Page 7. Perhatian dari lelaki keras kepala

392 15 0
                                    

Saya tau kalian pasti bukan orang yang tidak menghargai karya penulis.

Jadi, hargai tulisan saya dengan memvote dan follow untuk update terbaru!

-

Dia yang berhasil memikat hati.

﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏

.

Mendengar tawaran yang diucapkan Laskar membuat irama jantung Byla berantakan, langsung saja ia menepis lengan Laskar dan berkata, "Enggak, gua bisa sendiri." Tolaknya kasar, tak mau jika jantungnya harus copot karena berdegup terlalu cepat. 

"Yaudah ini batagornya", dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Laskar memberikan satu piring berisikan batagor lengkap dengan saus kacang dan jeruk nipis diatasnya. Setelah memberikan piring tersebut, kini pandangan Laskar beralih pada kedua lutut Byla yang kini masih tertutup perban dan plester sebagai perekat.

"Sakit banget ya kakinya?", Masih dengan aksinya memperhatikan perban yang kini berada di kaki gadis yang sangat ia kenal itu, Laskar menanyakan keadaan Byla. Takut jika gadis itu masih merasakan perih pada bekas luka yang ia dapatkan pagi tadi.

"Sedikit", Jawab Byla yang kini mulai menyantap batagor pemberian Laskar.

"Enak ya?, lahap banget makannya." Laskar saat ini beralih memperhatikan Byla yang sedang melahap batagor dengan pipi yang mengembang, sebab banyaknya batagor yang masuk kedalam mulutnya. "Kalau lagi laper, semuanya enak." Byla yang masih sibuk menggunyah, menjawab cepat ucapan Laskar, lalu melanjutkan kegiatan melahap batagor yang ada di piring tanpa ada yang tersisa barang sedikitpun.

Melihat gadis itu yang masih dengan semangatnya menghabiskan makanan yang ada di piring, Laskar kemudian mengambil satu gelas berisikan air putih yang tadi sempat ia ambil di Kantin. "Pelan-pelan, ini minum dulu coba." Titahnya sambil menyuguhkan gelas tersebut pada Byla.

Byla yang juga merasa tenggorokannya kering, menerima gelas berisi air putih itu dengan senang hati, lalu meminumnya tanpa sisa, sebab mulai dari suapan pertama ia memang belum meneguk satu tetes air minum, 

"Makasih ya."

﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏

Sore harinya saat pulang, Byla diantar pulang Laskar dengan sepeda motornya. Mereka juga sempat menikmati angin sore yang hawanya sangat mendukung. Oh iya, Byla tidak menghabiskan sisa harinya di ruang UKS, tadi setelah ia menghabiskan batagor pemberian Laskar, ia beranjak ke kelas sambil dibantu oleh teman sekelasnya. Setelah itu, ia-pun mengikuti pembelajaran sampai bel pulang berbunyi.

"Mau langsung pulang?", Laskar yang masih memegang kemudi menolehkan pandangannya ke samping agar suaranya dapat terdengar oleh gadis yang kini sedang memejamkan mata, menyambut angin menerpa dirinya. "Enggak, di rumah juga nggak ngapa-ngapain."

"Sama."

"Eumm, makan mie ayam yuk?" Laskar yang kebetulan saat itu perutnya sudah keroncongan, merasa ingin sekali menyantap satu mangkok mie ayam lengkap dengan sambel dan es teh manis di sampingnya. "Ayooo!!", Dengan semangat penuh, Byla mengangkat kedua tanggannya seraya bersorak kegirangan.

"Oke-oke, ke tempat mie ayam!".


﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏


Ditemani dengan angin malam yang menusuk tulang, baik Laskar dan Byla kini tengah asik menghambiskan satu mangkok yang berisi mie ayam dengan porsi besar. "Enak deh, kapan-kapan kesini lagi yuk!", Masih dengan seragam sekolah, rambut yang di gerai, jaket yang memeluk tubuh dan, perban yang menghiasi kedua lutut, Byla sangat bersemangat mengajak Laskar untuk makan di tempat ini lain waktu. Karena tak bisa bohong, memang rasa mie ayam ini sangat lezat.

"Iya, lain kesempatan kita kesini lagi deh." Ucap Laskar sehabis meneguk satu gelas air putih. Tak lama setelah itu, kegiatan mereka berakhir. Perut yang sudah terisi membuat mereka beralih dengan aksi yang sudah siap untuk pulang ke rumah. Laskar sangat berhati-hati dalam perjalanan pulang, membawa sepeda motornya dalam kecepatan standar. Tak mau jika angin malam, makin menyelimuti tubuh gadis yang tengah ia boncengi itu.

Isi pikiran Laskar kini terpenuhi oleh semua niat yang ingin ia sampaikan pada gadis yang sedang mengedarkan pandangannya pada pemandangan kota malam. Sudah dari kemarin ia coba rangkai kata agar niatnya ini terwujudkan, tapi tetap saja ia tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya. "Kok lo diem aja Kar, ada apa?", Byla yang berada di belakangnya mulai merasa aneh dengan perubahan sikap yang mendadak dari lelaki bernama Laskaran itu.

"Oh enggak, kekenyangan jadi sakit perut gitu." Balasnya beralasan. Laskar tidak merasakan sedikitpun sakit pada perutnya. Yang ia rasakan saat ini adalah perasaan gugup tentang semua kata-kata yang ia pendam sekarang. Byla yang kemudian menerima jawaban Laskar hanya diam tanda mengerti. Keduanya pun kembali diam dalam perjalanan pulang, tak ada sepatah katapun yang keluar sampai sepeda motor Laskar berhenti sempurna di depan rumah Byla.

Setelah melepaskan helm, Byla memutuskan segera berpamitan, tak mau lelaki itu sampai rumah larut malam karenanya. "Makasih ya buat hari ini, lo pulang deh udah malam juga." Mendengar hal itu, Laskaran terkekeh pelan sambil menggeleng, "Jadi gua diusir nih?", Balasnya dengan nada jahil. "Eh, enggak gitu.. ini udah malam, gua takut lo sampai rumah malam banget." Jelas Byla sambil merapihkan rambutnya yang tertiup angin.

"Iya-iya, gua pulang kok. Tapi, gua pengen ngomong sebentar." 

Jantung Byla mendadak bekerja lebih cepat, dalam hatinya ia bergumam, "Hah?, apaan. Mau ngapain nih cowok? nembak gua kah?!, hah?!. Astaga gua harus jawab apanih? terima atau tolak?!".

"Byla, By, shut Byla!", lelaki yang saat ini sedang berdiri di hadapannya mulai melambai-lambaikan tanggannya. Mencoba mengambil perhatian gadis bernama Arshabyla Jemima sebab, saat ini gadis itu mendadak melamun tanpa alasan.

"Hah? oh!, iya mau ngomong apa?", Perempuan itu sedikit terkejut karena aksi yang dilakukan Laskar, Akhirnya Byla kembali fokus pada pandangannya menghadap Laskar yang saat ini tengah bersiap melontarkan perkataannya.

"Gua dapat job dari salah satu perusahaan buat bikin majalah yang isinya editing hasil photo taking gitu. Gua butuh model buat first job gua. Kira-kira lo bersedia nggak buat bantuin gua?, tenang aja, gua bayar kok." Itu yang Laskaran pikirkan sedari tadi. Akhirnya semua kalimat yang tadinya menjadi sumber kegelisahan bagi Laskar, tertuju semua pada ucapannya, membuatnya merasa lega karena sudah hilang kegugupannya. Dilain sisi, Byla serasa dipukul kenyataan karena telah mengada yang tidak-tidak. Ia terlalu berekspektasi banyak hal, padahal lelaki di depannya ini tak ada maksud apa-apa.

"Oh iya, boleh kok boleh. Lagi pula, kita kan harus belajar bareng akhir minggu ini, nanti setelah belajar kita photo taking deh." Jawab Byla setuju dengan permintaan yang Laskar tawarkan. Bernapas lega, Laskar akhirnya bisa tersenyum puas saat mendengar jawaban dari Byla.

 "Makasih ya Byla. Kalau nggak ada lo, pasti gua udah kebingungan harus gimana. Pokoknya lo sehat-sehat deh ya, sana masuk, anginnya udah mulai kenceng, sampai ketemu besok di sekolah. Gua pamit ya." Sambil memakai kembali helm yang tadi sempat ia lepas, Laskar kemudian mulai menyalakan mesin kendaraanya saat Byla mengangguk dan melambaikan tangan tanda perpisahan kepadanya.

"Salam buat Mama ya, Hati-hati." Kata Byla setengah teriak kala lelaki itu sudah berjalan menjauh meninggalkan perkarangan rumahnya.

.

"Gua nggak mungkin suka sama dia kan?".

﹏ It's ⓐⓛⓦⓐⓨⓢ You ﹏

Halo semua! Ketemu lagi di page 7. Terimakasih atas apresiasi, kritik dan sarannya. Terus temani cerita ini sampai page terakhir ya!, jangan lupa untuk vote dan follow demi kebahagian author yang karyanya selalu diapresiasi!.

Sekali lagi Terimakasih dan sampai bertemu di page selanjutnya. 

It's always youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang