23. Secerca Harapan

633 81 7
                                    

HENING.

"Eunwoo-ah, apa kau yang membayar semua biaya itu?" tanya Jinyoung penasaran.

Eunwoo diam.

Masih menunggu jawaban dari Eunwoo, seluruhnya turut diam.

"Eunwoo-ah, lebih baik kau mengatakan yang sebenarnya karena Yuju juga sudah mengetahui itu" timpal Sunwoo membuat Eunwoo membelalakkan bola matanya.

"Bukankah hyung sudah berjanji padaku untuk tidak mengatakan itu pada Yuju? Lalu kenapa hyung masih mengatakannya?"

"Aku tidak mengatakannya, dia mengetahuinya sendiri. Dia sering mengikutimu tanpa kau tahu, dia bilang sepulang kuliah kau pergi bekerja sebagai intern di perusahaan ayah, selain itu setiap akhir pekan kau juga bekerja part-time disebuah restoran, kau bahkan rela begadang untuk membuat lagu dan menjualnya  pada agensi untuk mendapatkan uang. Yuju menanyakan ini padaku saat cuci darahnya yang terakhir. Untuk apa anak dari seorang CEO, adik dari seorang dokter, dan cucu dari seorang konglomerat bekerja begitu keras demi mendapatkan uang? Pada akhirnya Yuju menyadari jika uang yang kau peroleh kau gunakan untuk membayar semua biaya pengobatannya"

Hening kembali melanda setelah kalimat terakhir Sunwoo.

"Jujur saja, selama ini Yuju juga sangat menyayangimu. Dia terpaksa bersikap acuh padamu agar kau membencinya, agar kau tidak tersiksa karena harus bekerja demi dia, agar kau tidak terluka jika pada akhirnya dia harus pergi, setidaknya itu yang berhasil Yuju ungkapkan. Selebihnya, hanya dia dan hatinya yang tahu seberapa besar rasa cintanya padamu"

Tampak mata Eunwoo berkaca-kaca. Ia tidak menyangka jika selama ini ia tidak mencintai sendirian. Ia merasa bodoh karena terlambat menyadari perasaan Yuju.

••••

MENTARI pagi membangunkan setiap insan yang terlelap dengan posisinya masing-masing. Wajah bantal masih sangat kentara, membuktikan jika mereka belum cukup tidur malam ini.

Semuanya lelah, semuanya tertekan, detik demi detik rasanya berjalan sangat lambat sampai-sampai lamunan tidak sanggup mengisi setiap menit yang ada.

Dering ponsel nyaring berbunyi dari dalam tas jinjing hitam bermerk gucci. Jisoo lalu merogoh isi tas miliknya itu dan mengambil benda pipih dari dalam sana.

"Yeobeosaeyo Nay?"

"Jisoo-ah, bagaimana keadaan Yuju? Maafkan aku karena belum sempat berkunjung" sahut seseorang dibalik telepon itu.

"Masih belum ada perubahan. Tidak apa, aku yang harusnya meminta maaf karena sudah merepotkanmu. Apa Hyunjin dan Yejin tidur dengan baik semalam?"

"Eum, mereka sangat penurut, bahkan Chaeyoung berubah menjadi anak yang baik setelah mereka datang"

"Benarkah? Bagus kalau begitu. Oh Nay, aku tidak tahu sampai kapan harus menitipkan mereka padamu"

"Eiy, itu bukan masalah. Sekarang yang terpenting adalah kesembuhan Yuju. Perhatikan juga kesehatanmu, jangan sampai kau sakit. Soal Hyunjin dan Yejin, serahkan saja padaku"

"Gomawo Nay. Kapan Jaebum-oppa pulang?"

"Entahlah, bisnis di China mengharuskan dia tinggal selama beberapa minggu lagi"

"Ahh begitu, apa tidak apa-apa jika meninggalkanmu sendirian dirumah dengan tiga anak?"

"Gwencanhayo, sudah kubilang kan jika Hyunjin dan Yejin membawa pengaruh yang baik untuk anakku yang bandel itu. Lagi pula mereka sangat sopan dan penurut, mereka bahkan makan dengan baik"

YOU ARE S3 ✔ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang