sebelumnya aku mau ngomong,
maaf banget kalau tulisan aku masih jauh banget dari kaidah penulisan yang benar, kalau misalnya menurut kalian ada yang harus diperbaiki jangan sungkan untuk komen.
thank all my readers.:-) :-) :-):-)
"Kita tidak akan cocok jadi partner bercinta, tapi kit-" belum selesai Marlo berucap, ucapannya segera dipotong oleh Vanya.
"Lah kok gitu, tiap hari kita selalu ena-ena bareng kok" protes Vanya kebingungan.
"Ck, saya belum selesai Vanya, maksud saya, kita tidak akan cocok menjadi sepasang kekasih atau layaknya dua orang yang saling mencintai, tapi, perihal bersetubuh kita cocok" kata Marlo dengan vulgarnya.
Vanya menghembuskan nafas pelan, teringat kembali akan percakapannya dengan Marlo yang baru berselang lima belas menit lalu.
"Marlo sialan!!!, kenapa dia ngomong gitu sih, gak tau apa kalau gue kesel setengah mampus" umpatnya dengan geram.
"apa dia bilang?, kita gak cocok jadi sepasang kekasih, cuma cocok buat ena-ena doang?, tai! dikira gue jalang apa!" makinya kelewat keras, hingga menarik pehatian pengunjung cafe pada siang ini.
Dengan langkah kesal Vanya pergi meninggalkan cafe yang semula merupakan tempat pertemuannya dengan Marlo.
**********
"Ada yang bisa saya bantu miss?" tanya seorang karyawan wanita dengan ramah saat melihat wajah masam yang ditampakan Vanya.
"Lo sekertaris Marlo yang baru?" sengaja Vanya tak menjawab pertanyaan dari wanita yang Vanya yakini adalah sekertaris baru si brengsek Marlo.
"Eh... betul miss" jawab sang sekertaris yang bernama Lila sesuai nama yang tercetak di name tagnya.
"Dari kapan lo kerja disini?" tanya Vanya sedikit sinis.
"Satu minggu yang lalu miss" jawab Lila dengan sopan, sangat berbeda dengan kelakuan Vanya yang sedikit bitchy.
"Oh iya, kita belum kenalan, nama gue Vanya, pacarnya Marlo sekaligus calon istrinya" bohong Vanya kepada Lila, sekilas raut terkejut terlihat jelas diwajah Lila tetapi dengan segera wanita itu kembali tersenyum.
"Kalau begitu selamat buat anda miss, Pak Marlo beruntung memiliki calon istri secantik anda" puji Lila, entah tulus atau tidak, Vanya tak peduli yang jelas dirinya telah berhasil menggugurkan satu lagi wanita yang sepertinya tertarik dengan Marlo.
"Thanks, gue masuk dulu Li, kayaknya Marlo udah nungguin gue" kata Vanya dengan angkuhnya.
******
"Marlo!" pekik Vanya.
Marlo terkejut lantaran mendengar suara cempreng dari wanita sexy di depannya, siapa lagi kalau bukan Vanya.
"Marlo brengsek!, lo ninggalin gue di cafe sendirian, sialan emang lo" maki Vanya saat dirinya tepat berada disamping kursi kebesaran Marlo.
Dengan kesal Marlo memutar kursinya membelakangi wanita yang berteriak tak jelas itu.
"Marlo!!, lo jahat banget sih sama gue!" dengan sekali tarikan Vanya berhasil menghadapkan kembali tubuh Marlo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOUR BODY
RomanceWarning 18+ Vanya dan Marlo, dua orang yang saling memanfaatkan tubuh satu sama lain untuk kebutuhan ranjang masing-masing, tak ada cinta diantara mereka, yang ada hanyalah nafsu yang menggebu-gebu diantara keduanya. Menurut Vanya, Marlo bukannlah...