Vanya dan Marlo (5)

3K 77 0
                                    

Dengan langkah tergesa Marlo menuju kamar apartemen yang sudah dia hapal dengan baik. Firasat Marlo mengatakan sesuatu yang buruk telah terjadi pada Vanya, firasat buruknya diperkuat ketika orang suruhannya melaporkan seorang wanita paruh baya -yang Marlo yakin sepenuhnya adalah ibu Vanya- mendatangi apartemen Vanya.

Ya tuhan, untuk apa wanita jahat itu mendatangi Vanya. Marlo sangat tau bagaimana perlakuan kedua orangtua Vanya, walapun Vanya sama sekali tidak pernah menceritakan perihal kedua orangtuanya pada Marlo.

Jantung Marlo seketika berdetak kencang melihat kamar apartemen Vanya yang kosong tanpa penghuninya.

Berusaha menajamkan pendengaran ketika Marlo mendengar suara tangis yang ia kenal betul milik Vanya.

Pikiran negatif segera merasukinya saat menyadari suara tangisan Vanya berasal dari arah tangga darurat, dengan pikiran kalut dan doa yang tak henti-hentinya Marlo rapalkan untuk keselamatan Vanya.

Pemandangan Vanya yang jatuh membentur tembok adalah hal pertama yang Marlo lihat.

Jantungnya seakan berhenti berdetak, pandangan Marlo menggelap, kemarahan tercetak jelas ketika matanya menangkap sosok wanita paruh baya yang menampilkan raut ketakutan.

"aku akan mengurusmu nanti wanita sialan!" maki Marlo geram dan setelahnya menghampiri tubuh Vanya yang terkulai lemas.

"Vanya bangunlah" dengan lirih Marlo bergumam.

Dengan perasaan takut dan kalut Marlo membawa tubuh Vanya menuju rumah sakit terdekat. Sepanjang jalan Marlo tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri akan peristiwa yang menimpa Vanya. Merasa de javu atas peristiwa yang terjadi.

Seharusnya Marlo bisa datang lebih cepat agar hal naas itu tidak terjadi pada wanitanya, demi tuhan Vanya sedang mengandung anaknya.

Setelah Marlo berhasil membawa Vanya untuk mendapatkan penanganan, akan tetapi rasa lega belum juga dia rasakan.

Memikirkan Marlo akan kehilangan Vanya atau juga janinnya menbuat rasa frustasi yang sangat menyiksa.

Bagaikan flashback Marlo mengingat kembali perlakuannya selama ini kepada Vanya yang jauh dari kata baik, bagaimana awal pertemuan mereka untuk pertama kalinya, dan sikap Marlo yang mengangap Vanya hanyalah wanita penghangat ranjang seperti wanita lainnya, belum lagi perlakuan-perlakuannya yang tidak mengahargai wanita itu dan sikap tidak peka serta ketidakpeduliannya selama ini kepada Vanya, sungguh Marlo menyesali semua hal yang terjadi dan bodohnya baru Marlo sadari pastilah menyakiti Vanya, memikirkan semua membuat kepalanya berdenyut sakit.

Sunggu demi apapun dia belum siap jika harus kehilangan Vanya untuk selamanya. Masih banyak dosa yang harus Marlo tebus untuk Vanya. Wanita yang dengan naifnya membuat Marlo mengungkapkan perasaannya. Bah! Tau apa Marlo soal perasaan.

Beberapa bulan terakhir tidak sepenuhnya Marlo melepaskan Vanya begitu saja, terbukti dari kunjungan rutin Marlo ke apartemen wanita itu meski Marlo hanya berdiam diri didalam mobil tanpa berniat menemui Vanya, bahkan Marlo hapal jadwal pemeriksaan kandungan Vanya. Menurutnya melihat wanita itu baik-baik saja sudah cukup bagi Marlo, Marlo bagaikan penguntit atau stalker untuk Vanya beberapa bulan terakhir, sungguh, hanya Vanya seorang yang bisa membuat seorang Marlo rela bersusah payah untuk seorang wanita. Selama ini Marlo tidak pernah bersusah payah untuk mengejar wanita, karna para wanita tersebut yang selalu berjuang untuk mendapatkan Marlo bahkan tanpa segan melemparkan tubuh mereka untuk dikuasai Marlo, tentunya Marlo sebagai pria normal tidak akan menolak.

Tapi Vanyanya berbeda, wanita itu apa adanya, sikap angkuh dan pemarah yang seharusnya membuat Marlo menjauh malah membuatnya tertarik dan tertantang untuk menaklukan wanita itu dan memilikinya.

I LOVE YOUR BODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang