[Hayama x Reader]

1.6K 107 15
                                    

College AU! Hayama x reader slight Reader x Mayuzumi

===

Hayama POV [Start]

"[NAME]!" Teriakku tatkala gadis dengan surai [H/c] dengan iris [E/c] tak kunjung keluar dari apartemennya, tak mungkin juga aku masuk saja ke apartemennya bukan? Kalau sampai aku masuk sudah dipastikan aku akan mendapat 'oleh-oleh' darinya.

"KALAU KAU TIDAK MUNCUL AKU AKAN MENINGGALKANMU!" Ku melirik pemuda di sebelahku berusaha mengisyaratkan aku butuh bantuan untuk menghadapi gadis itu.

Pemuda itu-- Mayuzumi mulai menutup bukunya dan menghela nafas. Diketuknya pintu apartemenmu itu dengan datar.

"[Na]--." Belum sempat Mayuzumi mengatakan lagi [Name] sudah membuka pintu apartemennya, beruntung Mayuzumi tidak mencium pintu yang dibuka [Name].

Surai [H/c] yang digerai dengan hiasan sebuah pita kecil berwarna [Fav.color] menambah kesan manis dalam dirinya. Eh? Apakah aku baru saja menyebut dirinya manis?

Kurasakan perlahan-lahan pipiku memanas membuat [Name] mengerutkan keningnya heran, "Kau kenapa Koutarou?" Tanyanya.

"Aku tidak apa apa." Ucapku dengan cepat.

"Kalau begitu ayo berangkat." Mayuzumi berkata dengan datar dibalas anggukan olehku dan juga [Name].

Hayama POV [End]

Tiga orang itu berjalan beriringan, canda tawa tak jarang lolos dari mulut mereka. Bagi yang baru melihat mereka mungkin aneh seorang gadis dikelilingi oleh pemuda yang bahkan seorang pemain basket dan terkenal di kampusnya.

Bukan karena mereka atlet juga mereka juga dianugerahi sebuah wajah yang tampan sehingga tak jarang mereka-- Hayama dan Mayuzumi mempunya sebuah penggemar.

[Name] hanya teman masa kecil mereka jadi tak jarang mereka bermain bersama dan bahkan menginap, sejak kecil mereka memang sudah dekat, entah keberuntungan dari mana mereka masih bertahan hingga sekarang.

Tapi apakah hanya ada 'persahabatan' di antara mereka, Tentu saja tidak karena, Mungkin mereka telah mencintai seseorang bukan?

Dan sekarang itulah yang dirasakan Hayama Koutaro, pemuda dengan surai kuning ini kini telah jatuh cinta, jika saja ia bisa mengungkapkannya, tetapi itu tidak mungkin. Sebelum dicoba.

Seorang gadis dengan surai hitam berlari menghampiri mereka dan menepuk pundak [Name] sontak [Name] melihat ke arah belakang.

"Miya!" Ucapnya terkejut ia sudah tau kedatangan seorang gadis bernama Miya tadi. Dengan sedikit aura mencekam di antara [Name] Miya perlahan menjauh sedikit dari [Name], 'menjaga jarak aman' pikirnya.

"O-Ohayou [Name], Mayuzumi-san, Hayama-san." Ucapnya dengan senyuman kaku.

"Ohayou mo." Ucap Mayuzumi dan Hayama bersamaan yang berbeda hanya cara mereka mengekspresikannya saja jika Hayama akan menampilkan senyumannya itu, maka lain dengan Mayuzumi yang masih saja dengan wajah datarnya itu.

Miya-- gadis itu mulai ikut berjalan dengan mereka, surai hitamnya dan juga iris birunya, mungkin semua yang pertama mengenal gadis itu akan dicap sebagai pendiam tapi nyatanya tidak, hanya saja dia kurang bisa dalam berinteraksi.

Mereka mulai berpencar masuk ke kelasnya sendiri-sendiri, Mayuzumi bersama Miya sekelas sama dengan Mayuzumi dan Miya Hayama dan [Name] juga sekelas.

-=Skip=-

Kelas mereka sudah selesai, [Name] milirik ke arah Hayama sekilas mengisyaratkan untuk menemuinya sebentar, Hayama mengangguk pemuda dengan surai kuning itu mendekati [Name].

"Aku akan mengungkapkannya sekarang." Kata [Name] dengan senyumnya, Hayama termenung sesaat.

Hayama tersenyum, bukan sebuah senyuman kebahagiaan hanya sebuah paksaan, dirinya sudah tak mampu berkata-kata lagi, 'ini yang terbaik bukan?'.

"Semangat ya, [Name]-chan!"

[Name] mengangguk dan segera menuju ke gerbang tempat biasanya mereka bertemu, senyumnya dari tadi tidak bisa ia sembunyikan terpampang jelas di wajahnya.

Saat ia melewati aula betapa terkejutnya [Name] tenggorokannya kering tidak bisa berkata apapun terhadap kejadian tersebut, sesorang yang dicintainya telah,

Mencintai seseorang, dan orang tersebut ialah sahabatnya sendiri.

Air matanya tumpah membasahi wajah cantiknya, segera ia saja ia berlari menjauh dari mereka, nafasnya terengah-engah bersamaan dengan itu air matanya terjatuh.

Sedangkan Hayama sekarang salah satu tangannya kini telah berwarna merah-- darah dengan sebuah tembok di sampingnya yang sedikit retak karena pukulannya itu.

Mereka sama-sama menyesalinya keduanya sama-sama mencintai orang yang bahkan tidak mencintai mereka.

Mereka sama-sama patah hati, patah hati yang sama karena merelakan orang yang dicintainya.

Mereka hanya orang patah hati, mereka hanya menyesali tidak berniat untuk memperbaiki, mereka hanya ingin bertindak aman tidak berniat untuk langsung mengungkapkan.

Tapi mungkinkah, dua orang yang patah hati bisa bersatu?

●END OR NO●
Gantung ya, ini mau lanjut apa nggak?
Special tag : saltyfluous

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang