Vanya and Marlo (3)

19.1K 444 63
                                    

Vanya menatap haru pada layar mesin USG yang menampakan keadaan dalam rahimnya, meski di layar itu hanya menampakan gambar berwarna hitam putih yang tak dimengertinya, tapi, entah kenapa melihat gambar itu membuat Vanya ingin menangis haru, bahagia?, tentu saja Vanya bahagia, itu anaknya dan... Marlo.

"Janinnya sehat bu Vanya, sejauh ini tidak ada masalah serius pada kandungan anda, kemungkinan saya hanya meresepkan vitamin untuk bu Vanya, sebentar, saya akan cetak hasil USG-nya" ujar dokter Maulidia, dokter spesialis kandungnya terbaik, setidaknya itu yang dikatakan google.

"Terima kasih dok" haru menahan tangis saat Vanya menerima foto rahimnya yang terdapat seorang janin.

Sang dokter tersenyum kecil, keadaan seperti ini sudah sering dilihatnya selama menjabat menjadi dokter spesialis kandungan.

"Tiga minggu kedepan ibu bisa kontrol lagi ke saya" kata sang dokter.

"Baik, sekali lagi terima kasih dokter" Vanya beranjak dari ruangan dokter Maulidia.

******************


Sepanjang perjalanan tak henti-henti Vanya menyunggingkan senyum bahagia saat memikirkan ada kehidupan lain didalam perutnya, berpikir sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu menimbulkan getaran aneh dalam dirinya yang membuat senang bukan main. namun, senyumnya tak bertahan lama dan mendadak hilang digantikan kesedihan tak kala terlintas sebuah nama laki-laki yang ia hindari mati-matian akhir-akhir ini.

Marlo, tentu saja, siapa lagi memangnya laki-laki yang menidurinya sampai membuahkan hasil.

hatinya sesak ketika mengingat Marlo, terakhir Vanya bertemu pria itu kira-kira satu minggu yang lalu, saat Marlo memberikannya sebuah undangan pernikahan -tentunya pernikahan pria itu- yang akan dilangsungkan bulan depan. jangan ditanya bagaimana perasaannya, hatinya hancur berkeping-keping saat itu, apalagi melihat Marlo yang sepertinya terlihat bahagia menyambut pernikahannya. tak tau kah Marlo kalau dirinya sedang mengandung benih pria itu. oke, mungkin ini kesalahannya yang terlalu pengecut untuk memberi taukan apa yang sebenarnya terjadi.

karna terlalu banyak memikirkan Marlo, membuat kepala Vanya sedikit pening dan pusing, yang mau tak mau membuat fokusnya menatap jalan agak sedikit berkurang akibat pandangan yang menggelap, hingga tanpa sadar Vanya berjalan kearah jalanan yang sedang padat-padatnya dengan kendaraan berlalu lalang.

jeritan tertahan keluar dari bibir Vanya sebelum kegelapan berhasil menarik dirinya.

******************


Marlo mengusap wajahnya kasar, tak habis pikir dengan kejadian yang baru saja terjadi. kejadian tadi terasa begitu cepat bagi Marlo yang baru mendapatkan satu fakta penting tentang keadaan Vanya.

Marlo melihat dengan jelas saat wanita itu hampir saja tertabrak motor yang melaju kearahnya, sebelum motor tersebut berhasil menabrak Vanya, dengan sigap Marlo menarik kencang tangan wanita itu dan dipeluknya erat tubuh Vanya, berusaha melindungi wanita yang akhir-akhir ini selalu menghantuinya.

merasa tak ada pergerakan yang dilakukan Vanya, membuat Marlo khawatir setengah mati, Marlo merenggangkan pelukannya sedikit dan menatap khawatir tubuh Vanya yang terkulai lemas, astaga, baru Marlo sadari jika saat itu Vanya pingsan didalam dekapannya.

tanpa berpikir dua kali, dengan segera Marlo mengendong tubuh Vanya membawanya menuju rumah sakit terdekat.

Dan sungguh perkataan sang dokter yang memeriksa keadaan Vanya berhasil membuat Marlo tercengang saat itu juga, Vanya dinyatakan hamil dengan usia kandungan tujuh minggu.

mendengar itu Marlo merasa marah, tapi entah untuk siapa kemarahannya tertuju, untuk dirinya kah atau untuk Vanya yang berusaha menyembunyikan kehamilannya dari Marlo.

I LOVE YOUR BODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang