"[Name]!" ucap seseorang dengan tegas, surai merahnya menarik perhatian orang disekitarnya, begitu juga iris dwi warnanya tersebut. Iris dwi warnanya tersebut sibuk mencari seseorang gadis, yang telah lepas dari genggamannya tersebut.
Ia lupa kalau ini hari libur, pantas saja pengunjung di taman bermain ini meningkat drastis. "[Name]!" ucap pemuda tersebut dengan berteriak, ia tidak begitu peduli dengan cibiran beberapa orang yang lewat.
Ia sudah mencoba menghubungi [Name] tetapi nihil, ia tidak menemukan hasil.
Pikirannya kalang kabut karena [Name], ia mencoba tenang. Namun, selalu saja terbayang [Name] berada di dalam bahaya.
-=-
Gadis bersurai [H/c] itu bingung, ia sudah berpencar dengan kekasihnya yang mengajaknya ke sini. Iris [E/c] terus saja menelusuri setiap orang yang ada. Lagipula [Name] itu pendek untuk ukuran anak SMA, tak jarang ia dikira anak kecil karena tinggi badannya tersebut.
Ia sudah mencoba untuk berteriak, tapi suaranya itu tidak mungkin sampai ke Akashi--pemuda dengan surai merah dan juga iris dwi warna.
Ia ingin menghubungi Akashi. Namun, sayang handphone-nya tersebut sudah mati.
Gadis bernama [Full Name] tersebut akhirnya duduk di salah satu bangku yang disediakan di taman bermain. Ia mencoba tenang, ia tahu Akashi akan datang.
Ia sangat takut, ia sejak kecil tidak pernah keluar dari rumahnya, sehingga ia sangat takut saat melihat banyak orang.
"Hiks hiks, Sei-kun." [Name] menangis, ia berharap agar Akashi berada di sini, karena biasanya Akashi yang akan menenangkannya saat ia menangis, ia adalah gadis lemah.
Akashi berlari tanpa arah, ia sangat panik, ia baru sadar karen [Name] takut dengan keramaian, sungguh ia kekasih yang sangat bodoh, membiarkan [Name] sendirian, di taman bermain.
Iris matanya terkejut saat melihat gadis dengan surai [H/c] yang tengah duduk di bangku dengan menangis. Akashi tersenyum kecil, dan jauh di lubuk hatinya is merasa bersalah karena sudah membuat sang kekasih tersebut menangis.
Akashi berjalan menuju [Name], dan merengkuhnya, [Name] tersentak saat kedua tangan besar merengkuh tubuhnya, ia menoleh, Akashi ada di sana.
Akashi mengelus surai [H/c] gadis tersebut, "Tenang, aku ada di sini jangan menangis sayang."
"Aku selalu berada di sisimu jadi jangan khawatir, jika kita berpisah tenang saja kau tenang dan menunggu, maka aku akan datang menyelamatkanmu selayaknya pangeran dalam dongeng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Fanfiction[ C H A R A C T E R A N I M E X R E A D E R ] «Haikyuu «Attack On Titan «Kuroko no Basket «AnKyou «Other Happy reading! -¦ Please Vote and Comment ¦-