Vanya dan Marlo (16)

2K 59 2
                                    

Sejak turun dari pesawat beberapa saat yang lalu. Sebisa mungkin Vanya menghindari bertatapan langsung dengan Adrian. Walaupun gestur tubuh Vanya terlihat tenang tetapi ada kecanggungan luar biasa yang Vanya rasakan.

Hal tersebut bermula ketika Vanya yang tidak sengaja terbangun dari tidurnya akibat turbulensi yang dialami pesawat. Awalnya, Vanya yang belum sadar sepenuhnya sedikit kebingungan dengan posisi tidurnya yang berada dalam pelukan seseorang. Sepanjang ingatan Vanya, Ansell jarang sekali memeluknya seperti ini selama mereka melakukan penerbangan bersama. Tentu saja terlalu lama berada diposisi berpelukan macam ini sungguh membuat badan pegal.

Tidak berselang lama dari kebingunganya. Ingatan Vanya mengenai sosok yang sedang memeluknya mulai berkelebat. Spontan saja Vanya menjauhkan wajahnya dari dada bidang yang menghalangi pandangannya tersebut demi memastikan kebenaran dalam pikirannya.

Vanya kaget ketika menemukan wajah orang yang ia duga sebelumnya "A-AD...RIAN?!"

Berbanding terbalik dari ekspresi wajah Vanya yang nampak luar biasa kaget, wajah Adrian terlihat sangat santai dan cukup menikmati.

Vanya menyaksikan Adrian yang sedikit merenggangkan tubuhnya, mungkin Adrian merasa pegal karna berada diposisi yang sama dalam waktu cukup lama sebelum membalas seruan kaget Vanya.

"ada apa Vanya? kamu terlihat sangat kaget setelah melihat saya?" kata Adrian saat itu.

Vanya yang tidak tau harus berkata apa memutuskan untuk bungkam selama sisa penerbangan. Sesekali tangan Vanya tanpa sadar meremas lengan Adrian yang berada di antara pembatas kursinya dengan kursi Adrian. Adrian sepertinya memaklumi segala tingkah laku Vanya, terbukti dari tidak adanya pertanyaan atau protes yang Adrian ajukan setelahnya.

Sampai detik ini Vanya belum memulai kembali pembicaraan dengan Adrian. Selain karena Vanya terlalu sibuk menghindari Adrian, dirinya juga belum menemukan kalimat yang pas untuk dikatakan kepada Adrian setelah kejadian di pesawat beberapa waktu lalu.

"kamu tampak aneh Vanya?" tegur Ansell sambil memperhatikan Vanya penuh curiga.

Saat ini mereka berada di area penjemputan bandara. Karena Vanya berjanji sebelumnnya kepada Adrian akan menemui Jasmine terlebih dulu setibanya mereka di Jakarta.

"bro, si Vanya kenapa mendadak jadi aneh gini sih setelah turun dari pesawat?" Ansell yang tidak tahan dengan sikap Vanya yang tidak seperti biasanya mengajukan pertanyaan kepada Adrian.

Adrian yang sejak tadi mati-matian menahan tawanya lantaran menyaksikan tingkah laku Vanya yang berusaha menghindarinya mau tak mau meledakan tawanya juga "haha... Saya juga sedikit heran dengan sikap adik kamu, seingat saya saat dipesawat, dia yang memeluk saya terlebih dulu, tetapi kenapa sekarang dia yang bersikap malu-malu?" sindir Adrian.

Vanya yang mendengarkan sindiran tersebut sontak memerah. Adrian jelas terang-terangan mempermalukannya didepan Ansell dengan omongannya yang sarat akan ejekan.

Ansell mulai paham dengan situasi yang terjadi antara Vanya dan Adrian. Tiba-tiba sebuah ide jahil terlintas dibedaknya "benar itu Vanya? ckck... Aku nggak nyangka kalau kamu bakal semesum itu kepada sahabatku" ujar Ansell sambil berakting penuh penghayatan seakan-akan kecewa dengan perbuatan Vanya.

Wajah Vanya mendadak pias mendengar tuduhan Ansell. Buru-buru ditatapnya Ansell demi memastikan suatu hal "apakah aku sudah terlalu kelewatan?, demi tuhan! aku tidak bermaksud melakukan pelecehan seksual kepada Adrian" sangkal Vanya dengan tampang serius.

Ansell semula berniat menjahili Vanya mendadak urung, lantaran tidak mengira mendapati reaksi Vanya akan seserius ini. Ansell sungguh dibuat heran dengan perubahan diri Vanya yang sekarang. Sejak kapan adiknya itu dapat dengan mudah dibohongi? dan terlebih lagi oleh Ansell?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I LOVE YOUR BODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang