SUNYI mengiringi langkah kaki Jinyoung, bergegas ia mencari cafe dengan tulisan 'The Next Door' dibagian depannya. Nafasnya mulai terengah-engah karena berlari tanpa henti sejak sekitar sepuluh menit yang lalu. Mungkin itu tidak penting bagi Jinyoung, yang terpenting sekarang adalah menemukan Jisoo, Hyunjin, dan Yejin.
Jinyoung melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Pukul sebelas lebih lima puluh delapan menit, artinya sisa dua menit lagi sebelum pergantian hari. Peluh dipelipisnya mulai berjatuhan, bukan hanya karena kelelahan tapi juga karena kekalutan dan kekhawatirannya yang terlampau besar.
"Sial! Dimana letak cafe itu"
Satu menit berlalu. Tidak ada banyak waktu bagi Jinyoung untuk mencari lebih jauh, sampai akhirnya ia menemukan sebuah cafe tua dengan desain yang cukup klasik. Pada bagian pintu cafe terdapat sebuah papan yang bertuliskan 'The Next Door'. Benar, Jinyoung terlambat menyadari jika kode 'door' yang ia temukan pada secarik kertas diruang makan berhubungan dengan petunjuk terakhir.
Cafe yang menjadi tempat ia dan Jisoo bertemu untuk yang pertama kalinya bernama 'The Next Door Cafe'. Cafe tersebut tidak menaruh nama pada bagian atas melainkan pada pintu utama cafe itu sendiri. Itulah kenapa kode 'door' diperlukan untuk memecahkan petunjuk terakhir.
"Itu dia"
Jinyoung berlari ke cafe itu, ia memutar knop pintu tapi usahanya gagal karena pintu cafe tersebut dikunci dari dalam. Memang tidak mengherankan jika pemilik cafe sengaja mengunci pintu, jadi apa boleh buat. Namun Jinyoung tidak menyerah, ia sangat yakin jika anak dan isterinya ada didalam sana.
"Jisoo-ahh!!" teriak Jinyoung sembari menggedor pintu.
Sesekali Jinyoung juga mendobrak pintu cafe dengan harapan papan kayu berwarna cokelat tua itu bisa terbuka. Sialnya, pintu tersebut tak kunjung terbuka. Sepertinya kunci pintu dirancang lumayan kuat agar tidak ada pencuri yang masuk kedalam sana.
Pada percobaan yang kesekian kali barulah pintu yang terbuat dari kayu jati itu terbuka. Jinyoung berhasil mendobrak pintu cafe dan secepat mungkin masuk kedalam cafe.
"Aaaaaa!!"
Suara teriakan perempuan terdengar nyaring dari arah balkon lantai dua cafe. Sedetik kemudian Jinyoung kembali mendengar suara teriakan anak kecil dari arah yang sama. Pikiran Jinyoung terlampau kalut, matanya memerah karena desakan air mata. Ia sangat yakin jika yang barusan adalah suara Jisoo dan Hyunjin, hatinya berkata jika mereka memang sedang ada dilantai dua cafe.
Ketika ia melihat jam tangan, hatinya bertambah gusar karena sudah pukul 12 lebih satu menit. Artinya yang barusan bukanlah halusinasi tapi memang kenyataan, sebab yang Jinyoung tahu batas yang diberikan si penculik adalah sampai pergantian hari.
Ia sangat berharap masih sempat menyelamatkan Jisoo, Hyunjin, dan Yejin sebelum semuanya terlambat.
"Jisoo-ah!!!"
Jinyoung tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika sampai terjadi sesuatu pada mereka. Tanpa memperdulikan langkahnya, Jinyoung bergegas naik ke balkon lantai dua.
Saat tiba dilantai dua, Jinyoung menemukan sebuah pintu yang membatasi ruangan dengan balkon. Sama halnya dengan pintu pertama, pintu ini juga terkunci. Ia mengerahkan semua daya kekuatan yang ia miliki untuk mendobrak pintu itu.
"Sial"
Pintu itu masih belum bisa terbuka. Jinyoung tampak kesulitan karena kekalutan hati membuat otot-ototnya melemah. Namun bagaimanapun Jinyoung tetap berusaha. Ia tidak peduli jika tulangnya nanti akan retak karena terlalu keras menghamtam pintu, yang ia pedulikan hanyalah keselamatan keluarga kecilnya, sungguh ayah dan suami yang sangat bertanggungjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE S3 ✔ [COMPLETED]
Romance[PJY-KJS] "Kau adalah alasanku kembali lagi kedunia ini, jadi jangan pernah tinggalkan aku" -pjy- "Kau adalah alasanku bertahan didunia ini, jadi jangan sakit dan jangan pernah terluka" -kjs- Sequel YOU ARE Genre : Romance, Fanfiction, Comedy © pepi...