Vanya and Marlo (2)

30.7K 412 66
                                    

Dengan tergesa Marlo membuka celananya, menggeser celana dalam Vanya tanpa repot-repot membukanya dan menghujam cepat milikmya ke dalam milik Vanya yang telah banjir akan cairan.

"Ah... Vanya... kamu selalu siap untuk saya" gumam Marlo dan setelahnya menghentak kasar kejantanannya.

Vanya terengah, mencengkeram kuat bahu Marlo, menikmati rasa penuh dari milik Marlo yang besar saat memasuki ilang surganya.

"Fuck... Marlo..." erangnya, bertepatan dengan itu Vanya mendapatkan ledakan orgasme pertamanya.

"Saya belum selesai" kata Marlo sambil melumat kasar bibir Vanya.


Vanya menaik turunkan pinggulnya dengan brutal, membantu Marlo agar segera mendapatkan pelepasannya, bercinta dengan Marlo selalu membuat Vanya gila karna gairah yang tak henti-henti.

Dengan keras Marlo memompa miliknya agar lebih dalam memasuki liang senggama milik Vanya yang sangat sempit dan basah itu.

Marlo mengerang sembari mencengkeram keras tengkuk Vanya karna sesuatu yang ingin meledak di bawahnya, dan pada akhirnya ia mengeluarka cairan cintanya di dalam tubuh Vanya.

Keduanya terengah karna percintaan kilat yang mereka lakukan di dalam mobil.

"Lua..ar biasa" kata Vanya terbata-bata akibat nafas yang belum kembali normal.

Marlo terkekeh, gadis di depannya memang luar biasa dalam hal bercinta ya mungkin sedikit gila.

"Ini nikmat Mar, boleh deh kapan-kapan kita lakuin lagi, oh ya kalau bisa gue maunya ngadep depan supaya makin tertantang pas kita ena-ena" lanjutnya mulai bawel setelah nafasnya kembali normal.

Marlo tersenyum mengusap lembut bibir Vanya yang membengkak karna ulahnya, di pandangnya lekat kedua bola mata Vanya yang baru Marlo sadari sangat cantik itu.

"Saya minta maaf sempat membentak kamu tadi, dan terima kasih sudah mengembalikan mood saya" kata Marlo dengan tulus sambil mengelus lembut punggung telanjang Vanya, mereka masih dalam posisi terakhir saat bercinta, bahkan alat penyatuan keduanya belum terlepas sempurna.

Vanya megerjap, menatap Marlo dengan ekspresi tercengang, Marlo jarang berterima kasih padanya tapi entah kenapa pria ini tiba-tiba mengucapkan kalimat itu barusan.

Apa Marlo sudah berubah? Atau dia lagi...

Vanya memegang dahi Marlo, menyingkirkan poninya yang sedikit menutupi wajah tampan milik Marlo.

"Lo sakit Mar?" tanya Vanya berhati-hati sambil bergerak pergi menuju kursinya kembali.

Marlo mengerang ketika Vanya melepas alat penyatuan mereka.

"Sial Vanya, kamu membangkitkan nafsu saya lagi" erangnya sambil mengacak rambut frustasi.

Vanya terbahak, merasa lucu dengan ekspresi Marlo saat ini, dia terlihat sangat tersiksa karna gairah yang kembali muncul, Vanya tau itu.

"Kita lanjut di rumah Mar"

Kalimat singkat yang diucapkan Vanya membuat Marlo senang, dia pun segera merapikan pakaiannya dan siap-siap menjalankan mobil yang saat ini mulai bisa berjalan setelah kemacetan yang terjadi.

*********

Vanya menatap nanar testpack ketiga di tangannya, kepalanya mendadak pusing setelah melihat garis dua yang di tunjukan oleh alat tersebut, dia telah mengecek tiga kali dengan merek yang berbeda, tapi semua menunjukkan hasil yang sama, garis dua, positif.

I LOVE YOUR BODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang