Vanya dan Marlo (12)

1.7K 70 4
                                    

Marlo menuntun Vanya memasuki rumah berlantai dua tersebut, sekilas dari luar rumah tersebut terlihat minimalis, namun semakin Vanya masuk dan menjelajahi semakin dalam, Vanya dapat menyimpulkan rumah tersebut jauh dari kesan minimalis. Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah halaman belakang. Betapa terkejutnya Vanya mendapati ukuran halaman belakangnya yang teramat lebar membuat Vanya bertanya-tanya, untuk apa Marlo membuat halaman sekaligus taman belakang selebar itu?

"Mar, yang lo bikin halaman belakang apa lapangan sepak bola dah?" pertanyaan nyeleneh akhirnya terlontar juga dari bibir Vanya.

Terdengar kekehan kecil dari Marlo sebelum Marlo menjawab ringan pertanyaan absurd dari Vanya "saya ingin memberikan yang terbaik untuk pertumbuhan anak kita nanti, dan saya rasa halaman belakang yang luas dapat membuat mereka leluasa bermain apapun disini" jawab Marlo diakhiri dengan senyuman itu lagi (senyuman yang dapat menghancurkan satu kerajaan wanita, menurut Vanya sendiri tentunya).

Pipi Vanya sontak memerah, dan untung saja bertepatan dengan Marlo yang berbalik arah untuk segera pergi ke suatu ruangan terlebih dulu.

"lo bilang mau ngajakin gue makan malam diluar?" Vanya berusaha menyusul langkah Marlo yang lebih dulu menuju ruangan yang tidak Vanya ketahui.

Marlo menghentikan langkahnya demi berbalik untuk kembali menghadap Vanya "kapan saya bilang makan malam diluar?" tanya Marlo sambil mengerutkan alisnya dalam.

"ta..." Vanya tidak melanjutkan kata-katanya sesaat setelah matanya tidak sengaja menangkap gambaran meja makan yang telat ditata sedemikian rupa hingga menimbulkan kesan romantisme nan kuat.

" Vanya tidak melanjutkan kata-katanya sesaat setelah matanya tidak sengaja menangkap gambaran meja makan yang telat ditata sedemikian rupa hingga menimbulkan kesan romantisme nan kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jadi kamu lebih suka dinner diluar dari pada dinner berdua dengan saya disini?" goda Marlo yang tau betul keterkejutan Vanya akan surprise yang dia berikan.

Vanya menggeleng, berusaha mengembalikan fokusnya kembali kepada Marlo. "ini... Maksudnya apa?" tanya Vanya pelan, sama sekali tidak mengira dengan apa yang Marlo siapkan untuknya.

Marlo tidak menjawab, melainkan memberi isyarat kepada Vanya untuk segera duduk disalah satu kursi meja makan yang telat dihias sedemikian rupa oleh asisten rumah tangganya.

"terlebih dulu saya ingin mengucapkan selamat ulangtahun kepadamu, meskipun beberapa tahun yang lalu saya tidak pernah peduli dengan hal remeh seperti ini" ujar Marlo jujur, mengungkapkan apa yang selama ini dia pikirkan.

"kalau dipikir, sungguh brengsek sifat dan perilaku saya yang dulu, untungnya saat itu kamu tidak bodoh dengan langsung menerima lamaran saya" lanjut Marlo yang sukses membuat Vanya melongo.

Marlo tersenyum, senyum lembut yang belum pernah Vanya lihat sebelumnya, bukan jenis senyum yang sering Vanya katakan dapat meruntukan satu kerajaan wanita, senyum Marlo kali ini terlihat lebih tulus dan menenangkan.

"dan kamu tau Vanya, sebelum saya mengenal kamu, saya jarang sekali tersenyum ataupun tertawa" aku Marlo setelahnya.

Vanya dibuat mati kutu dengan semua pengakuan Marlo yang bertubi-tubi. pasalnya sifat Marlo yang dulu sangat berbanding terbalik dengan sifat Marlo yang sekarang, Marlo yang dulu bukan hanya menjelma menjadi sosok pendiam sekaligus irit bicara. Salah satu ciri khas sifat Marlo dulu ialah tidak pernah menghilangkan arogansi dalam setiap ucapannya, selalu berkata kasar dan merendahkan orang lain. Hal itu bisa saja menjadi faktor yang membuat Vanya tidak bisa jatuh cinta dengan sosok Marlo yang memiliki peragaian buruk dulu, meskipun Vanya sadar sepenuhnya di masa lalu dia juga bukanlah sosok baik bak malaikat tanpa celah sedikitpun. Sebagaimana orang lain sering berkata 'wanita yang baik akan mendapatkan pasangan yang baik, hal itu berlaku untuk sebaliknya' dan Vanya rasa hukum alam tersebut berlaku untuk dirinya dan juga Marlo saat ini.

I LOVE YOUR BODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang