melihat ke arah kebelakang, rafif dan qila bingung. Kemana dia pergi ? Dan dari mana asal suara itu muncul ?

" yaAllah rese banget sih. Kenapa sampe bisa lupa makan sih zahrah? Kamu maluin diri sendiri tau ." ucap zahrah pada diri sendiri.

Dengan sangat pelan, dia menjinjit untuk menuju ke tempat tujuan . Tempat dimana hasrat laparnya terpenuhi. Diamana lagi kalau bukan meja makan. Makanan yang ditinggalnuya tadi karena mendengar suara bel telah memanggilnya dalam fikiran.

Tidak tunggu lama, setelah sampai di tempat tujuan , zahrah langsung melahap makanannya dengan suara yang nyaris tak terdengar. Dia seolah seorang yang telah mengambil makanan tanpa empunya dan melahapnya dengan cepat dan diam. Ia tak ingin diketahui oleh siapapun saking malunya.

"assalamualaikum. Kak, adik uda...."
"shuttttt. Jangan ribut bi , adik lagi ngaji kok jangan ribut." zahrah memotong pembicaraan bibinya yang baru datang dengan meletakkan jari telunjuk di bibirnya.

"lah emang kenapa kak? " tanya bibi dalam kebingungan

"duh bi..."

"assalamualaikum bu." suara lelaki itu, suara guru mengaji itu, membuat zahrah tidak bisa melanjutkan perkataannya dan spontan jalan secepat mungkin menuju punggung bibi nya.

"eh waalaikumussalam nak rafif. Udah yah ngajinya? Bagaimana perkembangannya nak?" tanya bibi tanpa menggubris zahrah yang berada di belakangnya.

"alhamdulillah baik bu. InsyaAllah  1 minggu kedepan dia bisa mengenali huruf hijaiyah dengan baik dan benar . Dia anaknya mau belajar kok bu." tatapan rafif sebenarnya berada pada seseorang yang sedari tadi berlindung di balik punggung bibi. Iya. Kepada zahrah, ia sadar pasti zahrah merasa malu dengan suara perutnya tadi. Hmm dasar perempuan gumamnya dalam hati yang tersenyum

"kalau begitu rafif pulang dulu bu. Besok insyaAllah dateng lagi. Assalamualaikum" ucap rafif sambil meletupkan tangannya dindepan dada tanda bersalaman pada lawan jenis atau bukan mahrom.

"duh dia datang lagi besok? Bisa bisa aku nggak akan betah di rumah setiap sore ." Gumam zahrah dalam hati yang berdebar

"oh iya nak, hati hati di jalan yah waalaikumussalam warohmatullah."
Icap bibi sambil mengantarnya kedepan pintu utama

Di ruang lain, zahrah segera menyudahi makannya yang tertunda hingga 2 kali dan kembali ke kamarnya. Iya , yang dilakukannya sekarang adalah menghubungi sahabatnya putri. Dengan cepat ia mengambil handphone pintarnya dan mengetik pesan di watsap milik sahabatnya

Z : putri
Z : putri
Z : putri

2 menit kemudian

P : ape

Z : kamu tau nggak pria yang kita temuin di pasar itu?

P : yang mana ? Kan kita banyak nemuin laki laki di pasar 😂

Z : yee kamu apaan sih. Itu yang balikin dompet aku loh

P : oh si kakak ganteng itu. Kenapa ? Kamu inget dia terus yah ?

Z : hiks dasar suudzon. Nggaklah, ngapain juga. Dia tadi dateng ke rumah aku, dan ternyata dia itu guru ngajinya aqila

P : what? Oh my god rah, kamu yakin itu dia ? Wah aku kayaknya harus setiap hari ke rumah kamu nih . Wkwkwkw 😆

Z : ih apaansih kamu put, lihat cowok aja langsung dah. Nggak aku nggak akan bukain pintu untuk kamu pokoknya . Hahaha

P : yee bercanda kali rah. Emang aku pernah secentil itu apa ? Masa iya kamu tega lihat saudaramu yang cantik ini berdiri kayak patung depan pintu rumah kamu . Ya kali zahrah bisa gitu . Hahaha

Z : tau ah. Udah dulu mau bobo.. Assalamualaikum ukhti kuu 😘

P : selamat malam ukty ku 😘😘😘

Pukul menunjukkan pukul 07:00 . Setelah sarapan , zahrah lalu ke ram sepatu untuk memasangkan sepatunya dan sepatu adiknya. Walaupun aqila sudah kelas 4 SD , menurut zahrah adiknya tetap adik . Wajar jika ia melakukan hal itu untuk adik semata wayangnya itu.

" udah yah , kakak ke sekolahnya duluan, soalnya putri udah mau sampai dek. "

" kak ,.. ." ucap qila sambil mencegah tangan kakak kesayangannya itu

"apa dek? Kakak udah telat deh kayaknya ." ucap zahrah terburu- buru sambil melihat jam di pergelangan tangan kirinya

" selamat ulang tahun kak, adek sayang sama kakak ."

____

Zahrah ulang tahun ternyata. Jujur menurut aku, adik qila romantis banget sama kakaknya. Dia memang bersifat lembut dan penyayang apalagi sama kakaknya . Walaupun sering bertengkar karena tablet 😂

Tunggu terus ya ukhty wa akhi ...

Jangan lupa di beri komen dan bintang 😘

Nur Aina 💕

Uhibbuki FillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang