[Mayuzumi x Reader] <2>

976 107 2
                                    

Setelah pertemuan mereka di atap, mereka sekarang sering bertemu di sekolah ataupun di luar sekolah, entah ini takdir atau apa.

Awalnya hanya Mayuzumi yang memiliki perasaan kepada [Name] dan ia tutupi dengan wajah datar andalannya itu selama di dekat [Name].

Lama-kelamaan [Name] juga mulai menyimpan rasa kepada Mayuzumi, setiap kali di dekat Mayuzumi selalu jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, wajahnya akan memerah jika ia menatap wajah Mayuzumi lama-lama, ataupun yang lainnya.

Dan hari ini, entah apa yang dipikirkan [Name]-- sekarang ini ia berencana untuk menjauhi Mayuzumi untuk menghindari gejala-gejala di atas.

-= Saat Istirahat =-

Kantin penuh dipadati dengan murid yang tengah kelaparan, bahkan ada yang sampai pingsan karena tertindih seseorang saat tengah antri roti isi spesial dari sekolah ini.

Kau yang telah mendapat makanan kini tengah duduk tenang di meja paling pojok, yang jarang diduduki siapapun, kau menghela nafas pasrah kini kau sendiri, temanmu yang menemanimu sedang ada urusan sehingga kau ditinggalkan sendiri di sini.

Menatap kearah sekitar sebentar, berharap tidak ada si surai abu-abu lewat di hadapanmu, dengan segera kau habiskan makananmu sambil menggerutu supaya si abu-abu itu tidak ada.

Tapi kini Dewi Fortuna tidak memihakmu, Mayuzumi kini tengah menatapmu datar, "[Name]." Sapanya lirih tapi masih terdengar di telingamu.

Kau yang tengah menghabiskan makananmu itu langsung berdiri dari kursi dan berjalan mengabaikan Mayuzumi yang bingung, Kenapa kau berperilaku seperti itu.

Rencana bagian pertama berhasil.

-= Pulang Sekolah =-

Langit mulai berubah menjadi warna orange, burung-burung kembali ke sangkarnya. Kau melangkahkan kakimu menuju gerbang masuk ke sekolah sambil memperhatikan sekitar dengan khawatir.

Melihat tidak ada tanda-tanda ada 'dia' kau langsung melesat dengan cepat ke gerbang dan menelpon sopirmu berharap agar sopir itu segera ke sini dengan cepat.

Kau hentakkan kakimu tak sabar, sudah lima menit kau menunggu sopir jemputanmu itu tapi tidak muncul-muncul, gumaman-gumaman tentang sopirmu mulai kau luncurkan dengan penambahan nama Mayuzumi itu.

Kenapa lama sekali apa kau sudah sampai tapi kau tidak kelihatan? Apa kau Mayuzumi hah?! Pikirmu ngawur.

Tidak mungkinkan kau dijemput oleh makhluk halus, dan ini masih lima menit kau di sini, sebenarnya kau tenang-tenang saja kemarin saat sopirmu menjemput bahkan sampai telat lima belas menit, dan kau biasa saja.

Tapi kali ini tidak, entah kenapa kau sungguh kesal mungkin karena rencanamu menjauhi Mayuzumi itu yang membuatmu begini? Ya itu bisa jadi.

Kau melihat jam tanganmu sudah empat menit berlalu, Kenapa sopirmu itu sangat lama? Apa sopirmu harus makan atau ada panggilan alam?!

Menyapu pandangan ke arah sekitar sambil mulut yang masih bergumam tapi bukan gumaman yang tadi ini lebih ke keinginan supaya Mayuzumi tidak ada di sini yang kau ucapkan berulang kali sampai seperti mantra sihir yang kau rapalkan.

Dan saat kau melihat ke belakang, bingo! Mayuzumi ada di sana dengan tangan yang memegang light novel dan pandangan yang masih terfokus pada light novel.

Mayuzumi yang sadar tengah ditatap olehmu langsung mengadahkan pandangan ke arahmu, kau buru-buru mengalihkan pandanganmu ke arah depan lagi, tampaknya Dewi Fortuna memihakmu saat ini.

Tepat saat Mayuzumi ingin mengucapkan sesuatu, mobil jemputanmu langsung ada di sana, kau langsung saja menaiki tanpa berbicara apapun pada Mayuzumi, Mayuzumi yang datar tampaknya jauh di lubuk hatinya kini tengah sakit atau kesal karena diabaikan olehmu, Mayuzumi mendecih kesal.

Sudah satu minggu penuh kau lakukan ini pada Mayuzumi, Mayuzumi sepertinya sudah tidak tahan dengan perilakumu langsung datang ke kelasmu dan menarik pergelangan tanganmu membawamu ke atap sekolah.

Setelah sampai di atap sekolah Mayuzumi langsung meng-kabedonmu, kau tidak tahu harus apa wajahmu memerah melihat perilaku Mayuzumi terhadapmu.

"Jadi, Kenapa kau satu minggu ini?" Tanyanya dengan datar tapi dikelilingi dengan aura intimidasi yang membuatmu bergidik ngeri.

"A-apa maksudmu senpai?" Tanyamu dengan gugup.

"Jangan berpura-pura [Name], Kenapa kau menjauhiku?"

[Name] menunduk membuat Mayuzumi bingung, dipegangnya dagumu dan diangkatnya, "Jangan menunduk." Ucapnya dengan akhir senyuman kecil di wajahnya.

Belum sempat [Name] berkata maaf, Mayuzumi sudah mengatakan itu membuat [Name] sedikit membelalakkan matanya.

"Jangan jauhi aku lagi, tolong." Ucap Mayuzumi dengan suara pelan.

"Aku mencintaimu." Ujarnya lagi kepada [Name].

"A-aku juga mencintai, Mayuzumi-senpai." Mayuzumi memeluk [Name] yang disambut hangat oleh [Name].

"Panggil aku Chihiro."

●END●

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang