SINAR mentari menyeruak memenuhi seisi ruangan. Cahayanya mengusir gulita yang menghuni ruangan itu sejak malam tadi. Bisa dibilang si penghuni ruangan, baru saja mengerjab karena usikan sang surya.
Perlahan kelopak mata Jisoo terbuka, ia sedikit menggeliat dan menyadarkan pikirannya. Ia menguap tapi percayalah, Jisoo tetaplah Jisoo yang selalu terlihat cantik disetiap kesempatan.
Wanita itu memaksakan tubuhnya untuk bangun dan berlanjut duduk ditepian kasur. Ia melihat kebelakang. Ia tersenyum simpul melihat suaminya yang masih terlelap itu. Kharisma seorang Park Jinyoung memang tidak pernah pudar, bahkan wajah bantal tidak mempengaruhi ketampanannya.
"Aku beruntung bisa memilikimu, Park Jinyoung" gumam Jisoo pada dirinya sendiri.
Wanita itu segera bangkit dari duduknya, ia mengikat rambut hitam legam itu dan segera pergi ke kamar mandi yang ada didalam kamar mereka.
Seusai membersihkan diri, Jisoo melanjutkan kegiatannya. Meski jam masih menunjuk pukul lima pagi, namun Jisoo begitu bersemangat menjalankan rutinitasnya.
Menyiapkan sarapan pagi adalah hal pertama yang Jisoo lakukan. Ia selalu memasak banyak makanan, dan kenyataannya semua makanan itu akan habis.
Seperti biasa pula Jisoo akan menyiapkan secangkir kopi dan segelas susu. Wanita itu melakukan semuanya dengan sangat telaten.
Kini semua makanan sudah siap diatas meja, begitu juga dengan minumannya.
Ia melihat jam dinding, sudah pukul enam sekarang.
Untuk menghemat waktu, Jisoo segera melenggang menuju kamarnya dan Jinyoung. Dari ambang pintu, bisa Jisoo lihat suami tercintanya itu masih terlelap. Mungkin pekerjaan kantor sudah menguras energi, maka dari itu Jinyoung selalu kelelahan setiap harinya.
Jisoo kemudian melangkah menuju kasur dengan bedcover berwarna putih itu, ia merangkak naik karena posisi Jinyoung berada ditengah.
"Sayang, bangunlah. Sudah pagi sekarang" ucapnya lembut sembari mengguncang tubuh Jinyoung.
Jinyoung adalah tipe orang yang mudah dibangunkan, jadilah tidak butuh waktu lama namja itu sudah mengangkat kelopak matanya.
Ketika pertama kali membuka mata, wajah cantik Jisoo lah yang Jinyoung lihat. Jinyoung tersenyum, matanya memang belum terbuka sempurna, tapi Jinyoung sudah benar-benar bangun.
"Bangunlah dan bersiap untuk bekerja" titah Jisoo lembut.
Jinyoung belum menjawab, ia malah menarik Jisoo hingga wanita itu kini tergelimpang tepat disamping Jinyoung. Pria itu melingkarkan tangannya kepinggang Jisoo dan semakin menariknya mendekat.
"Kya, ini sudah pagi Jinyoung-ah. Apa kau akan tetap seperti ini? Kau bisa terlambat bekerja nantinya. Cepatlah bangun, bersihkan dirimu, dan kita akan sara---"
Jinyoung mengecup bibir ranum Jisoo untuk mencegah isterinya itu mengoceh lebih panjang lagi.
"Kyaa!"
"Kau masih sama seperti dulu, berisik" ujar Jinyoung dengan mata tertutup.
Jika sudah seperti ini, mau tidak mau Jisoo harus menuruti keinginan suaminya itu, "Geurrae, apa maumu, Park Jinyoung-sshi?"
"Lima menit"
Jisoo mengernyit bingung, ia belum juga memahami maksud Jinyoung.
"Lima menit saja, biarkan aku memelukmu"
"Apa belum cukup satu malam penuh?" tanya Jisoo hendak protes.
Jinyoung menggeleng pelan. Tentu saja sejak tadi kaitan tangannya tidak lepas dari Jisoo. Jisoo sebenarnya tidak masalah, hanya saja ada yang sedang ia khawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE S3 ✔ [COMPLETED]
Roman d'amour[PJY-KJS] "Kau adalah alasanku kembali lagi kedunia ini, jadi jangan pernah tinggalkan aku" -pjy- "Kau adalah alasanku bertahan didunia ini, jadi jangan sakit dan jangan pernah terluka" -kjs- Sequel YOU ARE Genre : Romance, Fanfiction, Comedy © pepi...