15. Satu Hari di Namsan

1.2K 130 30
                                    

"Bagai kupu-kupu yang tertiup angin, sayapnya yang rapuh tidak mampu melawan, yang bisa dilakukan hanya mengikuti kemana angin akan membawanya"

-you are3-

✖✖✖


SEMILIR angin taman menerbangkan beberapa daun kering yang kebetulan jatuh dari rantingnya. Beberapa ilalang juga turut bergoyang seiring irama angin. Beberapa kupu-kupu bahkan terlihat kewalahan melawan terpaan angin pada sayap lapuk itu, alhasil mereka terpontang-panting membiarkan angin menerbangkan mereka ketempat yang bukan menjadi tujuan mereka.

Meski begitu rupanya suasana menyejukkan dipinggir taman daerah Namsan ini tidak sepenuhnya dirasakan oleh Jisoo maupun Yerin. Mereka duduk dengan aura canggung yang menyelimuti pikiran masing-masing.

"Maafkan aku, aku pikir Jinyoung sudah memberitahumu" setelah bergumul dengan lubuk hatinya, Yerin hanya mampu meloloskan kalimat tidak berguna itu.

Jelas saja Jisoo menampiknya dengan mudah, "Tidak. Suamiku bukan tipe orang yang akan membocorkan rahasia orang lain dengan sebegitu mudahnya. Bahkan aku sebagai istrinya saja harus mencari tahu sendiri"

"Aku tidak mengetahui soal itu, maafkan aku yang sudah menimbulkan kesalahpahaman diantara kalian, aku benar-benar meminta maaf"

Tampak Yerin berdiri lalu membungkukkan tubuhnya kearah Jisoo sebagai tanda permintaan maaf. Tidak tanggung-tanggung, wanita itu  akan berhenti sampai Jisoo benar-benar memaafkannya.

"Hentikan Yerin-ah, aku tidak membutuhkan itu" Jisoo menarik tangan Yerin hingga wanita itu kembali duduk dibangku.

Jisoo menghembuskan nafas pelan namun penuh penekanan, "Suamiku adalah orang yang sangat baik, tidak salah kau datang dan meminta bantuan padanya. Hanya saja, kenapa kau malah mengabaikan sahabatmu sendiri? Apa aku tidak berguna bagimu sampai-sampai kau sama sekali tidak memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi padamu?"

"Bukan begitu Jisoo-ah"

"Lalu bagaimana?!"

Yerin menarik nafas dalam, menghembuskannya perlahan dan mulai merangkaikan kata. Mungkin terlambat baginya untuk mengakui ini semua dihadapan Jisoo, disaat wanita itu sudah kehilangan rasa percaya dari sahabatnya sendiri.

"Apa saja yang sudah kau tahu dari Jinyoung?" nada bicara Yerin berubah serius.

"Tidak banyak. Dia hanya mengatakan jika kau datang padanya beberapa tahun terakhir dan meminta bantuan padanya, tapi dia tidak mengatakan bantuan macam apa dan untuk apa kau meminta bantuannya. Selain itu dia juga mengatakan jika Eunha adalah anakmu--"

"Ya. Beberapa tahun lalu aku memang mendatangi Jinyoung. Aku memang meminta bantuannya. Aku melakukan itu karena hanya Jinyoung yang bisa membantuku, hanya dia yang bisa aku percaya. Sekali lagi, itu bukan karena kau tidak berguna atau tidak bisa dipercaya. Sebelum aku mendatangi Jinyoung, aku sempat bertemu dengan Nayeon. Aku berencana meminta bantuannya, tapi sepertinya akan sulit karena suaminya terus menatapku curiga, akhirnya aku memutuskan untuk meminta bantuanmu tapi Nayeon mengatakan jika kau sedang dalam kondisi yang tidak baik karena hamil muda jadi aku mengurungkan niatku. Entah apa yang membawaku akhirnya pergi mendatangi rumahmu, dan kebetulan Jinyoung melihatku dan langsung mendatangiku digerbang rumah, dari situlah Jinyoung mulai membantuku"

Semuanya mulai terlihat jelas sekarang. Benang merah mulai muncul dan terbentang tegas diantara sekelumit benang hitam yang malang melintang tak karuan.

Mungkin ini akan menjadi titik terang atas semua permasalahan yang terjadi. Meski begitu otak Jisoo masih belum bisa merangkai semuanya dengan sempurna, ia mengalami kesulitan karena cerita ini benar-benar diluar dugaannya.

YOU ARE S3 ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang