Vanya dan Marlo (8)

2.1K 78 11
                                    

Ingin sekali di detik ini juga Vanya menenggelamkan dirinya di dasar samudra atau inti bumi, kejadian ini benar-benar diluar prediksi Vanya, membuat badannya tegang setengah mati. Ingin segera menghilang.

Sesaat setelah Vanya memutuskan untuk menerima ajakan makan malam Ansell dengan rekan-rekan bisnisnya, Vanya dan Ansell langsung mendatangi sebuah restorant mewah tempat dimana acara berlangsung. Bagaikan takdir yang selalu tak tertebak jalannya, Vanya bertemu Marlo diacara tersebut, lebih spesifiknya Vanya duduk berhadapan dengan Marlo, seolah itu belum hal yang terburuk, Marlo tidak sendirian disana, seorang wanita cantik yang Vanya tau adalah Acha duduk tepat disampingnya sambil bergelayut mesra. Sialan, kenapa Vanya merasa seperti 'pelakor' yang ketahuan oleh istri sah si pria.

Bercerai ndasmu!!, Marlo si raja bullshit!!, dan kenapa gue bisa dipertemukan sama duo kampret ini?!
Vanya terus mengumpat didalam hati, kesal dengan apa yang lihat.

Marlo sejak tadi mencuri-curi pandang kearah Vanya tanpa membuat orang-orang yang berada satu meja dengan mereka curiga, Marlo seakan sibuk dengan obrolan para pria.

Vanya setengah mati menahan detakan kuat di jantungnya, situasi yang membingungkan membuatnya tanpa sadar memberikan tatapan tajam kearah Marlo dengan pikiran kosong.

"wah.., pak Marlo dan bu Acha masih saja romantis ya" suara cempreng seorang wanita yang Vanya tidak ketahui namanya memulai obrolan.

Romantis sikilmu!!, jelas-jelas Marlo dari tadi ngeliatin gue!!, iya gue!!, buta kali ya si tante
Vanya yang kembali kepada sifat aslinya yang suka mengumpat, memberengut kesal dalam hati.

"pasti dong jeng, namanya juga pengantin baru, jadi bawaannya mesra terus" timpal wanita yang berdandan super glamor.

Kemudian meja makan dipenuhi dengan suara cekikikan para wanita yang senang menggoda kedua 'pengantin baru' yang sejujurnya terlihat aneh satu sama lain.

Vanya tak terlalu mengikuti obrolan yang terjadi dimeja makan, pikirannya terlalu pusing dengan kehadiran Marlo yang tidak diprediksi sebelumnya dan tentu saja kehadiran satu makhluk lagi yang entah kenapa membuat sesuatu dihati Vanya bergemuruh.

"saya baru pertama kali loh bertemu langsung dengan adik pak Ansell, benar-benar cantik ya ternyata" dan kini semua pasang mata refleks menatap kearah Vanya, berbagai macam ekspresi terlihat dari raut wajah orang-orang.

Vanya tersentak kaget dari pikirannya, Ansell menendang pelan kaki Vanya untuk menyadarkan adiknya yang jiwa dan raganya seperti tidak berada ditempat yang sama.

"ah... Maaf, saya sedikit melamun, apa saya tertinggal sesuatu yang menyenangkan?" Vanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, tidak mendapat pencerahan sama sekali tentang situasi yang terjadi.

Para wanita saling melirik sebelum suara tawa tertahan memenuhi meja makan yang mulai penuh dengan hidangan-hidangan yang menggugah selera.

Belum reda suara tawa tertahan para wanita, tiba-tiba terdengar suara deheman seorang pria yang baru saja datang yang sontak membuat tawa lenyap dan atensi berpindah kepada pria itu.

"pak Adrian, mari mari, silahkan duduk" seorang pria paru baya tersadar dengan situasi dan mengenali betul siapa pria yang baru tiba.

Mendengar nama yang tak asing baginya membuat Vanya refleks menolehkan kepala kearah pria yang mengambil kursi tepat disamping kirinya.

Bagai melihat sesuatu yang horor mata Vanya melebar seketika tanpa sadar dia menyebutkan nama pria yang baru dia kenal tadi siang "Adrian?!"

Adrian yang tak kalah kaget bertemu kembali dengan Vanya tidak dapat mengontrol ekspresi senangnya, hal itu tak luput dari pandangan Marlo yang kini menatap Adrian penuh tanya.

I LOVE YOUR BODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang